KALBAR SATU – Harga emas berbalik arah dengan meluncur dua persen pada akhir perdagangan Jumat kembali berada di bawah level psikologis 1.900 dolar, Sabtu pagi WIB 26 Februari 2022.
Hal itu setelah invasi Rusia ke Ukraina memicu perubahan tajam di pasar logam mulia dan investor bereaksi terhadap harapan bahwa ketegangan geopolitik di Ukraina dapat mereda.
Diketahui bahwa Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, anjlok 38,7 dolar AS atau 2,01 persen menjadi ditutup di 1.887,60 dolar AS per ounce. Pada Kamis (24/2/2022).
Kemudian untuk patokan emas berjangka sempat melonjak ke level tertinggi Januari 2021 di 1.976,20 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Harga Emas Naik Tipis, Jika Dibawah 1.780 dolar AS Bisa Berbahaya
Tak hanya penurunan hari ini, juga harga emas Comex bulan depan juga merosot 0,6 persen pada minggu ini untuk penurunan mingguan pertama sejak 21 Januari, ketika menetap di 1.784,90 dolar AS per ounce.
Kabar teranyar bahwa Rusia menyebutkan bersedia bernegosiasi. Berita itu membantu meredakan permintaan emas untuk tempat berlindung.
“Kami pikir penurunan harga terlalu dini, ada risiko eskalasi lebih lanjut dalam konflik dan bisa jadi hanya koreksi sementara,” kata Analis Commerzbank Daniel Briesemann dikutip dari Antara.
Baca Juga: Harga Emas di atas 1.900 Dolar, tertinggi sejak Juni
Bahkan juga beberapa pelaku pasar percaya sanksi yang dijatuhkan oleh Barat terhadap Rusia tidak cukup keras, Briesemann menambahkan.
Namun di sisi lain, Harga logam safe-haven menguat lebih dari 3,0 persen ke level 1.973,96 dolar AS di sesi terakhir usai Rusia menyerang Ukraina. Mereka mundur lebih dari 90 dolar AS dari tertinggi Kamis (24/2/2022).
“Kenaikan dramatis yang diikuti oleh penurunan dramatis sangat dimotivasi secara teknis,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
Baca Juga: Harga Emas Batangan Antam Kamis 27 Januari 2022 Anjlok Jadi Rp 938.000 per Gram
Selain itu, Rebound di pasar saham global juga membebani logam safe-haven, juga ketika analis memperkirakan volatilitas pasar akan tetap tinggi.
“Premi risiko dan permintaan safe haven akan terus mendukung emas, tetapi kenaikan dibatasi oleh kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS Maret ini,” kata Kepala Strategi Pasar Komoditas Bank of China International, Xaio Fu.
Kemudian Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan yang dirilis pada Jumat (25/2/2022) juga menekan emas.
Diinformasikan bahwa Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa belanja konsumen AS, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, melonjak 2,1 persen pada Januari setelah turun 0,8 persen pada Desember, mengalahkan ekspektasi pasar.
Juga untuk Departemen Perdagangan AS juga melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama AS melonjak 1,6 persen pada Januari, jauh lebih besar dari yang diperkirakan para analis.
Kemudian untuk harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 69,3 sen atau 2,8 persen, menjadi ditutup pada 24,017 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 12 dolar atau 1,13 persen, menjadi ditutup pada 1,050,10 dolar AS per ounce.
Sumber: ANTARA