Kurs Ringgit ke Rupiah Hari Ini, 13 November 2025: Ringgit Menguat, Rupiah Tertekan?

Kurs ringgit ke Rupiah, Sumber Foto : Istimewa
Kurs ringgit ke Rupiah, Sumber Foto : Istimewa

KALBAR SATU ID, BISNIS – Nilai tukar ringgit Malaysia terhadap rupiah Indonesia menunjukkan tren penguatan dalam beberapa minggu terakhir, mendorong kondisi pasar valuta asing di kawasan turut bergerak lebih dinamis.

Berdasarkan data historis, pada awal November 2025 tingkat konversi tercatat berkisar 1 MYR Rp 3.995.

Bacaan Lainnya

Untuk tanggal 13 November, proyeksi dan tren yang tercermin dalam data menunjuk ke arah nilai tukar yang berada di kisaran tersebut, atau sedikit lebih tinggi. Pergerakan penguatan ringgit ini didorong oleh beberapa faktor fundamental, antara lain:

Pemulihan ekspor Malaysia dan penerimaan devisa yang membaik, membuat ringgit mendapat dukungan.

Baca Juga : Hotel Bintang Lima Pertama Hadir di Kubu Raya

Di sisi Indonesia, rupiah masih dihadapkan pada tekanan eksternal dan domestik, seperti aliran modal asing yang bergejolak dan defisit neraca dagang yang masih menjadi perhatian.

Sentimen regional yang mengarah pada penguatan mata uang Asean-lainnya juga turut memberi efek pada kendaraan tukar seperti ringgit terhadap rupiah.

Bagi pelaku pasar dan masyarakat umum, kondisi ini memiliki beberapa implikasi:

Pengiriman uang dari Malaysia ke Indonesia: Pekerja migran atau perusahaan yang mengonversi ringgit ke rupiah akan memperoleh nilai tukar yang relatif menguntungkan dibanding beberapa bulan sebelumnya.

Import dan ekspor antar negeri: Perbedaan nilai tukar ini dapat mempengaruhi cost competitiveness barang impor Malaysia ke Indonesia atau sebaliknya, juga mengubah margin para pelaku usaha lintas negara.

Investasi valuta asing: Meskipun ringgit menguat terhadap rupiah, namun investor tetap disarankan untuk berhati-hati karena volatilitas masih tinggi dan bisa dipengaruhi oleh faktor global seperti suku bunga, inflasi atau kondisi ekonomi Tiongkok.

Para pengamat menekankan bahwa meskipun ringgit berada dalam posisi yang relatif kuat saat ini, kondisi bisa berubah cepat mengingat faktor eksternal seperti fluktuasi nilai dolar AS, perubahan kebijakan moneter regional, atau pergeseran geopolitik.

Ikuti GOOGLE NEWS atau Join Channel TELEGRAM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan