KALBARSATU.ID – Ketua AJI Pontianak, Novantar Ramses Negara mengatakan, pihaknya menggelar diskusi Online dengan tema New Normal, solusi tetap produktif di tengah pandemi dengan menghadirkan empat narasumber dari akademisi, pemerintahan, kesehatan dan psikolog.
“Kegiatan ini merupakan agenda AJI Pontianak untuk menjawab setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Alhamdulillah, dalam pelaksanaannya, kegiatan diskusi ini bisa berjalan lancar, dimana setiap pemateri yang kita undang, mampu memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi peserta dan masyarakat yang notabenenya adalah Jurnalis, mahasiswa dan masyarakat umum,” kata Ramses yang juga bertindak sebagai moderator pada kegiatan tersebut, Rabu.
Menurutnya, dampak wabah virus Corona (COVID-19) tidak hanya merugikan sisi kesehatan. Virus ini bahkan turut mempengaruhi perekonomian negara-negara di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia dan Kalbar khususnya.
Ekonomi global dipastikan melambat, menyusul penetapan dari WHO yang menyebutkan wabah Corona sebagai pandemi yang mempengaruhi dunia usaha dan tatanan hidup masyarakat. Di Indonesia, pemerintah pusat dan daerah terus mencoba melakukan berbagai upaya untuk menekan dampak virus Corona ini, salah satunya dengan menerapkan New Normal yang mulai dilaksanakan pada Juni ini.
Kata “New Normal” pun beberapa pekan terakhir menjadi istilah yang sering kita dengar dan ini terus digaungkan pada sejumlah media lokal, nasional bahkan internasional. New normal dikatakan sebagai cara hidup baru di tengah pandemi virus corona yang angka kesembuhannya makin meningkat.
“Melalui diskusi ini, diharapkan kita sebagai masyarakat Kalbar bisa bersiap untuk menjalankan kenormalan baru, agar bisa tetap terus produktif ditengah pandemi yang terjadi,” kata Ramses.
Pengamat Ekonomi Kalimantan Barat Prof. DR. Eddy Suratman menyarankan agar pemerintah Provinsi Kalbar bisa segera menerapkan status New Normal untuk menghidupkan kembali sektor ekonomi di provinsi itu.
“Dengan adanya pandemi COVID-19 ini, perekonomian Kalimantan Barat masih bisa tumbuh meskipun tidak seperti biasanya yakni pada angka 5 persen. Untuk itu, kita perlu segera menjalankan New Normal, dan ini menjadi PR bagi pemerintah daerah,” kata Eddy saat menyampaikan materi pada diskusi online yang dilaksanakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak, Rabu.
Menurut guru besar Fakultas Ekonomi Untan tersebut, jika memenuhi aturan kesehatan maka capaian ekonomi di triwulan ketiga dan keempat bisa sampai angka tiga persen.
“Pertumbuhan ekonomi menjadi tantangan bersama. Pemerintah menyiapkan regulasi ditingkat bawah sementara masyarakat dituntut taat dengan protokol kesehatan yang diserukan pemerintah,” tuturnya.
Untuk itu, kata Edi, pemerintah dan masyarakat perlu membangun optimisme di tengah pandemi dan mampu menangkap setiap peluang yang ada di tengah pandemi ini. “Yang saya garis bawahi ialah kata kuncinya kepatuhan akan protokol kesehatan, karena ketika masyarakat patuh maka reproduksi efektif bisa mencapai angka di bawah satu,” katanya.
Ada pun yang harus dilakukan oleh pemerintah agar masyarakat bsia terus produktif dengan, menggerakan kembali UMKM untuk membantu pertumbuhan perekonomian. Hanya saja untuk mencapai itu, perlu ada jaminan pasar sistemik dan adanya kebijakan normal baru ini menyadari pasar lokal benar-benar bisa dijamin,” katanya.(*)