PONTIANAK, KALBAR SATU – Hari RA Kartini menjadi momen penting mengenang sejarah bagaimana perempuan Indonesia memulai kiprahnya dalam dunia pendidikan dan memulai emansipasi perempuan.
Berbicara tentang emansipasi perempuan, pasti tidak dapat dipisahkan dari sosok RA Kartini. Lahir pada 21 April 1879, Kartini berhasil mengangkat martabat kaum perempuan dengan memajukan pendidikan untuk mereka.
Tak khayal pula di Kota Pontianak, peran perempuan sudah mulai kelihatan dengan semakin maraknya organisasi Srikandi berbasis perempuan.
Ketua AMPG Kota Pontianak Akbar Ramadhan mengatakan, di Kota Pontianak peran perempuan sudah cukup besar dalam merambak dan mengambil kesempatan baik dari segi karier pekerjaan ataupun prestasi, misalnya di birokrasi kita sudah diberi kesempatan sebagai camat ataupun lurah yang diisi oleh peran perempuan.
“Bahkan kesempatan untuk berpolitik di parlemen pun sudah mulai banyak yang mencoba kesempatan namun saya rasa belum maksimal diisi oleh perempuan,” katanya.
Lebih lanjut Ia menyebutkan bahwa tidak nutup kemungkinan dari Kota Pontianak juga mampu menciptakan kualitas perempuan yang menjadi pemimpin kota kedepan, apakah itu sebagai orang nomor satu di Kota ini atau pun menjadi orang nomor dua.
“ Bukan persoalan nomor satu atau dua sebagai kepala daerah yang di isi oleh perempuan, namun memberikan kesempatan sosok perempuan dalam memimpin kota ini juga semestinya menjadi pertimbangan pemikiran dimasyarakat,” sebutnya.
Agar kedepan, tambah dia, keseimbangan gaya kepemimpinan yang kreatif, inovatif dan berkualitas dapat terwujud.
“Hari ini kita menyadari bahwa sosok yang kuat hanya dimiliki oleh satu figure, padahal apabila Kota yang luar biasa indah dan nyaman ini memiliki banyak figure yang menjadi panutan saya yakin kota ini akan semakin maju.”
Ibarat dalam rumah tangga, membangun sebuah keluarga tak lengkap rasanya apabila hanya seorang ayah, butuh sosok ibu dalam menopang keluarga. Begitu singkat analoginya,” katanya.
Kata dia, terkait figure perempuan di Kota Pontianak yang berani terjun ke ranah politik cukup banyak, namun tak banyak yang berani show up kemasyarakat, kemedia ataupun turun langsung ke lingkungan untuk mengetahui seberapa besar keluhan dan kesusahan masyarakat.
“Saya beri contoh seperti Anggota Dewan kita Ibu Bebby Nailufa yang hari ini berani terjun langsung kemasyarakat, memperjuangkan hak hak msyarakat kita guna membantu pemerintah kota dalam menangani dan menjawab persoalan di masyarakat.”
“Kita sebagai kaum muda kota Pontianak berharap kedepan banyak bermunculan sosok sosok yang memiliki karakter budi baik seperti Ibu Beby Nailufa tersebut sebagai politisi perempuan yang berani terjun dan berbaur dimasyarakat.”
“Begitu pula kita lihat sosok Ibu Walikota yang selalu dengan kreatifitas beliau menjadi suritauladan bagi kaum emak emak dalam berkreasi dan membina rumah tangga yang baik untuk menopang kesejahteraan keluarga. Dan masih banyak lagi sosok contoh perempuan perempuan kota Pontianak yang sejatinya mampu manjadi kartini bagi kaum muda di kota kita tercinta ini,” tambahnya.