KALBARSATU.ID — Berkontribusi dalam mendorong pendidikan lewat daring di masa pandemi, Rahmat Putra Yudha (36) meraih penghargaan sebagai Guru Terhormat di Bidang Pendidikan (Distinguished Teacher in The Field of Education) dari Internasional Education Summit & Award (IESA).
Penghargaan yang ia dapat karena kontribusinya dalam mendorong pendidikan di Indonesia lewat serangkaian program pembinaan dan pelatihan yang ditujukan untuk guru dan dosen di tanah air.
Melalui pengumuman penghargaan IESA 2020 yang diumumkan secara virtual oleh pada tanggal 20 Desember 2020 yang lalu. Nama Yudha terpilih salah satu penerima penghargaan sebagai guru dan dosen yang berkontribusi dalam bidang pendidikan.
Ia merupakan Guru bahasa Inggris di SMP Negeri 13 Pontianak. Dirinya berhasil menjadi salah satu yang terbaik dari sekian banyak pendaftar dari berbagai negara.
Penghargaan yang peroleh ini terdiri dari beberapa kategori.
“Dan saya berhasil meraih lewat kategori guru dan dosen yang berkontribusi dalam bidang pendidikan,” ungkap dia, Rabu 13 Januari 2021.
Berani mendaftarkan diri sebagai nominator penghargaan internasional ini setelah sekian lama terjun di dunia pendidikan. Beberapa tahun terakhir, ia aktif menginisiasi beragam program pendidikan dan pembinaan bagi guru dan dosen.
Organisasi Mata Garuda Kalbar yang ia pimpin, ia membuat kegiatan peningkatan kapasitas bagi tenaga didik, mulai dari pelatihan mengajar hingga menulis.
Pagelaran setiap tahun itu, kata dia, diikuti oleh banyak peserta dari kalangan dosen dan guru.
“Pesertanya bisa ratusan orang,” kata dia.
Ditengah pandemı Covid-19, langkahnya mendorong pendidikan Indonesia tak surut. Bahkan, kondisi pandemi, membuat aktivitas serba terbatas ide-ide baru bidang pendidikan ia keluarkan.
Melalui Virtual Education Academy (VEA) yang ia dirikan bertujuan sebagai wadah untuk melatih para tenaga didik yang menghadapi tantangan mengajar di masa pandemi Covid-19.
VEA, peraih gelar Master of Education Tesol University of Wollongong Australia itu, memberikan pelatihan secara virtual bagi para dosen dan guru, sekaligus memfasilitasi mengakses beragam infrastruktur penunjang aktivitas belajar mengajar secara daring.
“Kegiatan mendapatkan antusias yang sangat besar. Peserta yang ikut mencapai 3500 orang dari kalangan guru dan dosen. Mereka ikut pelatihan selama satu bulan secara virtual,” kata dia.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan, lebih banyak tenaga didik yang mempraktikkan kelas virtual untuk mengajar secara lebih optimal. Dengan memanfaatkan teknologi dan fasilitas yang ada, proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan maksimal.
“Apalagi di masa pandemi Covid-19, tuntutan bagi tenaga didik untuk melek digital kian besar,” tuturnya.
Dia berharap, banyak guru -guru yang memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar, sehingga mereka bisa bertransformasi ke arah digitalisasi pendidikan.
“Intinya mereka bisa melek digital, walau nanti mungkin proses belajar akan kembali dilakukan secara normal,” tutupnya.#