KALBAR SATU ID – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya sedang menyiapkan pelaksanaan retret gelombang kedua yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Bupati Kubu Raya, Sujiwo mengatakan, ada 123 kepala desa dan pejabat esalon lainnya di Kabupaten Kubu Raya yang perlu di ajak.
“Saya yakin walaupun singkat, ini akan berdampak. Kalau dampaknya positif, ini bukan yang terakhir. Akan ada kelanjutan. Kepala desa saya 123 orang, perlu saya ajak juga untuk satu frekuensi,” ujar Sujiwo saat menghadiri retret Pejabat Eselon III Kubu Raya, di IPDN Kampus Kalimantan Barat, Senin (19/05/25).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Sujiwo menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam birokrasi serta membangun budaya pelayanan publik yang berorientasi pada integritas dan keikhlasan.
Baca juga: Bupati Sujiwo: Retret Pejabat Kubu Raya Perkuat Komitmen Sebagai Pelayan Masyarakat
“Secara umum saya melihat kinerja ASN Kabupaten Kubu Raya patut diberikan apresiasi karena cukup baik. Tetapi masih ada potensi yang sangat besar untuk dimaksimalkan,” ucap Sujiwo.
Lebih lanjut, Sujiwo menyebut pentingnya perenungan dan kejujuran diri sebagai bagian dari proses perbaikan kinerja.
Ia berharap kesempatan retret dapat dimanfaatkan para peserta untuk merefleksikan peran masing-masing sebagai abdi negara dan pelayan publik.
“Ini seperti meditasi, (momen) perenungan yang mendalam. Karena ketika merenung, akan muncul kejujuran dalam hati: ‘saya sudah menjadi abdi negara yang baik atau belum’? Jika belum, maka harus segera diperbaiki,” ujarnya.
Sujiwo mengingatkan pentingnya pelayanan yang dilakukan dengan hati. Ia menyebut bahwa motivasi kerja yang bersumber dari kesadaran diri lebih kuat dan berkelanjutan dibandingkan kerja yang hanya karena pengawasan atasan.
“Ketika melayani, layanilah dengan hati. Insyaallah tidak akan terasa lelah. Tapi kalau melayani karena diawasi, itu temporer. Saya minta lakukan pelayanan dengan baik, pelayanan dengan hati,” katanya berpesan.
Sujiwo mengaku optimis bahwa meski pelatihan berlangsung singkat, dampaknya tetap akan signifikan karena narasumber dan metode pelatihan telah disiapkan secara matang.
Ia juga mengungkapkan bahwa inisiatif untuk mengadakan retret terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat mengikuti kegiatan serupa di Akademi Militer Magelang usai dilantik sebagai bupati beberapa waktu lalu. Retret yang ia ikuti, ucapnya, memberikan dampak besar pada pola pikir kepemimpinannya.
“Ketika saya ikut retret delapan hari, dampaknya luar biasa. Dari situlah saya membuat kebijakan pelatihan kepemimpinan ini. Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membentuk birokrasi yang profesional, responsif, dan berpihak pada kepentingan masyarakat,” pungkas Sujiwo.