Daerah

Gerakan Ekonomi Hijau Bersama Hadirkan Solusi Persoalan Lingkungan

1
Gerakan Ekonomi Hijau Bersama Hadirkan Solusi Persoalan Lingkungan
Gerakan Ekonomi Hijau Bersama Hadirkan Solusi Persoalan Lingkungan/ISTIMEWA

KALBARSATU.ID – Tidak hanya berpangku tangan, namun gerakan aksi nyata membangun gerakan ekonomi mandiri keluarga. Itulah yang tengah dilakukan tim Kreasi Sungai Putat di Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Ketua Kreasi Sungai Putat, Syamhudi, menyebut UP2K (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga) KSP ada tiga unit usaha pekarangan, kepsang dan arts cultur.

Advertiser
Banner Ads

“Yang menjadi fokus giat warga lima tahun ke depan. Dalam bungkus besar gerakan ekonomi hijau bersama. Artinya kita mencoba menghadirkan solusi dari persoalam lingkungan yang selamat seperti benang kusut dalam persepktif berbeda,” kata Syamhudi disela-sela kunjungan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie yang menyalurkan bantuan dari Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar kepada UP2K (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga) Kreasi Sungai Putat (KSP) berupa Batako, pasir dan Semen pada Senin, 14 September 2020.
Syamhudi yakin, dengan memafaatkan sesuatu yang dianggap polusi menjadi solusi. Harapan lainnya kedepannya , dengan masifnya Pekarangan-KSP akan mewujudkan cita2-cita kedaulatan pangan yang masih menyendat jalannya.

“Hal ini akan menjadi mungkin degan narasi logika yang kita temukan sejauh riset selama ini adanya keterhubungan satu sektor kesektor yang saling bertaut (siklus format alam),” kata

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutiemengapreasiasi apa yang sudah dilaksanakan oleh UP2K Kreasi Sungai Putat.

“Tadi kita juga banyak belajar dari pak Syamhudi,” ujar Yanieta Arbiastutie disela-sela kunjungan jajaran juga melihat aktivitas pada Sentra Budidaya dan pengembangan Maggot BSF di antaranya Pembuatan batik tulis, Budi daya Maggot BSF (black soldier fly) dan Pengolahan tanaman organik.

Dia menjelaskan, budi daya Maggot ini akan menekan limbah organik terutama limbah organik rumah tangga yang sudah lama menjadi permasalahan di masyarakat. Siklus hidup BSF secara total hanya sekitar 45 hari, mulai dari telur sampai ke lalat dewasa. Seekor lalat betina biasanya menghasilkan 500-900 butir telur. Sedangkan untuk mendapatkan 1 gram telur, membutuhkan setidaknya 14-30 BSF. Untuk 1 gram telur, akan mampu menghasilkan 3-4 kg maggot atau larva.

“Artinya, Budi daya Maggot BSF Ini bisa menjadi solusi bagi masyarakat kota Pontianak bagaimana mereka bisa mengolah sampah organik yang ada di rumah tangga untuk menjadi pakan ternak dan pupuk tanaman selain itu juga bernilai ekonomis, ” ujar Yanieta Arbiastutie.

“UP2K Kreasi Sungai Putat (KSP) ini bisa dijadikan percontohan bagi kecamatan dan kelurahan bagaimana memberdayakan masyarakat untuk mengolah sampah yang ada disekitarnya sehingga selain lingkungan bersih dan sehat hasil budi daya juga bisa menjadi sumber peningkatan ekonomi keluarga. Walaupun di pandemi COVID-19 gerak terbatas namun inovasi dan kreativitas tidak boleh terbatas, ” kata Yanieta Arbiastutie.

Lurah Siantan Hilir, Purwati, menyebut UP2K (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga ) adalah merupakan salah satu program yang sudah cukup lama digalakkan melalui PKK. Wanita berhijab ayu manis bilang, kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan kegiatan usaha keluarga khususnya kaum wanita yang tergabung melalui kelompok maupun perorangan.

“Sehingga secara bertahap diharapkan kaum wanita mampu menjadi wiraswasta yang handal serta membantu meningkatkan tumbuhnya kegiatan menuju keluarga yang sejahtera,” kata Purwati.

Dia berkata, UP2K KSP telah mampu menumbuhkan kegiatan-kegiatan kooperatif yang sederhana akan tetapi berhasil guna.
“Seperti pengolahan pisang menjadi alternatif makanan yang enak dan sehat, pemanfaatan limbah pengolahan makanan tadi dan sampah rumah tangga organik dengan menggunakan magot sehingga di dapat kompos, pupuk cair, dan hasil lain nya yg bernilai ekonomis,” kata Purwati.

Dari hasil penguraian limbah rumah tangga tadi, kata Purwati digunakan kembali untuk bercocok tanam dengan memanfaatkan pekarangan. “Kegiatan ini hendak nya dapatmenjadi contoh dan teladan bagi kita semua untuk melihat solusi dari hal-hal sederhana di sekitar kita,” kata Purwati. (*)

Exit mobile version