KALBAR SATU ID – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pontianak kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat provinsi. Sekolah ini berhasil meraih peringkat II dalam ajang Lomba Wajah Bahasa Sekolah Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen MAN 1 Pontianak dalam menumbuhkan budaya literasi dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan pendidikan.
Ajang bergengsi tersebut diikuti oleh berbagai sekolah dari seluruh Kalimantan Barat. Dalam hasil akhir penilaian, SDIT Al Mumtaz Pontianak berhasil menempati peringkat pertama, disusul MAN 1 Pontianak di posisi kedua, dan MAN Insan Cendekia (IC) Sambas di posisi ketiga.
Penganugerahan penghargaan berlangsung meriah pada Sabtu, 19 Oktober 2025, di Hotel Mercure Pontianak, dan menjadi momentum apresiasi atas dedikasi sekolah dalam membangun wajah bahasa yang santun dan berbudaya.
Baca juga: MAN 1 Pontianak Gelar LDKS untuk Cetak Pemimpin Muda Berkarakter
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, antara lain Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Kepala Disporapar Kalbar, Kepala Pusat Pengembangan Bahasa, Wakil Bupati Mempawah, serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, dr. Harisson, M.Kes. menyatakan dan mengucapkan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pemenang, peserta, panitia, serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan FTBI tahun ini.
Menurutnya festival ini bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi sebuah gerakan nyata dalam pelestarian bahasa ibu, yang merupakan bagian penting dari jati diri dan kekayaan budaya daerah kita.
Bahasa ibu yang ada di Kalimantan Barat adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya. Di balik setiap kata yang terucap dalam bahasa ibu, tersimpan nilai-nilai kearifan lokal, sejarah, dan cara pandang masyarakat yang telah diwariskan secara turun-temurun.
”Untuk itu, saya mengajak Jadikan bahasa ibu sebagai bagian hidup yang membanggakan, bukan sesuatu yang ditinggalkan karena dianggap ketinggalan zaman. Festival ini adalah langkah positif dan strategis untuk menumbuhkan rasa cinta anak-anak kita terhadap bahasa ibunya. Namun, upaya pelestarian tidak boleh berhenti di panggung lomba saja. Ia harus menjadi gerakan bersama yang terus hidup di tengah masyarakat. Semoga ke depan, FTBI dapat terus berkembang dan menjadi ruang bagi generasi muda kita untuk mencintai serta melestarikan bahasa ibu mereka.” ujar Harisson.
Suasana semakin semarak saat pengumuman pemenang, yang turut disaksikan oleh ratusan siswa dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA se-Kalimantan Barat.
Kepala MAN 1 Pontianak, Sholihin HZ, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini.
“Alhamdulillah, ini merupakan hasil kerja keras seluruh warga madrasah dalam menumbuhkan budaya literasi dan penggunaan bahasa yang baik dan benar di lingkungan sekolah. Semoga prestasi ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di MAN 1 Pontianak. Saya hanya menjadi perwakilan menerima hadiah ini tapi sesungguhnya ini adalah hadiah untuk tim teknis yang menyiapkan segala sesuatunya untuk lomba wajah bahasa sekolah dan hadiah untuk kami keluarga besar MAN 1 Pontianak,” ujar Sholihin HZ.
Lomba Wajah Bahasa Sekolah merupakan agenda tahunan Balai Bahasa yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan sekolah. Sekaligus mengapresiasi sekolah-sekolah yang berhasil menciptakan ekosistem literasi dan bahasa yang unggul. Selain lomba wajah bahasa sekolah, juga diumumkan kategori lomba pidato bahasa ibu, lomba melucu, lomba mengulas buku dan kategori lainnya.
Dengan prestasi ini, MAN 1 Pontianak kembali membuktikan eksistensinya sebagai salah satu madrasah unggulan di Kalimantan Barat dalam bidang literasi dan pembinaan bahasa.