KALBARSATU.ID – Petani padi di Desa Dusun Kecil Kecamatan Pulau Maya Kabupaten Utara membuka lahan (ladang) tidak dengan cara dibakar.
Petani Desa Dusun Kecil, Anes Mui mengatakan sudah sejak tahun 1981 petani di Desa Dusun tidak lagi membuka lahan dengan cara dibakar. Bahkan dikatakannya cara ini cukup berhasil, bila dibandingkan dengan cara dibakar.
“Sejak tahun 1981 petani di sini tidak dengan cara membakar lahan. Jadi lahan pertanian setelah ditebas kemudian diracun agar semak-semak yang sudah ditebas itu lapuk. Kemudian semak ini lapuk sekitar 1 minggu setelah diracun baru ditugal untuk ditanami padi,” katanya saat diwawancara, Minggu (23/8/20).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diakuinya bahwa cara berladang seperti ini cukup efektif, sebab semak yang sudah lapuk itu, selain bisa menyuburkan padi juga bisa mencegah tumbuhnya rerumputan liar yang bisa merusak padi.
“Padi di sini padi tahunan (tadah hujan), tapi tidak pindah-pindah, padi ditanam disekitar belakang kebun kelapa,” imbuhnya.
Ia juga menyebutkan sejauh ini hasilnya juga memuaskan, hanya saja persoalannya, kadang-kadang air asin dan lumpur itu masuk ketika musim banjir. Makanya sebagian lahan pertanian milik masyarakat ditanggul, agar air asin dan lumpur tidak masuk ke lahan pertanian.
“Kalau hasilnya tergantung masyarakat berapa luas menanam padinya, tapi kalau saya sendiri dengan luar 45 anggar bisa menghasilkan 4 ton lebih padi. Ada juga sebagian masyarakat yang memiliki lahan 20 anggar bisa menghasilkan 2 ton lebih padi,” katanya.
Ditemui di tempat terpisah Kepala Desa Dusun Kecil, Sopian membenarkan bahwa selama ini warganya yang berprofesi sebagai petani tidak lagi membuka lahan dengan cara dibakar.
“Betul kalau petani di Dusun Kecil cara bertani tidak lagi dibakar, kecuali lahan baru, tapi masyarakat sekarang bertani menetap, tidak lagi pindah-pindah. Sangat jarang bahkan sudah tidak pernah masyarakat membuka lahan baru untuk bertani padi,” ungkapnya.(Zub1)