PONTIANAK, KALBAR SATU – Rumah Perempuan dan Anak Kalimantan Barat bersama KPU dan Bawaslu gelar Webinar terkait Pemilu 2024, Rabu, 6 Oktober 2021 siang.
Webinar yang bertajuk “Eksistensi Perempuan dalam Efektivitas Pemilu Serentak pada Tahun 2024” dilaksanakan secara offline melalui platform zoom meeting.
Bahasan webinar tersebut adalah upaya pengulasan kembali pemilu serentak sebelumnya, dan sharing bagaimana persiapan pemilu serentak 2024 agar lebih efektif untuk mencegah adanya pelanggaran – pelanggaran.
Ketua Rumah Perempuan dan Anak Kalbar, Putriana, M.Pd sengaja menggelar webinar ini. Menurutnya, kegiatan ini diadakan untuk menggaungkan, tahun 2024 mendatang kita akan melaksanakan pesta demokrasi.
Baca Juga: Sukses Adakan Penelitian, Direktur KSEI CIES FEBI IAIN Pontianak: Hasilnya Siap Dibukukan
Baca Juga: Operasi Patuh Kapuas 2021 di Kota Pontianak
“Dan pesta ini mesti dimeriahkan oleh eksistensi atau keterlibatan perempuan, terutama kaum perempuan yang ada di Kalbar,” katanya.
“Karena banyak kepentingan perempuan yang mesti diakomodir dalam kebijakan politik di masa yang akan datang,” tambahnya.
Sementara, Komisioner KPU Kabupaten Sintang, Sutami (Narasumber) menjelaskan salah satu ciri dari Pemilu yang berintegritas adalah partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam seluruh rangkaian tahapan Pemilu.
“Dalam pemilu Kabupaten Sintang partisipasi perempuan dalam pemilihan meningkat pesat sebesar 83,76,” sebutnya.
Sedangkan Anggota KPU Kubu Raya Syf.Nuraini menyebutkan, dalam pemilu Kubu Raya tahun 2019, keterlibatan calon terpilih perempuan sudah terwakili dengan antusianya keikutsertaan perempuan pada tiap dapil di Kubu Raya.
Sementara Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kubu Raya,
Qomaruzzaman menuturkan, sebesar 30% eksistensi perempuan yang diimplementasikan dalam keterwakilan perempuan dibidang politik, berkaitan erat dengan partisipasi politik masyarakat.
“Banyak hal yang membuat rendahnya keterlibatan perempuan dalam pemilu,” ujarnya.
Sedangkan, menurut Anggota Bawaslu Sintang, Dian Astina sebagai narasumber terakhir dalam pengawasan, selama ini keterlibatan perempuan di dalam proses pengawasan pemilu masih rendah karena adanya kekhawatiran ketidaknyamanan penyelenggaraan pemilu.
“Perempuan merupakan bagian integral dari pendidikan politik dan secara evolutif dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik,” katanya.