PONTIANAK, KALBAR SATU – Kepala Bidang P2 Dinas Kesehatan dan KB Singkawang, Kalimantan Barat, dr Yuliani menyebutkan bahwa Kota Singkawang telah memenuhi 15 indikator penetapan zona merah COVID-19. Berdasarkan penentuan wilayah zona merah COVID-19 merupakan hasil dari penilaian oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) melalui 15 indikator.
“Ada 15 indikator dan 15 indikator ini Kota Singkawang ada semua,” kata Yuliana di Singkawang, Selasa.
Lebih lanjut ia menejlaskan, beberapa indikator yang dimaksud, diantaranya adalah tingginya angka positif COVID-19 di Kota Singkawang. Dimana hari ini saja total terkonfirmasi sudah berjumlah 1.381 kasus. Kata dia, penuhnya ruang isolasi pasien COVID-19 di seluruh Rumah Sakit di Kota Singkawang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Sebanyak 739 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kota Singkawang
Baca Juga: RSUD Kota Pontianak Pastikan Pasokan Aksigen Aman
“Ada tiga rumah sakit yang menyediakan ruang isolasi COVID-19, diantaranya RSUD Abdul Aziz, RSU Santo Vincentius dan Rumah Sakit Harapan Bersama (RSHB),” tuturnya.
Tempat tidur (TT) di ruang Isolasi di tiga rumah sakit tersebut menurutnya sudah penuh 100 persen. Selain itu, tingginya angka kematian akibat COVID-19 juga menjadi salah satu indikator penilaian zona penyebaran COVID-19 di Kota Singkawang.
“Saat ini, terhitung 110 pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang meninggal dunia. Angka kematian (akibat COVID-19) lebih dari lima persen, dari jumlah pasien COVID-19 yang dirawat,” katanya.
Yuli menerangkan, sejak sepekan terakhir kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Singkawang cenderung meningkat drastis. Bahkan penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 terjadi hingga ratusan kasus per harinya.
Berdasarkan data yang dirilis dari Bidang Komunikasi Publik Satgas COVID-19 Singkawang, total pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kota Singkawang ada sebanyak 1.381 orang.
Sementara pasien terkonfirmasi yang dirawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang ada sebanyak 39 orang, 14 orang diantaranya berasal dari luar Singkawang.
Sedangkan pasien suspek yang dirawat ada sebanyak 12 orang, 4 diantaranya berasal dari luar Kota Singkawang.
Terkait hal tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Rindar Prihartono mengatakan, saat ini pihaknya telah menggelar rapat untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan menyikapi zona merah ini.
“Sekarang lagi rapat di ruang kerja Wali Kota Singkawang, mungkin nanti ibu Wali Kota Singkawang selaku Ketua Satgas COVID-19 yang akan memberikan keterangan,” ujarnya.
Plt Direktur RSUD Abdul Aziz Kota Singkawang, dr Ruchanihadi mengatakan, umumnya pasien COVID-19 yang meninggal dunia rata-rata mengalami sesak nafas berat. Artinya pasien sudah dalam kondisi drop baru datang ke rumah sakit.
“Ada pasien yang datang sudah mengalami sesak nafas dengan saturasi 20 persen, 50 persen dan 70 persen. Bahkan ada yang meninggal dunia di UGD,” katanya.
Menurutnya, pasien yang datang di UGD saturasi 20 persen saat diterapi naik 50 persen, namun sore harinya meninggal dunia.
“Untuk rentang usia yang meninggal dunia mendominasi antara 40-50 tahun. Bahkan ada juga yang lansia,” ujarnya.