Sedangkan Wakil Kapolda kalbar memaparkan bahwa saat ini dari 215 negara yang terpapar Covid-19, Indonesia menduduki peringkat 33, dan untuk wilayah ASEAN Indonesia menduduki peringkat ke 2 setelah negara Singapura, hal ini perlu menjadi perhatian bersama sehingga satu sama lain bersinergi untuk menangani covid-19.
“Kita sudah membentuk 5 satgas yang bertugas melaksanakan mapping wilayah rawan penyebaran Covid-19, melakukan penggalangan terhadap toga dan tomas, melakukan pengamatan tertutup terhadap rumah sakit rujukan,” tutur wakil Kapolda Kalbar.
Ia juga memaparkan bahwa kejahatan di Kalbar jika dibandingkan dengan bulan Maret, kejahatan bulan April mengalami penurunan. Ia berharap semoga masyarakat mulai sadar untuk tidak melakukan tindak kejahatan, dan nantinya akan dipantau lagi perbandingan kejahatan pada bulan April dan Mei.
Sedangkan wakil komisi II DPRD Kalbar yang juga Ketua PW IKA-PMII Kalbar, Sueb menjelaskan tentang dampak pandemik terhadap sektor pangan. Menurutnya sumber pangan itu berasal dari produksi dalam negeri dan hasil impor
“Kita perlu konsentrasi pangan beras, benar apa yang dikatakan pak gubernur bahwa kita masih bertahan sampai pertengahan tahun 2020, namun harus diperhatikan juga karena ada kemungkinan stok di Kalbar beras melalui bulog akan dikurangi karena mengutamakan daerah-daerah yang lebih membutuhkan. Hari ini kendalanya adalah tidak semua provinsi di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangannya. Dan sebenarnya pangan yang bersumber dari import hanya untuk melengkapi kekurangan stok dan berjaga-jaga jika beras membutuhkan cadangan,” paparnya
Ia berpesan pemerintahan pusat, daerah maupun masyarakat harus berpartisipasi untuk menangani dampak Covid 19, dengan segala keterbatasan seluruh steakholder harus support pemerintah dan petani supaya tetap berkesinambungan. Ia juga berpesan agar tidak hanya padi saja namun bahan pangan lain juga perlu diperhatikan. (Siti)