KALBARSATU.ID – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalbar kembali adakan webinar seri ke II. Kegiatan ini dirangkai dengan Silaturahmi Nasional dengan tema Ideologi Pancasila dan Kerukunan Umat Beragama. Kegiatan ini mengundang Forkopimda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Kegiatan ini digelar secara secara virtualpada Senin (22/6/2020) pukul 09.00-12.00, via zoom cloud meeting ID: 828 6098 3779 Password 1 abad.
Kegiatan FKUB Kalbar dimasa Pandemi Virus 19 ini terasa istimewa dengan menghadirkan tokoh nasional, Dr. KH. As’ad Said Ali Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015 dan mantan Wakil Badan Intelegen Negera (BIN) sebagai keynote speaker, dan akan dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji, SH., M. Hum.
Kegiatan ini juga menghadirkan nara sumber Pangdam XII TanjungPura, Mayor Jenderal TNI Muhammad Nur Rahmad, Kapolda Kalbar, Irjen. Pol. Dr. R. Sigid Tri Hardjanto, SH., M. Si, serta Kakanwil Kalbar Drs. Ridwansyah, M.Si, serta nara sumber dari PWNU, PW Muhammadiyah, MUI, Keuskupan Agung Pontianak, PGIW, Walubi, PHDI, dan Matakin.
Menurut Ketua FKUB Kalbar, Dr. Ismail Ruslan, M. Si, Webinar dan Silaturahmi kebangsaan ini bertujuan untuk mengajak tokoh agama dan masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya di Kalbar untuk duduk bersama, berdialog, dan berdiskusi serta serta memberikan solusi terhadap persoalan bangsa Indonesia, terutama terkait persoalan Ideologi Pancasila.
“Apalagi pada saat ini masyarakat Indonesia terjadi silang pendapat soal RUU Haluan Ideologi Pancasila yang sedang dibahas DPR RI. Peristiwa ini harus disikapi secara bijak, jernih dan mengedepankan prinsip musyawarah, dan mufakat. Sebagaimana pernah dicontohkan pendiri Negara Republik Indonesia saat merumuskan ideologi Pancasila pada tahun 1945,” tuturnya.
Ismail Ruslan yang juga Dekan Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak mengajak semua lapisan masyarakat di Kalimantan Barat untuk berkomitmen menjaga ukhuwah Basyhariyah dan ukhuwah wathaniyah, tetap mencintaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
“Semua bangsa dan negara dimanapun pasti merasakan fase sulit, terjadi dinamika politik dan sebagainya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu keluar dari fase sulit dengan cara mengedapankan prinsip musyawarah dan mufakat.
NKRI harga mati dan Pancasila Jaya. Wallahu A’lam,” tutupnya. (Zub)