ISLAM, KALBAR SATU – Kumpulan Kultum Ramadhan 2023/1444 Singkat Padat Berbagai Tema.
Kultum Ramadhan adalah salah satu tradisi umat Muslim di Indonesia saat menjalankan ibadah puasa.
Sebelum berbuka, di sela-sela waktu menunggu waktu salat Isya dan tarawih umat muslim kerap mendengarkan kultum Ramadhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca juga: MATERI KHUTBAH JUMAT Menyentuh Hati, Teks Arab Latin dan Doanya Tentang Bekal Kematian
Kultum sendiri berisi nasihat maupun ajaran kebaikan dalam agama Islam.
Apa Itu Kultum Ramadhan?
Adapun Kultum yaitu singkatan dari kuliah tujuh menit. Tentu saja karena durasi ceramah dalam kultum biasanya hanya berjalan singkat.
Tak jauh beda Kultum sama dengan khutbah, yakni pidato atau ceramah yang berisi materi keagamaan.
Berikut kumpulan kultum Ramadhan yang bisa dijadikan referensi untuk materi ceramah dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun 2023.
Baca juga: Download PDF Libur Cuti Lebaran 2023 Dilengkapi Keterangan SKB 3 Menteri
Kumpulan Kultum Ramadhan 2023:
- Kultum Ramadhan tentang Keistimewaan Bulan Ramadhan
Melansir dari situs NU Online, inilah teks kultum yang bercerita tentang betapa istimewanya bulan Ramadhan.
Seluruh perintah Allah SWT kepada umat manusia untuk beribadah memiliki tujuan “tazkiyat al-nafs” (membersihkan jiwa). Ini penting kita pahami agar puasa Ramadan yang kita jalani, bermakna di dalam diri kita.
Saudara kita kaum muslimin di penjuru dunia dilanda banyak musibah, ditandai dengan kurang bersatunya umat Islam (internal), sampai konspirasi global untuk menuduh umat Islam sebagai umat yang tidak beradab (eksternal); sebutan teroris selalu dialamatkan kepada umat Islam.
Baca juga: Simak Amalan Malam Jumat Sesuai Sunah Rasul
Ramadan merupakan “syahr al-tarbiyah” untuk membentuk manusia yang bertakwa. Puasa bulan Ramadan mengandung beberapa hikmah. Hikmah yang pertama adalah kehidupan akhirat.
Puasa di bulan Ramadan pada dasarnya adalah membangun obsesi terbesar untuk kehidupan akhirat, tidak lagi terjebak dengan kepentingan dunia, sekalipun dunia merupakan “mazra’at al-akhirah”, ladang untuk menuju akhirat. Allah SWT berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 269:
Artinya: “Barang siapa yang diberikan hikmah dari Allah, maka sesungguhnya mereka diberikan oleh Allah sesuatu kebaikan yang banyak”.
Sebenarnya banyak kesempatan bagi kaum muslimin untuk memperbaiki diri, tetapi sebagian mereka terperangkap dalam obsesi-obsesi dunianya.
Baca juga: Siapa yang Diberikan Keringanan Tidak Puasa Ramadhan
Seseorang yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk memperbaiki diri dan negerinya melalui jabatan yang dimilikinya, justru membuat ia terlena dengan kehidupan dunia dan lupa dengan kehidupan akhirat. Seseorang yang diberi kemudahan oleh Allah SWT berupa ilmu, kehidupan, bukan kepentingan dunia.
Kita harus meninggalkan yang haram, syubhat, semata-mata demi menuju kehidupan akhirat. Karena itu kaki dan badan kita tidak akan merasa berat menghujam bumi ketika dipanggil untuk berjihad di jalan Allah SWT.
Kaum muslimin pernah ditegur oleh Allah SWT, karena sebagian dari mereka enggan berjihad di jalan-Nya, disebabkan tarik menarik dengan kepentingan dunia. Allah SWT mengingatkan kaum muslimin bahwa dunia dan isinya adalah “qalil” (sedikit) bila dibandingkan den gan kehidupan akhirat. Hikmah yang kedua adalah “bina-u al-hasasiyyati al-ijti ma’iyyah”, membangun sensitivitas sosial, membangun kepekaan sosial.
Baca juga: Contoh Khutbah Jumat Bulan Ramadhan 2023! Referensi untuk Khotib Sholat Jumat
Di bulan Ramadan ini, kita dididik oleh Allah SWT untuk menghidupkan “al-‘amal al-jama’i”, menghidupkan amal, kerja secara kolektif dan berjamaah. Bila suatu pekerjaan hanya dilakukan oleh individu-individu, maka kita tidak mungkin dapat menyelesaikan permasalahan dunia, khusus nya di negeri kita ini.
Terjadinya kerusakan, di bidang ekonomi, budaya maupun politik, ditambah dengan kemerosotan akhlak dan sedikitnya pemahaman akidah terhadap agama, membuat masyarakat kita cenderung melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan nilai nilai negatif dalam lingkungan masyarakat ataupun negara.
Persoalan besar ini hanya dapat diatasi dengan kebersamaan. Seorang penyair mengatakan “Kapan sebuah bangunan itu akan tegak berdiri jika kamu sendirian membangun sementara orang lainnya merobohkannya”.
Bulan Ramadan mendidik kita untuk bersama-sama dalam beribadah, bersama-sama dalam kegiatan yang islami, tidak membiarkan kemaksiatan. Dalam Atsar dikatakan “Jikalau ada seseorang melihat kemungkaran, melihat kemaksiatan, dia adalah setan yang bisu. Dan sekalipun bisu, setan pasti bermitra dengan setan yang lainnya, saling memberikan bisikan untuk memerangi Islam ajaran Rasulullah, baik itu setan manusia maupun setan jin” Hikmah yang ketiga adalah melatih kesabaran.
Pada bulan Ramadan kita menahan diri untuk makan dan minum dari mulai terbit fajar sampai waktu magrib. Seandainya seorang muslim dan rakyat Indonesia pada umumnya mampu menahan diri dari perbuatan haram, syubhat, bahkan mubah, niscaya akan terjadi perubahan yang signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perubahan menuju perbaikan yang maksimal tidak dapat diharapkan hanya dari seorang presiden atau pemerintah, tetapi harus dimulai dari setiap muslim, mulai dari para penguasa dan pemerintahannya.
Sehingga, dapat membuat suatu keputusan yang mempersempit ruang lingkup kemaksiatan, lebih mudah berbuat kebaikan. Itulah tiga hikmah yang bisa kita petik dari puasa Ramadan.
Marilah kita jadikan bulan Ramadan sebagai madrasah, sebagai pusat pendidikan, agar dapat membangun obsesi terbesar kita untuk kehidupan di akhirat nanti.
C. Kultum Orang-Orang yang Rugi di Bulan Ramadhan
Masih dengan sumber yang sama dengan teks kultum sebelumnya, berikut bunyi ceramahnya.
Tentu satu hal yang tidaklah kita ragukan bahwasanya berjumpa dengan Ramadhan adalah satu nikmat yang besar. Akan tetapi orang yang mendapatkan nikmat yang besar ini, belum tentu dia menjadi manusia yang beruntung.
Boleh jadi ada orang berjumpa dengan Ramadhan dan dia menjadi manusia yang celaka. Dan sungguh betapa celakanya orang yang semacam ini.
Allah berikan kepadanya nikmat yang besar, namun dia malah menjadi manusia yang celaka dalam nikmat besar dalam nikmat besar yang Allah berikan kepadanya.
Siapakah orang yang menjadi manusia yang celaka, manusia yang merugi, pada saat Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan nikmat besar kepadanya?
Hal ini telah Nabi jelaskan dalam satu hadits yang shahih diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“Sungguh celaka seorang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan itu berakhir dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala belum mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Tirmidzi)
Demikian yang Nabi sampaikan.
Manusia yang celaka di bulan Ramadhan, manusia yang celaka dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan nikmat yang besar untuk dirinya adalah orang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan namun ketika Ramadhan berakhir ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala belum mengampuni dosa-dosanya.
Padahal selama bulan Ramadhan terdapat banyak amal yang jika dikerjakan akan menyebabkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semisal amal berupa puasa. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang berpuasa dengan motivasi yang benar karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat.”
Demikian juga Qiyam Ramadhan, Nabi katakan:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang shalat tarawih di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat.”
Demikian juga shalat dimalam hari saat Lailatul Qadar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيماناً واحْتِسَاباً، غُفِر لَهُ مَا تقدَّم مِنْ ذنْبِهِ
“Siapa yang mengerjakan shalat dimalam hari dan malam tersebut bertepatan dengan Lailatul Qadar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala ampuni dosa-dosa yang lewat.”
Terdapat banyak amal yang disyariatkan di bulan Ramadhan yang menjadi sebab terampuninya dosa. Namun ternyata ada orang yang Ramadhan berakhir dan Allah Subhanahu wa Ta’ala belum mengampuni dosa-dosanya. Maka sungguh dia adalah orang yang teledor, sungguh dia adalah orang yang ceroboh.
Waktu yang Allah berikan demikian panjang. Satu bulan lamanya, boleh jadi 29 hari, menjadi 30 hari. Ternyata dari sekian waktu lamanya ini dengan terdapat berbagai macam amal didalamnya yang itu adalah amal-amal yang menghapus dosa, ternyata tidak mendapatkan bagian dari orang-orang yang mendapatkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka berarti, sungguh puasanya adalah puasa yang sangat tidak berkualitas, shalat malamnya adalah shalat malam yang betul-betul tidak ada nilainya dan tidak ada harganya, shalat tarawihnya adalah shalat tarawih yang tidak ada faidahnya, dia hanya mendapat capek saja dari shalat tarawih yang dia lakukan tersebut. Yang dia dapatkan dari puasa yang dia kerjakan hanya lapar dan dahaga semata.
Inilah manusia yang celaka pada saat Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan nikmat kepadanya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita semuanya dari keadaan tragis semacam ini.
- Kultum tentang Bulan Ramadhan Penuh Keberkahan
Diambil dalam channel YouTube milik Dakwahmu Official, berikut teks bacaan kultumnya.
Saudara muslimku yang berbahagia,
Sesungguhnya kita mendapatkan rahmat dan berkat yang luar biasa dari Allah SWT, yang mana hingga pada hari ini, kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kenikmatan ibadah di bulan suci ramadhan.
Berpuasa menjadi ibadah yang wajib untuk kita lakukan. Tujuan menjalankan puasa ramadhan yaitu untuk mendapat derajat taqwa di sisi Allah. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah ayat 18).
Dari ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa kewajiban berpuasa telah ada bahkan sejak zaman dahulu. Bahkan, puasa sudah dikenal bahkan sejak zaman Mesir Kuno dan bahkan meluas sampai ke Yunani hingga Romawi.
Allah pun mengabarkan kepada umat Rasulullah, bahwa puasa hukumnya wajib. Ketika tahu bahwa puasa hukumnya wajib, maka hal ini akan terasa ringan dilaksanakan.
Bentuk ketaqwaan seorang muslim juga dapat dilihat dari caranya berpuasa. Pertama, orang yang berpuasa wajib meninggalkan perkara yang dilarang oleh Allah, entah itu makan, minum, jima’ dan lain-lain.
Kedua, orang berpuasa sebenarnya mampu melakukan kesenangan-kesenangan yang bersifat duniawi. Akan tetapi, orang yang memahami hakikat bulan ramadhan tentu akan lebih memilih untuk memperbanyak amal ibadah dibanding melakukan sesuatu yang tidak berfaedah. Hal ini juga dapat menjadi latihan emosional sekaligus spiritual yang berguna untuk mengasah ketaqwaan.
Ketiga, orang yang berpuasa dan kuat imannya akan lebih sadar bahwa Allah SWT mengawasinya. Sehingga, mereka akan lebih mampu mengendalikan diri untuk menahan hawa napsu dan meninggalkan perkara yang membuat Allah murka.
Selain itu, berpuasa di bulan ramadhan juga dapat memberikan hikmah tersendiri bagi muslim yang taat menjalankannya. Hikmah tersebut yaitu:
Mendekatkan diri kepada Allah, mengendalikan hawa nafsu, membiasakan hidup teratur, disiplin waktu, melatih rasa empati dan menumbuhkan kasih sayang, kesetaraan bagi yang kaya dan miskin, melatih berakhlak mulia, dan melatih kecerdasan emosional.
- Contoh Kultum Ramadhan tentang Introspeksi Diri Menurut Al Ghazali
Mengutip dalam situs milik IAIN Purwokerto, inilah kultum yang bertemakan introspeksi diri.
Manusia tempatnya salah. Tetapi, ia tidak boleh puas dengan ungkapan itu. Manusia berkewajiban terus dan terus memperbaiki dirinya sendiri.
Orang yang ingin memperbaiki diri, seperti dirilis NU Online, perlu melihat terlebih dahulu aib atau kekurangan yang ada pada dirinya. Dengan mengetahui aib dan kekurangan dirinya, ia dapat memperbaiki mana yang kurang pada dirinya.
Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin mengatakan, bila menghendaki kebaikan pada seorang hamba, Allah membuat hamba itu melihat aibnya.
Siapa saja yang mata hatinya tembus pandang, maka kekurangan dirinya akan tampak jelas baginya. Identifikasi atas aib atau kekurangan diri memungkinkan dia untuk memperbaiki kekurangan dirinya.
Adapun kebanyakan orang tidak memahami kekurangan dirinya. Ia melihat kotoran mata orang lain. Sedangkan batang kurma di depan mata tidak tampak.
Imam Al Ghazali menyebut ada 4 jalan untuk memperbaiki diri atau menginstrospeksi diri:
- Konsulasi dengan seorang guru yang memahami kekurangan diri dan dapat melihat kekurangan yang tersembunyi. Konsultasi seperti ini umumnya berlaku pada guru dan murid tarekat, santri, dan kiai.
- Mencari sahabat jujur yang dapat dipercaya, religius, dan taat pada nilai-nilai agama yang dapat melihat kekurangannya dan mengamati perilakunya baik lahir maupun batin, serta memperhatikannya.
- Mengambil manfaat dari mulut musuh atau hatersnya. Pandangan musuh biasanya memancarkan kekurangan-kekurangan diri kita. Terkadang, kekurangan kita yang disebutkan oleh musuh atau para pembenci kita lebih banyak daripada koreksi sahabat kita. “Koreksi” pembenci kita lebih bermanfaat daripada konsultasi sahabat sendiri.
- Banyak bergaul dengan masyarakat luas. Perilaku sahabat kita yang dianggap tercela di mata banyak orang anggap saja perilaku kita sendiri yang juga harus sedapat mungkin dijauhi karena orang beriman adalah cermin bagi yang lain.
Kita menganggap aib sahabat kita juga aib kita sendiri yang harus dijauhi karena apa yang tidak disenangi pada orang lain juga kemungkinan terdapat pada dirinya.
- Contoh Kultum Ramadhan tentang Keutamaan Sholat Tarawih
Kultum di bawah ini terinspirasi dari situs muhammadiyah.or.id yang berisi tentang keutamaan sholat tarawih.
Alhamdulillah. segenap puji untukNya yang telah memberikan kita kenikmatan Iman dan . Sholawat dan salam teruntuk Nabi Muhammad saw, pada keluarga, para sahabatnya. Salah satu ibadah spesial di bulan Ramadhan selain puasa (shaum) adalah salat tarawih.
Salat sunnah qiyamul lail ini hanya ada di bulan suci ini. Ibadah sunnah muakkadah ini sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Banyak sekali keutamaan dan keistimewaan ketika kita menegakan shalat ini. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Pertama, sholat tarawih bisa menjadi wasilah diampuninya dosa Nabi SAW. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah :
Artinya: “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (salat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pengampunan dosa dalam hadits tersebut dapat mencakup dosa besar dan dosa kecil berdasarkan tekstual hadist.
Namun, ada pendapat lain mengatakan yang dimaksud pengampunan dosa adalah khusus untuk dosa kecil. Meski begitu, mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan, semoga salat tarawih yang kita lakukan bisa menggugurkannya. Membersihkan dosa-dosa kita.
Dalam riwayat lain dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah mewajibkan puasanya, dan sesungguhnya aku menyunnahkan qiyamnya (tarawih) untuk orang-orang Islam. Maka barang siapa berpuasa Ramadhan dan Qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka ia (pasti) keluar dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya. (HR Ahmad, Ibnu Majah.
Kedua, Sunnah Muakkadah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Salat tarawih adalah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Berikut adalah kutipan laman Suara Muhammadiyah: diriwayatkan dari Ibnu Syihab, Urwah menyampaikan kepadanya bahwa Aisyah telah melaporkan jika Rasulullah pada suatu malam (pada bulan Ramadhan) berangkat ke masjid dan mendirikan salat di sana.
Kemudian orang banyak mengikuti beliau. Keesokan harinya orang bercerita tentang salat Rasulullah itu sehingga jamaah semakin banyak. Keesokan harinya orang juga bercerita lagi sehingga pada malam keempat jamaah tidak lagi tertampung di masjid. Paginya, setelah selesai salat subuh, Nabi bersabda:
Artinya: Sesungguhnya aku tahu kemampuan kalian. Akan tetapi aku ragu bila salat tarawih itu diwajibkan atas kalian, dan kalian tidak mengerjakannya,” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim). Meski sunnah, kita jangan sampai melewatkan ibadah yang muakkadah (sangat dianjurkan ini). Wallahu a’lam bishowab.
Itulah Contoh atau kumpulan Kultum Ramadhan 2023/1444 Singkat Padat Berbagai Tema.
Judul kumpulan Kultum Ramadhan 2023/1444 Singkat Padat Berbagai Tema.
Tema kumpulan Kultum Ramadhan 2023/1444 Singkat Padat.