Islam

Niat Puasa Sunnah Tasua dan Puasa Asyura Lengkap Latin Arab dan Artinya, 9-10 Muharram 1443 H 2021

×

Niat Puasa Sunnah Tasua dan Puasa Asyura Lengkap Latin Arab dan Artinya, 9-10 Muharram 1443 H 2021

Sebarkan artikel ini
Baca Niat Puasa Tasua Lengkap Latin Arab dan Artinya, Jelang 9 dan 10 Muharram 1443 H 2021
Baca Niat Puasa Tasua Lengkap Latin Arab dan Artinya, Jelang 9 dan 10 Muharram 1443 H 2021

KALBAR SATU – Berikut ada Bentuk gambar dan Teks Niat Puasa sunnah Tasua dan Puasa Asyura Lengkap Latin Arab dan Artinya, Jelang 9 dan 10 Muharram 1443 H 2021.

Dibawah ini ada bentuk gambar dan Teks Niat Puasa Sunnah Tasua dan Puasa Sunnah Asyura lengkap latin Arab dan Artinya. Tentu saja ini kami dipersembahkan untuk Anda yang hendak menjalankan puasa sunnah Jelang 9 dan 10 Muharram 1443 H 2021

Tanggal 9 dan 10 Muharram 1443 Hijriah telah di depan mata. Artinya umat Islam tak lama laga untuk menjalankan ibadah sunnah yang dianjurkan, yakni puasa Tasua dan Asyura.

untuk umat islam bahwa Puasa Tasua dilaksanakan pada 9 Muharram, sedangkan puasa Asyura pada 10 Muharram.

Jika mengacu pada kalender masehi, 9 dan 10 Muharran 1443 H jatuh pada 18 dan 19 Agustus 2021.

Selain itu Puasa tersebut sangat dianjurkan dilaksanakan umat muslim memasuki Tahun Baru Islam 2021. Banyak keutamaan dan manfaat yang terkandung dalam puasa yang juga dilakukan Rasulullah SAW itu.

Sebagai referensi melaksanakan ibadah ini, berikut disajikan bacaan Niat puasa Tasua dan Asyura, 9 dan 19 Muharram 1443 H.

Baca Juga: Teks Niat Puasa Tasua dan Puasa  Sunnah Asyura Bentuk Gambar Lengkap Latin Arab dan Artinya

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Jumat Yang Benar 13 Agustus 2021 Di Bulan Muharrram

Baca Juga: Baca Niat Puasa Tasua Lengkap Latin Arab dan Artinya, Jelang 9 dan 10 Muharram 1443 H 2021

Baca Juga: Teks Niat Bacaan Sholat Jumat, Sunah dan Syarat Sebelum Sholat Jumat 2021

Bentuk Gambar Niat Puasa Sunnah Tasua:

Teks Niat Puasa Tasua dan Puasa Sunnah Asyura Bentuk Gambar Lengkap Latin Arab dan Artinya, Muharram 1443 H 2021
Teks Niat Puasa Tasua dan Puasa Sunnah Asyura Bentuk Gambar Lengkap Latin Arab dan Artinya, Muharram 1443 H 2021

Teks Niat Puasa Sunnah Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى

“Nawaitu sauma tasu’a sunnatal lillahita’ala”

Artinya: Saya niat puasa hari tasua, sunnah karena Allah ta’ala.

Hikmah Puasa Tasua:

1. Untuk menyambung puasa hari Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja.

2. Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan puasa Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.

3. Untuk membedakan dengan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.

Bacaan Niat Puasa Asyura

Dalam mazhab Syafi’i, lafal niat Puasa Asyura sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya: saya niat puasa sunnah asyura sunnah karena Allah Ta’ala.

Keutamaan Puasa Asyura Cek di atas Niat Puasa Sunnah Tasua

Tiga di antara keutamaan Puasa Asyura dijelaskan dalam hadits-hadits berikut ini.

1. Puasa paling utama

Puasa Asyura (juga puasa Tasua) merupakan puasa yang dikerjakan di bulan Muharram.

Puasa di bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan keutamaan puasa Muharram dengan sabda beliau:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa bulan) Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu dan puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”

Beliau bersabda, “Shalat yang paling uatama setelah shalat fardhu adalah shalat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)

2. Puasa yang diutamakan Nabi

Puasa Asyura merupakan puasa yang istimewa bagi Rasulullah dan sangat diutamakan beliau.

Ibnu Abbas menerangkan, tidak ada puasa sunnah yang lebih diutamakan Rasulullah melebihi Puasa Asyura.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)

Puasa Tasua dan Puasa Asyura, bisa menghapus dosa tahun sebelumnya (idc.or.id)

3. Menghapus dosa setahun sebelumnya

Inilah keutamaan Puasa Asyura yang paling banyak diketahui.

Puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang Puasa Asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Sementara itu dilansir dari jatim.nu.or.id, semestinya puasa sunah di bulan Muharram tidak semata-mata ada di tanggal 9 dan 10 Muharram saja.

Syaikh Abdul Hamid al-Qudsi dalam kitab Kanzun Najah Wassurur menjelaskan bahwa Muharram merupakan bulan yang dimuliakan Allah SWT dan di dalamnya terdapat banyak amalan sunah, termasuk puasa.

Imam Ibnu Hajar menyebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Hafsah, Nabi bersabda: Barangsiapa yang berpuasa di akhir bulan Dzulhijjah dan awal bulan Muharram, maka Allah akan menjadikannya penebus dosanya selama 50 tahun. Dan puasa satu hari di bulan Muharram sama dengan puasa tiga puluh hari.

Sedangkan Imam al-Ghazali menjelaskan dalam kitab Ihya’ Ulumiddin: Barangsiapa berpuasa tiga hari di bulan mulia (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharram) di hari Kamis, Jumat dan Sabtu, maka Allah akan mencatat baginya ibadah 700 tahun.

Melihat kemuliaan bulan Muharram ini, alangkah baiknya jika sebagai umat Islam melaksanakan amalan-amalan baik sebagaimana ajaran Rasulullah.

Dan sudah jelas bahwa puasa sunah di bulan Muharram mendapatkan pahala sangat besar. Di antara sunah berpuasa di bulan Muharram dapat dikategorikan menjadi lima: Puasa awal Muharram, puasa 1 hari Muharram, puasa 3 hari Muharram (Kamis, Jumat dan Sabtu), puasa 9 Muharram dan puasa 10 Muharram.