Praktik sholat Tarawih, Hukum dan Sejarahnya, Kenapa Sholat Tarawih Beda-beda? Simak

- Publisher

Selasa, 13 April 2021 - 22:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAMADHAN, KALBAR SATU — Sholat tarawih merupakan salah satu praktik untuk menghidupkan malam Ramadhan (qiyamu Ramadhan).

Ibadah ini memiliki keutamaan-keutamaan yang memang ditemukan landasannya dari hadits Rasulullah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุงู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุฅูŠู…ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุงุญู’ุชูุณูŽุงุจู‹ุง ุบูููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

โ€œBarangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampauโ€ (HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Hukum Shalat Tarawih adalah sunnah muakkad (dianjurkan) pada malam bulan Ramadhan yang dilaksanakan setelah shalat Isyaโ€™ dan sebelum shalat witir.

Hukum melaksanakan shalat tarawih adalah sunnah bagi kaum laki-laki dan perempuan, di antaranya berdasarkan hadits yang disebutkan di atas.

Anjuran shalat tarawih juga tertuang dalam hadits lain dengan redaksi yang berbeda:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูุฑูŽุบู‘ูุจู ูููŠ ู‚ููŠูŽุงู…ู ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑูŽู‡ูู…ู’ ูููŠู‡ู ุจูุนูŽุฒููŠู…ูŽุฉู ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุงู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุฅููŠู…ูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุงุญู’ุชูุณูŽุงุจู‹ุง ุบูููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู 

Artinya: โ€œDari Abi Hurairah radliyallahu ‘anhu, Rasulullah gemar menghidupkan bulan Ramadhan dengan anjuran yang tidak keras. Beliau berkata:

โ€˜Barangsiapa yang melakukan ibadah (shalat tarawih) di bulan Ramadhan hanya karena iman dan mengharapkan ridha dari Allah, maka baginya di ampuni dosa-dosanya yang telah lewatโ€ (HR Muslim).

Ulama sepakat bahwa redaksi โ€œqรขma ramadlรขnaโ€ di dalam hadits tersebut mengacu pada makna shalat tarawih. Meskipun, ulama berbeda pendapat mengenai dosa jenis apakah yang diampuni dalam hadits tersebut.

Ikhtilaf di antara mereka juga terjadi dalam hadits-hadits serupa. Menurut al-Imam al-Haramain, yang diampuni hanya dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar hanya bisa diampuni dengan cara bertobat.

Sementara menurut Imam Ibnu al-Mundzir, redaksi โ€œmรขโ€ (dosa) dalam hadits tersebut termasuk kategori lafadh โ€˜รขm (kata umum) yang berarti mencakup segala dosa, baik kecil atau besar.

Shalat tarawih adalah shalat yang dilakukan hanya pada bulan Ramadhan, dan shalat tarawih ini dikerjakan Nabi pada tanggal 23 Ramadhan tahun kedua hijriah.

Rasulullah pada masa itu mengerjakannya tidak selalu di masjid, melainkan kadang di rumah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุฃูู…ู‘ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง: ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุฐูŽุงุชูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ููŽุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุจูุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู ู†ูŽุงุณูŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุจูู„ูŽุฉู ููŽูƒูŽุซูุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุซูู…ู‘ูŽ ุงุฌู’ุชูŽู…ูŽุนููˆุง ู…ูู†ู’ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุงู„ุซู‘ูŽุงู„ูุซูŽุฉู ุฃูŽูˆู’ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุจูุนูŽุฉู ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฎู’ุฑูุฌู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽุตู’ุจูŽุญูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุตูŽู†ูŽุนู’ุชูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู…ู’ู†ูŽุนู’ู†ููŠ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุฎูุฑููˆุฌู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ููŠ ุฎูŽุดููŠุชู ุฃูŽู†ู’ ุชููู’ุฑูŽุถูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฐูŽู„ููƒูŽ ูููŠ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆู…ุณู„ู…)

Artinya: โ€œDari โ€˜Aisyah Ummil Muโ€™minin radliyallahu โ€˜anha, sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam justru tidak keluar menemui mereka.

Pagi harinya beliau bersabda, ‘Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian.โ€ Sayyidah โ€˜Aisyah berkata, ‘Hal itu terjadi pada bulan Ramadhanโ€™.โ€ (HR Bukhari dan Muslim).

Hadist ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad memang pernah melaksanakan shalat tarawih pada malam awal-awal bulan Ramadhan. Hingga akhirnya, saat melihat antusiasme yang begitu tinggi dari sahabat-sahabat beliau, Nabi justru mengurungkan niatnya datang ke masjid pada hari ketiga atau keempat.

Pertama, bisa jadi karena beliau khawatir, sewaktu-waktu Allah menurunkan wahyu yang mewajibkan shalat tarawih kepada umatnya. Tentu hal tersebut bakal memberatkan umat generasi berikutnya yang belum tentu memiliki semangat yang sama dengan para sahabat Nabi itu.

Kedua, mungkin beliau takut timbulnya salah persepsi di kalangan umat bahwa shalat tarawih wajib karena merupakan perbuatan baik yang tak pernah ditinggalkan Rasulullah. Sebagaimana keterangan dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari:

ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุฅูุฐูŽุง ูˆูŽุงุธูŽุจูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุดูŽูŠู’ุก ู…ูู†ู’ ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ ุงู„ู’ุจูุฑู‘ ูˆูŽุงู‚ู’ุชูŽุฏูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณ ุจูู‡ู ูููŠู‡ู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ูŠููู’ุฑูŽุถ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’

Artinya: โ€œSesungguhnya Nabi ketika menekuni suatu amal kebaikan dan diikuti umatnya, maka perkara tersebut telah diwajibkan atas umatnya.โ€

Langkah tersebut menunjukkan betapa bijaksana dan sangat sayangnya Nabi kepada umatnya. Pada hadist di atas dapat ditarik kesimpulan:

(1) Nabi melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid hanya dua malam. Dan beliau tidak hadir melaksanakan shalat tarawih bersama-sama di masjid karena takut atau khawatir shalat tarawih akan diwajibkan kepada umatnya.

(2) Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah, karena sangat digemari oleh Rasulullah dan beliau mengajak orang-orang untuk mengerjakannya.

(3) Dalam hadist di atas tidak ada penyebutan bilangan rakaat dan ketentuan rakaat shalat tarawih secara rinci.

Shalat Tarawih pada Masa Abu Bakar dan Umar Shalat tarawih adalah bagian dari shalat sunnah muโ€™akkadadah (shalat sunnah yang sangat dianjurkan).

Jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat tanpa witir, sebagaimana yang telah dikerjakan Sayyidina Umar bin Khattab dan mayoritas sahabat lainnya yang sudah disepakati oleh umatnya.

Kesepakatan itu datang dari mayoritas ulama salaf dan khalaf, mulai masa sahabat Umar sampai sekarang ini, bahkan ini sudah menjadi ijmaโ€™ sahabat dan semua ulama mazhab: Syafiโ€™i, Hanafi, Hambali, dan mayoritas mazhab Maliki.

Di kalangan mazhab Maliki masih ada ikhtilaf (perbedaan pendapat), antara 20 rakaat dan 36 rakaat, berdasar hadist riwayat Imam Malik bin Anas radliyallahu โ€˜anh bahwa Imam Darul Hijrah Madinah berpendapat shalat tarawih itu lebih dari 20 rakaat sampai 36 rakaat:

โ€œSaya dapati orang-orang melakukan ibadah malam di bulan Ramadhan, yakni shalat tarawih, dengan tiga puluh sembilan rakaatโ€”yang tiga adalah shalat witir.โ€

Imam Malik sendiri memilih 8 rakaat tapi mayorits Malikiyah sesuai dengan pendapat mayoritas Syafiโ€™iyyah, Hanabilah, dan Hanafiyyah yang sepakat bahwa shalat tarawih adalah 20 rakaat, hal ini merupakan pendapat yang lebih kuat dan sempurna ijmaโ€™-nya.

Kemudian Mengapa Jumlah Rakaat Tarawih Berbeda-beda? Ini Penjelasannya Umat Islam pada masa Khalifah Abu Bakar radliyallahu โ€˜anh melaksanakan shalat tarawih secara sendiri-sendiri (munfarid) atau berkelompok tiga, empat, atau enam orang.

Saat itu belum ada shalat tarawih berjamaah dengan satu imam di masjid. Ketetapan tentang jumlah rakaat shalat tarawih pun belum tertuang secara jelas.

Para shahabat ada yang melaksanakan shalat 8 rakaat kemudian menyempurnakan di rumahnya seperti pada keterangan di awal.

Shalat tarawih berubah keadaannya ketika Umar bin Khattab berinisatif untuk menggelarnya secara berjamaah, setelah menyaksikan umat Islam shalat tarawih yang tampak tak kompak, sebagian shalat secara sendiri-sendiri, sebagian lain berjamaah. Sebuah hadits shahih memaparkan:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฑููŠู‘ู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฎูŽุฑูŽุฌู’ุชู ู…ูŽุนูŽ ุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู‹ ูููŠ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ููŽุฅูุฐูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฃูŽูˆู’ุฒูŽุงุนูŒ ู…ูุชูŽููŽุฑู‘ูู‚ููˆู†ูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ู„ูู†ูŽูู’ุณูู‡ู ูˆูŽูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ููŽูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ุจูุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽู‡ู’ุทู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูู…ูŽุฑู ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูŽุฑูŽู‰ ู„ูŽูˆู’ ุฌูŽู…ูŽุนู’ุชู ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽุงุฑูุฆู ูˆูŽุงุญูุฏู ู„ูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽู…ู’ุซูŽู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ุนูŽุฒูŽู…ูŽ ููŽุฌูŽู…ูŽุนูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูุจูŽูŠู‘ู ุจู’ู†ู ูƒูŽุนู’ุจู ุซูู…ู‘ูŽ ุฎูŽุฑูŽุฌู’ุชู ู…ูŽุนูŽู‡ู ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู‹ ุฃูุฎู’ุฑูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุจูุตูŽู„ุงูŽุฉู ู‚ูŽุงุฑูุฆูู‡ูู…ู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูู…ูŽุฑู ู†ูุนู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู‡ูŽุฐูู‡ู 

Artinya: โ€œDari โ€˜Abdirrahman bin โ€˜Abdil Qariโ€™, beliau berkata: โ€˜Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu โ€˜anh ke masjid pada bulan Ramadhan. (Didapati dalam masjid tersebut) orang yang shalat tarawih berbeda-beda.

Ada yang shalat sendiri-sendiri dan ada juga yang shalat berjamaah. Lalu Sayyidina Umar berkata: โ€˜Saya punya pendapat andai mereka aku kumpulkan dalam jamaah satu imam, niscaya itu lebih bagus.โ€

Lalu beliau mengumpulkan kepada mereka dengan seorang imam, yakni sahabat Ubay bin Kaโ€™ab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid.

Orang-orang sudah melaksanakan shalat tarawih dengan berjamaah di belakang satu imam. Umar berkata, โ€˜Sebaik-baiknya bidโ€™ah adalah ini (shalat tarawih dengan berjamaah),โ€ (HR Bukhari).

Hal ini juga ditopang oleh hadits lainnya:

  ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽุฅูุฐูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูููŠ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ูููŠ ู†ูŽุงุญููŠูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ุŸ ููŽู‚ููŠู„ูŽ: ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ู†ูŽุงุณูŒ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ูู…ู’ ู‚ูุฑู’ุขู†ูŒ ูˆูŽุฃูุจูŽูŠู‘ู ุจู’ู†ู ูƒูŽุนู’ุจู ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ูˆูŽู‡ูู…ู’ ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุจูุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฃูŽุตูŽุงุจููˆุง ูˆูŽู†ูุนู’ู…ูŽ ู…ูŽุง ุตูŽู†ูŽุนููˆุง 

Artinya: โ€œDari Abi Hurairah radliyallahu โ€˜anh, beliau berkata: โ€˜Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam keluar dan melihat banyak orang yang melakukan shalat di bulan Ramadhan (tarawih) di sudut masjid. Beliau bertanya, โ€˜Siapa mereka?โ€™

Kemudian dijawab, โ€˜Mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai Al-Qurโ€™an (tidak bisa menghafal atau tidak hafal Al-Qurโ€™an). Dan sahabat Ubay bin Kaโ€™ab pun shalat mengimami mereka, lalu Nabi berkata, โ€˜Mereka itu benar, dan sebaik-baik perbuatan adalah yang mereka lakukan,โ€ (HR Abu Dawud).

Dari sini sudah sangat jelas bahwa pertama kali orang yang mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah adalah Sayyidina Umar bin Khattab, salah satu sahabat terdekat Nabi. Jamaah shalat tarawih pada waktu itu dilakukan dengan jumlah 20 rakaat.

Sebagaimana keterangan:

ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุฒููŠุฏูŽ ุจู’ู†ู ุฑููˆู…ูŽุงู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูŠูŽู‚ููˆู…ููˆู†ูŽ ูููŠ ุฒูŽู…ูŽู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ูููŠ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุจูุซูŽู„ุงูŽุซู ูˆูŽุนูุดู’ุฑููŠู†ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุฉู‹ 

โ€œDari Yazid bin Ruman telah berkata, โ€˜Manusia senantiasa melaksanakan shalat pada masa Umar radliyallahu โ€˜anh di bulan Ramadhan sebanyak 23 rakaat (20 rakaat tarawih, disambung 3 rakaat witir),โ€ (HR Malik). Bukti lain dari keterangan tersebut adalah hadist yang diriwayatkan Saโ€™ib bin Yazid:

ุนูŽู†ู’ ุงู„ุณู‘ูŽุงุฆูุจู ุจู’ู†ู ูŠูŽุฒููŠุฏูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽู‚ููˆู…ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽู‡ู’ุฏู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ูููŠ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุจูุนูุดู’ุฑููŠู†ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุฉู‹ (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ ูˆูŽุตูŽุญู‘ูŽุญูŽ ุฅูุณู’ู†ูŽุงุฏูŽู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽูˆููŠู‘ู ูˆูŽุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู) ู€ 

Artinya: โ€œDari Saโ€™ib bin Yazid, ia berkata, โ€˜Para sahabat melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat,โ€ (HR. Al-Baihaqi, sanadnya dishahihkan oleh Imam Nawawi dan lainnya).

Dua dalil di atas cukup menjelaskan bahwa pendapat terkuat soal jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat. Apa yang diinisiasi Sayyidina Umar bin Khattab tak hanya disetujui tapi juga dipraktikkan para sahabat Nabi yang lain kala itu, termasuk Sayyidah Aisyah, istri Baginda Nabi.

Hal ini mempertegas ijmaโ€™ (konsensus) sahabat karena tiada satu orang pun yang mengingkari atau menentang. Tak heran, bila para ulama empat mazhab atau mazhab lainnya pun mayoritas memilih pendapat ini.

Inisiatif Sayyidina Umar yang kemudian diikuti para sahabat dan ulama setelahnya adalah sangat wajar bila kita menengok sabda Nabi:

ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู„ูุณูŽุงู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู

Artinya: โ€œSesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran melalui lisan dan hati umar.โ€ (HR. Turmudzi). Hadits tersebut menunjukkan kredibilitas Sayyidina Umar yang mendapat โ€œstempelโ€ langsung dari Rasulullah, sehingga mustahil beliau berbuat penyimpangan, apalagi dalam hal ibadah.

Penjelasan yang lain adalah hadits berikut:

ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ: ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชููŠ ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠ ุนูุถู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐู (ุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽู‡ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู ูˆูŽุฃูŽุจููˆ ุฏูŽุงูˆูุฏูŽ ูˆูŽุงุจู’ู†ู ู…ูŽุงุฌูŽู‡ู’ ูˆูŽุงู„ุชู‘ูุฑู’ู…ูุฐููŠู‘ู ูˆูŽุตูŽุญู‘ูŽุญูŽู‡ู ุงู„ู’ุญูŽุงูƒูู…ู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุดูŽุฑู’ุทู ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุฎูŽูŠู’ู†ู) ู€

Artinya: โ€œDan sesungguhnya Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda, โ€˜Ikutilah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan pentunjuk setelah aku meninggal, maka berpegang teguhlah padanya dengan erat.โ€

Hadist Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam:

ุนูŽู†ู’ ุญูุฐูŽูŠู’ููŽุฉู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูŠูŽุฑู’ูˆููŠ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ: ุงูู‚ู’ุชูŽุฏููˆุง ุจูุงูŽู„ู„ู‘ูŽุฐูŽูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠ ุฃูŽุจููŠ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูŽ ( ุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽู‡ู ุงู„ุชู‘ูุฑู’ู…ูุฐููŠู‘ู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุญูŽุณูŽู†ูŒ)ู€ 

Artinya: โ€œDari Hudzaifah radliyallahu โ€˜anh, ia berkata, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda, โ€œIkutilah dua orang setelahku, yakni Abu Bakar dan Umar,โ€ (HR Turmudzi).
Shalat Tarawih Menurut Pandangan Ulama

ููŽุฐูŽู‡ูŽุจูŽ ุฌูู…ู’ู‡ููˆุฑู ุงู„ู’ููู‚ูŽู‡ูŽุงุกู โ€“ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุญูŽู†ูŽูููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุงููุนููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู†ูŽุงุจูู„ูŽุฉู ูˆูŽุจูŽุนู’ุถู ุงู„ู’ู…ูŽุงู„ููƒููŠู‘ูŽุฉู ุฅู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุฑูŽุงูˆููŠุญูŽ ุนูุดู’ุฑููˆู†ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุฉู‹ ู„ูู…ูŽุง ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ู…ูŽุงู„ููƒูŒ ุนูŽู†ู’ ูŠูŽุฒููŠุฏูŽ ุจู’ู†ู ุฑููˆู…ูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽูŠู’ู‡ูŽู‚ููŠู‘ู ุนูŽู†ู’ ุงู„ุณู‘ูŽุงุฆูุจู ุจู’ู†ู ูŠูŽุฒููŠุฏูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ููŠูŽุงู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูููŠ ุฒูŽู…ูŽุงู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู†ู‡ ุจูุนูุดู’ุฑููŠู†ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุฉู‹ ูˆูŽุฌูŽู…ูŽุนูŽ ุนูู…ูŽุฑู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ุนูŽุฏูŽุฏู ู…ูู†ู’ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒูŽุนูŽุงุชู ุฌูŽู…ู’ุนู‹ุง ู…ูุณู’ุชูŽู…ูุฑู‘ู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุงุณูŽุงู†ููŠู‘ู: ุฌูŽู…ูŽุนูŽ ุนูู…ูŽุฑู ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูููŠ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูุจูŽูŠู‘ู ุจู’ู†ู ูƒูŽุนู’ุจู ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู†ู‡ ููŽุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุจูู‡ูู…ู’ ุนูุดู’ุฑููŠู†ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุฉู‹ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูู†ู’ูƒูุฑู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ููŽูŠูŽูƒููˆู†ู ุฅุฌู’ู…ูŽุงุนู‹ุง ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฐูŽู„ููƒูŽ. ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุฏู‘ูุณููˆู‚ููŠู‘ู ูˆูŽุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู: ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุนูŽู…ูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู†ูŽ. ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุงุจูุฏููŠู†ูŽ: ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุนูŽู…ูŽู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุดูŽุฑู’ู‚ู‹ุง ูˆูŽุบูŽุฑู’ุจู‹ุง. ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽู„ููŠู‘ูŒ ุงู„ุณู‘ูŽู†ู’ู‡ููˆุฑููŠู‘ู: ู‡ููˆูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุนูŽู…ูŽู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูˆูŽุงุณู’ุชูŽู…ูŽุฑู‘ูŽ ุฅู„ูŽู‰ ุฒูŽู…ูŽุงู†ูู†ูŽุง ูููŠ ุณูŽุงุฆูุฑู ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุตูŽุงุฑู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุญูŽู†ูŽุงุจูู„ูŽุฉู: ูˆูŽู‡ูŽุฐูŽุง ูููŠ ู…ูŽุธูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ุดู‘ูู‡ู’ุฑูŽุฉู ุจูุญูŽุถู’ุฑูŽุฉู ุงู„ุตู‘ูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ููŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฅุฌู’ู…ูŽุงุนู‹ุง ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูุตููˆุตู ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ูƒูŽุซููŠุฑูŽุฉูŒ. (ุงู„ู…ูˆุณูˆุนุฉ ุงู„ูู‚ู‡ูŠุฉ . ุฌ ูขูง ุต ูกูคูข) ู€

Artinya: โ€œMenurut pendapat jumhur (mayoritas ulama Hanafiyah, Syafiโ€™iyah, Hanabilah, dan sebagian Malikiyah), shalat tarawih adalah 20 rakaat berdasar hadist yang telah diriwayatkan Malik bin Yazid bin Ruman dan Imam al-Baihaqi dari Saโ€™ib bin Yazid tentang shalatnya umat Islam di masa Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu โ€˜anh, yakni 20 rakaat.

Umar mengumpulkan orang-orang untuk melakukan tarawih 20 rakaat secara berjamaah dan masih berlangsung hingga sekarang. Imam al-Kasani berkata, โ€˜Umar telah mengumpulkan para sahabat Rasulullah, lantas Ubay bin Kaโ€™ab mengimami mereka shalat 20 rakaat, dan tidak ada satu orang pun yang mengingkarinya, maka hal itu sudah menjadi ijmaโ€™ (kesepakatan) mereka.โ€™ 

Imam Ad-Dasukyi dan lainnya berkata, โ€˜Itulah yang dilakukan para sahabat dan tabiโ€™in.โ€™ Imam Ibnu โ€˜Abidin berkata, โ€˜Itulah yang dilakukan orang-orang mulai dari bumi timur sampai bumi barat.โ€™ โ€˜Ali As-Sanhuri berkata, โ€˜Itulah yang dilakukan orang-orang sejak dulu sampai masaku dan masa yang akan datang selamanya.โ€™

Para ulama mazhab Hanbali mengatakan, โ€˜Hal sudah menjadi keyakinan yang masyhur di masa para sahabat, maka ini merupakan ijmaโ€™ dan banyak dalil-dalil nash yang menjelaskannya.โ€™โ€ (Mausรปโ€™ah Fiqhiyyah, juz 27, h. 142). 

Dari keterangan yang terdapat dalam kitab Tashhih Hadits Shalah at-Tarawih Isyrina Rakโ€˜atan, Imam Ibnu Taimiyyah juga sepakat dan berpendapat bahwa rakaat shalat tarawih 20 rakaat, dan beliau menfatwakan sebagaimana berikut.

โ€œTelah terbukti bahwa sahabat Ubay bin Kaโ€™ab mengerjakan shalat Ramadhan bersama-sama orang lainnya pada waktu itu sebanyak 20 rakaat, lalu mengerjakan witir 3 rakaat, kemudian mayoritas ulama mengatakan bahwa itu adalah sunnah. Karena pekerjaan itu dilaksanakan di tengah-tengah kaum Muhajiriin dan Anshor, dan tidak ada satu pun di antara mereka yang menentang atau melanggar perbuatan ituโ€.

Dalam kitab Majmuโ€™ Fatawyi Al-Najdiyyah diterangakan tentang jawaban Syekh โ€˜Abdullah bin Muhammad bin โ€˜Abdil Wahab tentang bilangan rakaat shalat tarawih. Ia mengatakan bahwa setelah sahabat Umar mengumpulkan manusia untuk melaksanakan shalat berjamaah kepada sahabat Ubay bin Kaโ€™ab, maka shalat yang mereka lakukan adalah 20 rakaatโ€.

Praktik Shalat Tarawih dan Witir Secara umum tak ada perbedaan antara shalat tarawih dan shalat sunnah lainnya, kecuali ia harus dilakukan setelah shalat Isyaโ€™ dan pada bulan Ramadhan. Shalat tarawih dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah, meskipun bagi yang uzur memenuhi keutamaan ini bisa menunaikannya secara sendirian (munfarid).

Tak ada berbedaan soal rukun-rukun antara shalat tarawih, shalat witir, dan shalat fardhu. Keharusan membaca surat-surat tertentu setelah al-Fatihah pun tidak ada.

Orang yang shalat tarawih atau witir dipersilakan memilih surat dan ayat mana saja, meskipun tentu saja surat atau ayat yang lebih panjang lebih utama. Sebagian ulama merekomendasikan surat-surat tertentu untuk dibaca.

Bacaan Surat Al-Qurโ€™an dalam Shalat Witir Mungkin yang khas dijumpai pada malam Ramadhan adalah doa yang dipanjatkan masyarakat Muslim Tanah Air selepas shalat tarawih. Doa tersebut biasa dikenal dengan nama โ€œdoa kamilinโ€.

Kata โ€œkรขmilรฎnโ€ berarti orang-orang yang sempurna. Nama ini diambil dari redaksi pertama doa tersebut yang memohon kesempurnaan iman kepada Allah. Doa ini dipraktikkan para ulama di mana-mana melalui rantai ijazah (sanad amalan) yang jelas.

Bacaan Bilal dan Jawabannya dalam Tarawih Shalat tarawih dan witir menjadi istimewa bukan hanya karena dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan, tapi juga lantaran keduanya dilakukan pada malam hari. Dalam Islam, di sela Ramadhan dikenal peristiwa lailatul qadar atau malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan.

Artinya, pelaksanaan shalat tarawih dan witir, juga ibadah-ibadah lain di malam Ramadhan, merupakan kesempatan untuk meraup berlipat pahala, keutamaan dan keberkahan. Semoga kita semua dapat istiqamah menjalankannya.

Wallahu aโ€™lam.

Penulis: Farhan

Follow WhatsApp Channel kalbarsatu.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pengertian Halal Bihalal Saat Idul Fitri: Apa Tujuannya?
Download Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H Atau Lebaran 2025 PDF Penuh Makna, Link Ada Disini
Contoh Kultum Ramadhan Tentang Keutamaan Shalat Tarawih
Nilai Keutamaan Shalat Tarawih Malam Ketiga Ramadhan
KULTUM RAMADHAN 2025 Pilihan: Download Materi Ceramah PDF Dilengkapi Dalil Shohih
Kumpulan Materi Kultum Ramadhan 1446 H: Download Gratis Teks Ceramah Singkat PDF
Keistimewaan Tarawih Lengkap 1 sampai 30 HariRamadhan
Inilah Nilai Tarawih pada Malam Kedua Ramadhan

Berita Terkait

Minggu, 6 April 2025 - 13:22 WIB

Pengertian Halal Bihalal Saat Idul Fitri: Apa Tujuannya?

Minggu, 30 Maret 2025 - 21:35 WIB

Download Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H Atau Lebaran 2025 PDF Penuh Makna, Link Ada Disini

Minggu, 2 Maret 2025 - 18:10 WIB

Contoh Kultum Ramadhan Tentang Keutamaan Shalat Tarawih

Minggu, 2 Maret 2025 - 17:40 WIB

Nilai Keutamaan Shalat Tarawih Malam Ketiga Ramadhan

Minggu, 2 Maret 2025 - 03:00 WIB

KULTUM RAMADHAN 2025 Pilihan: Download Materi Ceramah PDF Dilengkapi Dalil Shohih

Berita Terbaru

Pemkab Kubu Raya Siap Wujudkan Kabupaten Layak Anak. Foto/Istimewa.

Daerah

Pemkab Kubu Raya Siap Wujudkan Kabupaten Layak Anak

Selasa, 22 Apr 2025 - 18:12 WIB

Wako Edi Kamtono Resmikan Kantor Lurah Sungai Jawi Luar. Foto/Istimewa.

Daerah

Wako Edi Kamtono Resmikan Kantor Lurah Sungai Jawi Luar

Selasa, 22 Apr 2025 - 16:41 WIB