Bahaya “Stunting” bagi Anak

- Editor

Kamis, 17 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahaya

i

Bahaya "Stunting" bagi Anak/freepik

KALBAR SATU – Kondisi gagal tumbuh pada anak (Stunting atau kerdil) di bawah dua tahun karena kekurangan gizi pada waktu lama, memiliki bahaya jangka panjang bagi masa depan buah hati.

Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dalam webinar, Kamis (17/20 mengatakan, Stunting dapat memperlambat perkembangan otak, membuat keterbelakangan mental hingga rendahnya kemampuan belajar.

“Dampak lain stunting pada anak di antaranya adalah menjadi lebih mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, postur tubuh tak maksimal saat dewasa, fungsi tubuh tidak seimbang dan ketika tua berisiko terserang penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga: Kemudahan Layanan Adminduk di Pontianak Utara

Selain disebabkan kurang gizi kronis dalam waktu lama, lanjutnya, asupan makanan kurang protein dan infeksi kronis, stunting bisa terjadi karena pertumbuhan dalam kandungan yang terhambat saat ibu sedang hamil, juga stimulasi psikososial yang tak memadai.

Dijelaskannya Rini, pencegahan stunting dapat dimulai sejak hamil dengan memperhatikan kesehatan dan asupan nutrisi. Selanjutnya, berikan ASI eksklusif kepada anak, berikan makanan pendamping ASI tepat waktu dan perhatikan asupan bahan makanan sumber protein, termasuk susu.

“Di atas setahun, makanan keluarga yang utama, susu sebagai pelengkap,” katanya, menambahkan sehari anak bisa minum hingga 500 ml susu.

Pola makan yang sehat ini juga penting saat anak terinfeksi COVID-19. Dia menjelaskan, COVID-19 adalah infeksi akut seperti virus flu hanya berbeda varian.

Saat kondisi anak telah membaik, nafsu makan anak juga harus segera diperbaiki agar asupan nutrisi kembali terjaga.

Lalu, perhatikan kebersihan anak dan lingkungan serta pantau tumbuh kembang anak secara berkala.

Baca Juga: Wali Kota Pontianak Perkuat Pemetaan Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19

Kemudian,.jika anak lebih pendek dari teman-temannya, orangtua dapat mengecek parameter berat badan dan tinggi badan terhadap umur yang ada di Buku Kesehatan Ibu dan Anak untuk memastikan anak tumbuh seperti seharusnya.

Sebab, anak stunting sudah pasti pendek, tapi anak pendek belum tentu stunting.

“Dari awal konsepsi sampai 18 tahun harus benar-benar dikawal untuk pencegahan stunting,” kata Rini.

Berita Terkait

Pilkada Jakarta Resmi Satu Putaran, Pramono-Rano Menang 50,07 Persen
OJK Beri Dukungan terhadap Program Ansor-RMS Ansor Stokis
Ansor Stokis Resmi Diluncurkan, GP Ansor: Kita Ingin Ciptakan Toleransi Ekonomi
Lauching Ansor Stokis Digelar Besok, Kolaborasi Ansor-RMS Perkuat UMKM
Jelang Hakordia, Polri Perkuat Komitmen Pegawai Pajak Agar Tidak Korupsi
Gus Miftah Mundur Dari Utusan Khusus Presiden, Setelah Hina Pedagang Es Teh?
Kapolri Komitmen Berantas Narkoba Narkoba Hingga Ke Akar-akarnya
Kapolri Tegaskan Hukuman Maksimal untuk Bandar Narkoba: Fokus Pemberantasan dari Hulu ke Hilir
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 8 Desember 2024 - 20:42 WIB

Pilkada Jakarta Resmi Satu Putaran, Pramono-Rano Menang 50,07 Persen

Minggu, 8 Desember 2024 - 18:57 WIB

Ansor Stokis Resmi Diluncurkan, GP Ansor: Kita Ingin Ciptakan Toleransi Ekonomi

Sabtu, 7 Desember 2024 - 18:05 WIB

Lauching Ansor Stokis Digelar Besok, Kolaborasi Ansor-RMS Perkuat UMKM

Jumat, 6 Desember 2024 - 17:31 WIB

Jelang Hakordia, Polri Perkuat Komitmen Pegawai Pajak Agar Tidak Korupsi

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:20 WIB

Gus Miftah Mundur Dari Utusan Khusus Presiden, Setelah Hina Pedagang Es Teh?

Berita Terbaru