KALBAR SATU – Kondisi gagal tumbuh pada anak (Stunting atau kerdil) di bawah dua tahun karena kekurangan gizi pada waktu lama, memiliki bahaya jangka panjang bagi masa depan buah hati.
Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dalam webinar, Kamis (17/20 mengatakan, Stunting dapat memperlambat perkembangan otak, membuat keterbelakangan mental hingga rendahnya kemampuan belajar.
“Dampak lain stunting pada anak di antaranya adalah menjadi lebih mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, postur tubuh tak maksimal saat dewasa, fungsi tubuh tidak seimbang dan ketika tua berisiko terserang penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Kemudahan Layanan Adminduk di Pontianak Utara
Selain disebabkan kurang gizi kronis dalam waktu lama, lanjutnya, asupan makanan kurang protein dan infeksi kronis, stunting bisa terjadi karena pertumbuhan dalam kandungan yang terhambat saat ibu sedang hamil, juga stimulasi psikososial yang tak memadai.
Dijelaskannya Rini, pencegahan stunting dapat dimulai sejak hamil dengan memperhatikan kesehatan dan asupan nutrisi. Selanjutnya, berikan ASI eksklusif kepada anak, berikan makanan pendamping ASI tepat waktu dan perhatikan asupan bahan makanan sumber protein, termasuk susu.
“Di atas setahun, makanan keluarga yang utama, susu sebagai pelengkap,” katanya, menambahkan sehari anak bisa minum hingga 500 ml susu.
Pola makan yang sehat ini juga penting saat anak terinfeksi COVID-19. Dia menjelaskan, COVID-19 adalah infeksi akut seperti virus flu hanya berbeda varian.
Saat kondisi anak telah membaik, nafsu makan anak juga harus segera diperbaiki agar asupan nutrisi kembali terjaga.
Lalu, perhatikan kebersihan anak dan lingkungan serta pantau tumbuh kembang anak secara berkala.
Baca Juga: Wali Kota Pontianak Perkuat Pemetaan Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19
Kemudian,.jika anak lebih pendek dari teman-temannya, orangtua dapat mengecek parameter berat badan dan tinggi badan terhadap umur yang ada di Buku Kesehatan Ibu dan Anak untuk memastikan anak tumbuh seperti seharusnya.
Sebab, anak stunting sudah pasti pendek, tapi anak pendek belum tentu stunting.
“Dari awal konsepsi sampai 18 tahun harus benar-benar dikawal untuk pencegahan stunting,” kata Rini.