Nasional

Buku SMA Muat Link Porno, DPR Prihatin hingga P2G Minta Mendikbud Tarik dari Peredaran

Buku SMA Muat Link Porno, DPR Prihatin hingga P2G Minta Mendikbud Tarik dari Peredaran/Tangkap Layar
Buku SMA Muat Link Porno, DPR Prihatin hingga P2G Minta Mendikbud Tarik dari Peredaran/Tangkap Layar

JAKARTA, KALBARSATU.ID – Heboh! Baru-baru ini dunia pendidikan di Indonesia jadi perbincangan publik. Pasalnya buku mata pelajaran Sosiologi SMA Kelas XII di Jawa Barat link porno.

Tak ayal itu buku mata pelajaran Sosiologi SMA Kelas XII di Jawa Barat link porno menjadi sorotan. Sorotan itu pun sampai terdengar oleh Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda.

Dikutip dari kompa.com, Huda mengatakan, masuknya link porno dalam buku ajar itu menjadi keprihatinan banyak kalangan.

Ia pun mempertanyakan pengawasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam penerbitan buku di sekolah.

Komisi X, kata Huda, meminta Kemendikbud untuk meningkatkan pengawasan mengenai aktivitas penerbitan di lingkungan sekolah.

“Kemendikbud itu punya Sistem Informasi Perbukuan Indonesia yang harusnya mengawasi aktivitas penerbitan di lingkungan sekolah termasuk buku ajar,” kata Huda dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (12/2/2021).

Huda menyarankan agar sistem informasi perbukuan itu dimaksimalkan.

Sehingga, tidak ada lagi kontroversi terkait muatan link porno dalam buku pelajaran sekolah.

“Harusnya hal itu dimaksimalkan sehingga buku-buku ajar yang beredar di sekolah tidak lagi memuat hal-hal kontroversial.”

“Seperti masuknya link porno yang bisa memberikan dampak negatif kepada peserta didik,” kata Huda.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G).

Setelah menerima adanya laporan ini, mereka meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menarik buku tersebut dari peredaran.

Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim juga meminta, agar Mendikbud berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk memblokir situs bermuatan konten pornografi tersebut.

“Sebab, hingga rilis pernyataan resmi ini dibuat, situs tersebut masih eksis dan belum diblokir,” kata Satriawan dalam keterangan tertulis, Kamis (11/2/2021).

Adapun, informasi awal mengenai keberadaan buku tersebut semula beredar di Jawa Barat.

Dari informasi yang ia peroleh, buku tersebut membahas topik mengenai, “Pemberdayaan Masyarakat Kampung Naga”.

Tetapi, dalam narasinya justru memberikan tautan situs yang berisi konten pornografi.

Kondisi itu, menurut Satriawan, berbahaya bagi peserta didik dan guru apabila justru sampai membuka situs tersebut.

“P2G khawatir jika buku ini masih beredar dan terus digunakan siswa lalu dibuka, maka secara langsung para siswa dan guru telah membuka situs porno.”

“Dan hal ini sangat berbahaya bagi pendidikan dan moral anak bangsa,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Ia pun berharap agar Kemendikbud berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Hal itu agar senantiasa melakukan pengawasan terhadap buku-buku pelajaran yang digunakan peserta didik di sekolah.

Sebab, tidak menutup kemungkinan keberadaan buku itu juga tersebar di wilayah lain.

“Kemdikbud semestinya lebih berhati-hati dan selektif dalam membuat buku dan harus lebih ketat mengawasi konten buku yang beredar dan digunakan siswa/guru,” ujarnya.

Lebih jauh, ia meminta, para guru dan kepala sekolah lebih selektif dalam memutuskan penggunaan buku-buku pelajaran siswa di sekolah.

“Para orang tua juga bisa sama-sama memantau isi buku yang dipakai anaknya belajar. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebuah buku pelajaran Sosiologi SMA Kelas VII di Jawa Barat membuat heboh masyarakat.

Hal itu lantaran memuat tautan menuju situs komik porno berbahasa China.

Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGM) Sosiologi Jawa Barat Iwan Hermawan membenarkan hal itu.

Namun, ia mengatakan, buku yang terbit 2015 itu telah lama digunakan.

“Buku tersebut sudah lama terbit dan dia merujuk ke salah satu situs tertentu tentang budaya Sunda.”

“Ternyata situs budaya Sunda itu sepertinya sudah tidak aktif dan tidak diurus,” kata Iwan, dikutip dari tayangan Kompas TV, Rabu (10/2/2021) lalu.

“Sehingga berganti kepemilikannya atau mungkin diretas sehingga menjadi situs komik dewasa, sangat disayangkan,” kata Iwan.#

Sumber: Kompas.com

Berlangganan Udpate Terbaru di Telegram dan Google Berita
Exit mobile version