KALBAR SATU – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengatakan, Indonesia mendorong pembentukan kemitraan riset keanekaragaman hayati guna menghadapi tantangan global dalam upaya pengelolaan, pemulihan, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dalam forum G20, kerja sama multilateral yang mencakup 19 negara utama dan Uni Eropa.
“Keanekaragaman hayati dan pemanfaatannya, termasuk riset kesehatan dan medis, adalah kunci masa depan kita,” kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko di Jakarta, Jumat 25 Februari 2022 dikutip dari Antara.
Dikatakan Handoko, pembentukan kemitraan global penting karena sampai saat ini belum ada mekanisme yang mapan dan kesepakatan bersama mengenai riset keanekaragaman hayati global.
Baca Juga: Jualan Tanaman Aglonema, Murhayati Raup Untung di Masa Pandemi
“Dukungan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang lebih masif sangat diperlukan melalui kolaborasi berbasis kesetaraan untuk kemakmuran umat manusia,” katanya.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan megabiodiversitas menilai G20, menurutnya, perlu membuat skema kemitraan riset global mengenai keanekaragaman hayati untuk mendorong kolaborasi pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
Baca Juga:Potensi Ekowisata Sungai, Komunitas Rotan Kapuas Telusuri Kekayaan yang Mulai Langka
Di awal Pertemuan Inisiatif Riset dan Inovasi G20 yang diselenggarakan BRIN pada Kamis 24 Februari 2022, Handoko menyampaikan bahwa Indonesia saat ini sudah lebih dari siap untuk berkontribusi mewujudkan kemitraan riset keanekaragaman hayati global.
“Oleh karena itu, saya mohon dukungan dan kontribusi para negara anggota G20 untuk mewujudkan inisiatif ini dalam waktu dekat,” katanya. ##
Sumber: ANTARA