Nasional

SURVEI SMRC: Mayoritas Warga Berpendidikan Tinggi Menolak Gagasan Pencalonan Kembali Jokowi Dalam Pilpres 2024

×

SURVEI SMRC: Mayoritas Warga Berpendidikan Tinggi Menolak Gagasan Pencalonan Kembali Jokowi Dalam Pilpres 2024

Sebarkan artikel ini
SURVEI SMRC: 84.3% Warga Ingin Presiden Tetap Dipilih Rakyat Bukan MPR
SURVEI SMRC: 84.3% Warga Ingin Presiden Tetap Dipilih Rakyat Bukan MPR (ILUSTRASI)

JAKARTA, KALBAR SATU – Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan bahwa mayoritas warga berpendidikan tinggi menolak gagasan pencalonan kembali Jokowi dalam Pilpres 2024.

Sekitar 75% warga berpendidikan tinggi Perguruan Tinggi menolak pencalonan tersebut, dan hanya 20% yang mendukung.

Hal ini diungkapkan Peneliti sekaligus Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando, dalam peluncuran hasil survei nasional SMRC bertajuk “Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD” yang dilakukan secara daring pada Minggu, 20 Juni 2021, di Jakarta.

Survei nasional SMRC tersebut dilakukan pada 21-28 Mei 2021. Penelitian melalui wawancara tatap muka ini melibatkan 1072 responden yang dipilih melalui metode penarikan sampel random bertingkat (multistage random sampling). Margin of error penelitian ± 3.05%.

Menurut Ade, survei nasional SMRC secara umum menunjukkan mayoritas warga Indonesia tidak setuju Jokowi maju kembali dalam Pilpres 2024. Hampir 53% menyatakan tidak setuju, sementara yang setuju 40.2 %.

Baca Juga: SURVEI SMRC: Mayoritas Warga Tidak Setuju Jokowi Maju Kembali Dalam Pilpres 2024

Namun terdapat perbedaan pandangan antar kelompok latar belakang pendidikan, penghasilan dan agama berbeda dalam hal dukungan dan penolakan terhadap gagasan tersebut.

Dilihat dari latar belakang pendidikan, terdapat 75% warga dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yang menolak pencalonan kembali Jokowi sebagai capres 2024, sementara hanya 45% warga berpendidikan SD yang juga menolak gagasan tersebut.

Dilihat dari tingkat penghasilan, terdapat 62% warga dengan penghasilan di atas Rp 2 juta rupiah per bulan yang menolak gagasan pencalonan kembali Jokowi, sementara hanya 43% warga berpenghasilan di bawah Rp 1 juta rupiah per bulan yang juga menolak gagasan tersebut.

Di sisi lain, perbedaan juga terlihat dalam hal kelompok agama. Di kalangan warga beragama Islam, 59% menolak pencalonan kembali Jokowi, sementara yang mendukung hanya 35%. Sebaliknya di kalangan warga beragama non-Islam, 76% menyatakan mendukung pencalonan kembali Jokowi, sementara yang menolak 13%.