KALBAR SATU ID – Sepuluh tokoh lintas agama asal Austria tiba di Jakarta untuk mengikuti program Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI. Program ini berlangsung 12–20 November 2025 dengan tema Harmonizing Culture and Religion in Indonesia.
Para peserta berasal dari berbagai latar belakang, antara lain pejabat Kementerian Luar Negeri Austria, pemimpin Komunitas Islam dan Masyarakat Buddhis Austria, perwakilan Konferensi Waligereja, akademisi, jurnalis, dan aktivis perempuan.
Mereka akan mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia untuk mempelajari praktik toleransi dan keberagaman yang menjadi ciri khas kehidupan beragama di Tanah Air.
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama, Muhammad Adib Abdushomad MAg MEd PhD, dalam sambutan pembuka menyebut program ini sebagai bentuk diplomasi perdamaian Indonesia.
“Indonesia adalah rumah bagi ratusan etnis dan lebih dari tujuh ratus bahasa. Namun kami hidup dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman bukan penghalang, tetapi kekuatan yang menyatukan bangsa,” ujar Gus Adib.
Baca juga: Dialog Pemuda Lintas Generasi Teguhkan Tekad Membangun Kalbar dalam Kebhinekaan
Ia berharap para peserta dapat melihat secara langsung bagaimana masyarakat Indonesia membangun harmoni melalui dialog dan kerja sama lintas agama. “Kami ingin mereka menyaksikan sendiri bahwa agama dan budaya di Indonesia tidak saling meniadakan, melainkan saling memperkaya,” tambahnya.
Selama sembilan hari, peserta mengikuti rangkaian kegiatan di Jakarta, Jawa Barat, Semarang, Yogyakarta, dan Bali. Mereka berdialog dengan pemuka agama, mengunjungi rumah ibadah seperti Masjid Istiqlal, Katedral Jakarta, dan Pura Besakih, serta berinteraksi dengan masyarakat di Desa Sadar Kerukunan Pabuaran, Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan juga mencakup kunjungan ke pesantren, universitas keagamaan, dan pusat kebudayaan yang menjadi representasi moderasi beragama di Indonesia.
Gus Adib menegaskan bahwa pengalaman ini diharapkan menjadi inspirasi bagi upaya membangun perdamaian global. “Indonesia bukan hanya laboratorium kerukunan, tetapi juga rumah bagi persaudaraan dunia. Dari sini kita belajar bahwa harmoni adalah warisan sekaligus masa depan,” ujarnya.
Program Indonesian Interfaith Scholarship 2025 menandai kelanjutan kerja sama dialog lintas agama Indonesia–Austria dan memperkuat peran Indonesia sebagai pelopor diplomasi kerukunan di tingkat internasional.






