News

Anggota Bawaslu Kubu Raya, Gustiar: Partisipasi Perempuan Sangat Strategis

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Kubu Raya menggelar Rapat Koordinasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan tema "Peran dan Partisipasi Perempuan Dalam Pengawasan Partisipatif Untuk Mencegah Terjadinya Pelanggaran pada Pemilihan Tahun 2024" bertempat di Hotel Alimoer, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Rabu (04/09/24).
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Kubu Raya menggelar Rapat Koordinasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan tema "Peran dan Partisipasi Perempuan Dalam Pengawasan Partisipatif Untuk Mencegah Terjadinya Pelanggaran pada Pemilihan Tahun 2024" bertempat di Hotel Alimoer, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Rabu (04/09/24).

KALBAR SATU ID – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Kubu Raya menggelar Rapat Koordinasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan tema “Peran dan Partisipasi Perempuan Dalam Pengawasan Partisipatif Untuk Mencegah Terjadinya Pelanggaran pada Pemilihan Tahun 2024” bertempat di Hotel Alimoer, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Rabu (04/09/24).

Anggota Bawaslu Kabupaten Kubu Raya, Gustiar mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian segmen perempuan sekaligus pilihan strategis untuk melakukan pengawasan dan pencegahan.

“Kelompok-kelompok perempuan di DPT Kubu Raya hampir kurang lebih 45% pemilih dari total pemilih yang ada di Kabupaten Kubu Raya,” kata Gustiar saat di wawancara.

Baca juga: Ketua Bawaslu Kabupaten Kubu Raya Ajak Masyarakat Awasi Jalannya Pilkada 2024

Bawaslu Kubu Raya melibatkan tokoh-tokoh organisasi perempuan karena mereka banyak komunitas di dalamnya dan banyak anggota.

Dikatakannya, melalui kegiatan ini para perempuan akan diberi bekal pemahaman terhadap tiga isu utama.

“Pertama isu negatif atau berita hoax yang tidak menutup kemungkinan mereka latah jarinya sehingga mendapat informasi main sebar saja, tanpa dibaca, tanpa di analisa, atau tanpa dipahami berita-berita yang di maksud berita itu belum tentu benar,” ungkapnya.

Selanjutnya yang kedua, terkait isu politik uang.

“Perempuan kita anggap agak mudah dimasuki oleh orang-orang tertentu untuk merayu dengan iming-iming materi. Nah ini yang kita hindari,” jelas Gustiar.

Kemudian yang ketiga, untuk memberikan pendidikan kepada anaknya sebagai pemilih pemula.

Menurut Gustiar, informasi yang didapat hari ini bisa tersampaikan secara langsung kepada anak-anak mereka yang sudah punya hak pilih untuk juga mampu menyebarkan pemahaman terkait pentingnya pemahaman kepemiluan, pelanggaran-pelanggaran.

“Karena tidak menutup kemungkinan masyarakat secara umum juga melakukan pelanggaran tidak hanya sebagai pemilih, mungkin mereka akan dibawa sebagai aktor-aktor atau relawan bagi pasangan calon pada Pilkada 2024,” paparnya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh organisasi perempuan dibawah naungan GOW (gerakan organisasi wanita) kurang lebih 22 organisasi.

Berlangganan Udpate Terbaru di Telegram dan Google Berita
Exit mobile version