BENGKAYANG, KALBAR SATU – Angka putus sekolah di Kabupaten Bengkayang meningkat saat pandemi COVID-19 dilihat dari beberapa jenjang pendidikan ada mencapai 3 persen.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdisbud) Bengkayang, Kalimantan Barat, Heru Pujiono. Katanya, selama pandemi COVID-19, benar adanya peningkatan jumlah angka anak putus sekolah yang kian meningkat.
“Tentunya ini menjadi atensi kita bersama untuk mengatasinya,” ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Selasa.
Sepanjang 2021, sebutnya, persentase angka putus sekolah ada sebanyak 116 orang atau 3,07 persen anak jenjang pendidikan Paud putus sekolah per tahunnya, dari 3.781 siswa se-Kabupaten Bengkayang, dan terdapat 300 orang atau 0,89 persen anak putus sekolah jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) per tahunnya dari 33.683 jumlah siswa SD Se-Kabupaten Bengkayang.
Baca juga: Angka Putus Sekolah Tinggi, Mahasiswa Ini Ragukan Keseriusan Pemkab Ketapang
“Untuk jenjang SMP, angka persentasenya sebesar 2,69 persen atau 380 siswa putus sekolah dari 14.130 jumlah siswa se-Kabupaten Bengkayang,” kata dia.
Dijelaskannya, banyaknya anak putus sekolah di masa pandemi, lantaran dampak siswa-siswi belajar dari rumah, dan kurangnya sosialisasi dari orangtua dan guru. Ditambah dengan ekonomi keluarga menurun akibat dampak Pandemi COVID- 19.
Sehingga, menurutnya, mengharuskan siswa dan siswi berhenti sekolah. Dengan persoalan yang ada dirinya berharap semua pihak dapat berperan dalam mengedukasi kepada semua pihak akan pentingnya pendidikan.
“Sehingga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Bengkayang dapat meningkatkan.”
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah dihentikan Sementara di Kalbar
“Semoga dengan vaksinasi yang telah disuntikkan kepada kalangan pelajar dapat memenuhi kekebalan kelompok di lingkungan sekolah, sehingga pembelajaran tatap muka dapat diselenggarakan sepenuhnya dan COVID-19 segera berakhir, agar ekonomi masyarakat pulih kembali,” lanjutnya.
Lalu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang, Esidorus juga meminta ke pihak terkait segera melakukan langkah-langkah pencegahan dan pembinaan kepada siswa yang putus sekolah akibat pandemi COVID- 19. “Tentunya kita sangat menyayangkan kondisi ini bisa terjadi, angka putus sekolah tinggi,” tuturnya.
Pihak terkait saat ini, menurutnya, harus fokus menghadapi hal tersebut serta menyiapkan langkah-langkah konkrit agar tak ada lagi pelajar yang putus sekolah karena alasan pandemi COVID -19.
“Pemkab mesti melakukan terobosan baru. Mulai dari mencari penyebab pasti kenapa banyak siswa yang berhenti sekolah, serta menyiapkan solusi untuk mereka yang berhenti. Termasuk memberikan fasilitas bantuan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu,” tutupnya.##