News

Doa Bersama Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan, Sujiwo: Bukan Waktunya Saling Menyalahkan

1
Doa Bersama Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan, Sujiwo: Bukan Waktunya Saling Menyalahkan
Doa Bersama Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan, Sujiwo: Bukan Waktunya Saling Menyalahkan. FOTO/istimewa.

KALBAR SATU ID, KUBU RAYA – Menyikapi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 pendukung sepak bola Arema FC pada 1 Oktober lalu, Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo mengajak semua pihak untuk tidak saling menyalahkan. Menurutnya, tidak ada pihak manapun yang menginginkan terjadinya peristiwa mengenaskan itu. Yang terpenting menurutnya, pemerintah telah membentuk tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kasus tersebut.

“Saat ini bukan waktunya lagi kita untuk saling menyalahkan. Sekarang sudah dibentuk tim pencari fakta oleh presiden. Maka kita serahkan sepenuhnya kepada tim pencari fakta. Sekali lagi saya ingin tegaskan, bukan waktunya lagi untuk kita saling menyalahkan,” ajak Sujiwo saat menghadiri doa bersama dalam rangka mendoakan korban tragedi Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur, di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Jumat (07/10/2022).

Advertiser
Banner Ads

Baca juga: Gelar Rakercab, PC IPNU Kubu Raya Siap Wujudkan Organisasi Yang Solid dan Progresif

Baca juga: BNNK Kubu Raya Gelar Penguatan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika

Sujiwo menyebut tragedi Kanjuruhan sebagai tragedi nasional. Sebab peristiwa tersebut memberikan kesedihan mendalam kepada seluruh rakyat Indonesia. Bahkan, tragedi Kanjuruhan menjadi atensi dunia internasional. Peristiwa tersebut, kata dia, terjadi secara spontanitas dan di luar dugaan hingga menelan korban jiwa yang sangat banyak.

Baca juga: Cornelis Dorong Sujiwo Maju di Pilkada Kubu Raya 2024

“Tentunya ini menjadi pembelajaran dan pengalaman untuk kita semua. Ini menjadi pengalaman berharga termasuk bagi kita yang di daerah, ketika akan menyelenggarakan turnamen maupun kejuaraan sepak bola, tentunya itu menjadi pengalaman berharga. Cukup di Kanjuruhan saja ada korban yang besar,” ucapnya.

Terkait doa bersama, Sujiwo mengapresiasi Kepolisian Resor Kubu Raya yang telah menggelar kegiatan tersebut. Menurutnya, doa bersama menjadi wujud empati semua pihak terhadap mereka yang menjadi korban.

Baca juga: Maria Lestari: Empat Pilar Kebangsaan Adalah Satu Kesatuan Wujudkan Masyarakat Sejahtera

“Kita bersama-sama memanjatkan doa agar semoga semua korban meninggal diterima seluruh amal ibadahnya dan ditempatkan di sisi-Nya yang terbaik. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan mereka yang mengalami luka diberikan kesembuhan,” ucapnya.

Kepala Kepolisian Resor Kubu Raya Ajun Komisaris Besar Jerrold H.Y. Kumontoy menyatakan rasa prihatinnya atas tragedi Kanjuruhan. Ia menyebut hal itu menjadi pembelajaran bagi semua pihak termasuk Kepolisian Republik Indonesia.

“Apa yang sudah terjadi, kami pun dari kepolisian turut prihatin dan berduka sedalam-dalamnya. Semoga semua ini menjadi pembelajaran kepada siapapun termasuk kami dari Polri,” ucap Jerrold.

Baca juga: HUT Polwan Ke-74, Ini Harapan Kapolres Kubu Raya AKBP Jerrold H.Y Kumontoy

Baca juga: HUT TNI ke-77, Lasarus Berharap Semakin Menyatu dengan Rakyat

Dalam konteks Kabupaten Kubu Raya, Jerrold menegaskan komitmen pihaknya untuk selalu mendukung setiap pelaksanaan kegiatan olahraga khususnya pertandingan sepak bola di daerah. Ia mengungkapkan anggotanya selalu memberikan pendampingan dan keamanan dalam setiap pertandingan yang digelar di berbagai kecamatan di Kubu Raya.

Baca juga: Presiden Jokowi Akan Kunjungi Kalbar, DPD GMNI Kalimantan Barat Sampaikan Aspirasi

“Jadi kami dari Polres Kubu Raya berpesan untuk selalu menjaga nilai-nilai sportivitas. Jangan melakukan tindakan-tindakan yang di luar dari yang semestinya, sehingga semua kegiatan terkait olahraga dapat berjalan dengan baik,” ajaknya.

Baca juga: Sujiwo Bagikan 10 Ribu Paket Lebaran untuk Warga Kubu Raya

Tragedi Kanjuruhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur, seusai pertandingan sepak bola antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC pada 1 Oktober lalu. Tragedi tersebut menewaskan 131 pendukung sepak bola Arema FC termasuk 35 anak-anak dan 2 anggota kepolisian.

Exit mobile version