KALBAR SATU, NEWS – Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himakua (Himpunan Mahasiswa Akuakultur) IPB (Institut Pertanian Bogor) bersama warga Desa Purwasari Kabupaten Bogor menggelar workshop bertajuk Smart Farming: Pembuatan Alat Semi Automatic Incubator.
Kegiatan tersebut menyasar warga Desa Purwasari yang menggeluti budidaya ikan nila pada Sabtu, 12 Agustus 2023 bertempat di Lapangan Mandala Fishery. Selaras dengan tujuan PPK Ormawa Himakua menjadikan Desa Purwasari sebagai desa sentra ikan nila, alat semi automatic incubator menjadi pilihan yang tepat.
Hal itu diungkapkan Surya Baskara selaku Ketua Pelaksana kegiatan tersebut harapannya menjadi wadah untuk berkolaborasi antara tim PPK Ormawa Himakua dengan warga Desa Purwasari untuk saling memberi masukan dan saran.
“Semi-automatic incubator ini bekerja dengan mengadaptasi kondisi pengeraman telur dalam rongga mulut induk ikan nila. Alat ini menciptakan kondisi telur agar selalu dalam keadaan penetasan yang optimal. Satu tabung inkubator bisa menampung 500-1000 telur ikan nila. Alat ini dilengkapi oleh filter kimia, biologis, dan fisik. Filter ini untuk menjaga kualitas air agar tetap steril,” kata Bimosena peraga pembuatan alat (12/08/2023).
Dalam workshop tersebut, Bimosena juga menjelaskan bahwa salah satu hal penting yang wajib diperhatikan, yaitu wadah yang digunakan tidak boleh memiliki sudut mati. Hal ini agar pengadukan merata sehingga tidak ada telur yang busuk. Kunci keberhasilan dari alat ini adalah pengocokan secara sempurna dan kekuatan air yang stabil.
“Perputaran air yang lambat akan menghasilkan sedikit gerakan pada telur dan menyebabkan proses metabolisme telur lambat sehingga masa penetasan menjadi lebih lama bahkan bisa jadi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan jamur. Sebaliknya, perputaran gerakan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan abnormalitas serta mematikan telur maupun larva,” terangnya.
Kegiatan workshop ini mendapat antusias yang tinggi dari warga Desa Purwasari. Hal tersebut ditunjukkan dari partisipasi warga yang turut aktif memberikan pertanyaan terkait prinsip kerja alat dan kondisi kesulitan selama di lapangan yang kerap mereka alami.
“Pentingnya melakukan pengontrolan beberapa parameter kualitas air seperti suhu, pH, DO, amoniak, TDS dan TSS tentu saja perlu dilakukan. Minimalnya setiap seminggu sekali agar menghasilkan telur yang memiliki performa yang optimal.” ujar Mubarok selaku Tim Pelaksana PPK Ormawa Himakua.
Dikesempatan yang sama, Yusuf Mustopa Kepala Desa Purwasari, menyambut hangat workshop semi automatic incubator ini. Alat ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan ketahanan pangan hewani di desa Purwasari.
“Terima kasih kepada PPK Ormawa Himakua yang telah memberikan kemudahan kepada warga Purwasari. Alat ini dapat dijadikan sebagai awalan untuk menunjang desa menuju sentra ikan nila. Meskipun kita sedikit, tetapi tetap menggigit. Kuncinya adalah berkomitmen. Harus adanya keberlanjutan dari mahasiswa dan masyarakat setempat”.
“Dengan semangat dan hadirnya akademisi, mari kita selalu tingkatkan sumber daya manusia dan lingkungan dengan budidaya ikan nila. Desa pun ikut memberikan dukungan ini dengan memberikan dana sehingga perlu adanya komitmen agar tujuan kita bersama dapat tercapai Kedepannya juga bisa berkolaborasi juga dengan dinas” papar Yusuf.
Hal tersebut juga ditegaskan kembali oleh Ibu Herlina selaku penyuluh perikanan bahwa kesempatan ini adalah momentum yang bagus untuk warga.
“Tidak hanya membudidayakan ikan secara tradisional saja sehingga produktivitasnya dapat meningkat dan menginspirasi desa lain untuk turut menggunakan teknologi ini,” terangnya.