KALBAR SATU, PONTIANAK – DPD GMNI Kalimantan Barat berkolaborasi bersama Akademisi Universitas Tanjungpura (Untan), Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Pontianak, KPU dan Bawaslu Kalbar melaksanakan agenda Focus Group Discussion dengan tema Peran Mahasiswa dan Pemuda Dalam Mendukung Pemilu Yang Jujur, Adil, dan Bermartabat berlangsung di Hotel Neo Pontianak, Kamis (05/10/2023).
Dalam rangka meningkatkan kapasitas kader GMNI yang ada di Kalimantan Barat sebagai pendukung dalam merespons dinamika-dinamika yang terjadi mulai dari Dunia Perkuliahan sampai dengan ke jenjang yang lebih tinggi serta sebagai bentuk eksistensi kader GMNI untuk memegang peran dalam rangka mendukung pemilu tahun 2024.
Baca juga: Ketua DPP GMNI Minta BPK Audit Pembelian Pesawat Bekas Kemenhan
“Agenda ini menjadi momen seluruh elemen pemuda dan mahasiswa untuk kembali meningkatkan kemampuan diri dan organisasi dalam peran sebagai pemuda dan mahasiswa melalui Focus Group Discussion mengenai kepemiluan yang diawali dengan penyampaian materi dari narasumber yang luar biasa dengan isu-isu dan pemahaman yang di sajikan dengan tepat dan singkat berhasil menjadi pemantik diskusi yang luar biasa,” kata Cesar Ketua DPD GMNI Kalbar.
“Kita semua sudah sepantasnya melakukan kolaborasi untuk Indonesia. Sehingga ketika Indonesia Emas kita semua sudah siap dalam menghadapinya. Kita ini harus menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI,” lanjut Cesar.
Baca juga: Food Estate Mangkrak, GMNI Pertanyakan Kinerja Menhan Prabowo
Dalam laporan Ketua Panitia yang disampaikan oleh Antoni Bram, bahwa kegiatan FGD yang dilaksanakan oleh DPD gmni Kalimantan Barat ini sudah dipersiapkan sejak beberapa Minggu yang lalu.
“Kegiatan ini dirancang dan digagas oleh DPD GMNI Kalbar dalam rangka mendorong serta menekankan pentingnya keterlibatan kaum pemuda dan mahasiswa dalam menyambut pesta demokrasi 2024,” ujarnya.
Pemilih dari kaum muda, lanjut Antoni Bram, pada tahun 2024 melebihi angka 50 persen tentu hal ini menjadi catatan penting bagi kita sebagai mahasiswa yang merupakan bagian dari kaum muda penyumbang suara tersebut pagi pesta demokrasi 2024.
Baca juga: Kampanyekan Capres Ganjar, PDIP Kalbar Sebar Lebih Dari 8 Ribu Baliho
“Oleh karna itu gmni Kalimantan Barat menyadari bahwa perlu adanya dorongan dan penginggat bagi kaum muda dan mahasiswa agar mau dan secara sadar berpartisipasi dalam pemilu 2024, dan dalam sambutannya ketua panitia menyampaikan bahwa agenda ini dihadiri oleh ketua organisasi internal kampus serta eksternal kampus yang ada di kota Pontianak,” paparnya.
Sedangkan pemaparannya Prof. Dr. H. Martoyo, M.A, mendefinisikan pemuda harus mengembangkan proses demokrasi.
“Pemuda adalah ujung tombak bangsa tentunya harus mengawal proses demokrasi sebagai sarana mencapai tujuan yang harus kita kembangkan bersama,” jelas mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untan itu.
M. Fajrin, S. H., M.H, pemateri kedua menekankan bahwa pemuda saat ini dalam gerakannya tidak bisa dibatasi.
Baca juga: PKC PMII Kalbar Gelar Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan Menjaga Persatuan Dan Kebhinekaan
“Saya merumuskan bahwa ruang pemuda memang tidak bisa dibatasi utamanya dalam pergerakan mahasiswa terutama aktif dalam membuat konten di media sosial,” ujar Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Disamping itu, hadir pula Anggota KPU Kalimantan Barat (Kalbar) Kartono Nuryadi, S. Si yang menyampaikan “Masyarakat tidak hanya terlibat dalam pemungutan suara tetapi jauh sebelum pemilu dilaksanakan masyarakat sendiri sudah turut berpartisipasi secara tidak langsung”.
Selain itu, disampaikan pula bahwa jumlah partisipasi masyarakat di Kalbar adalah sebesar 82 persen dengan tingkat tertinggi yakni pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan tingkat partisipasi terendah pada pemilihan DPRD Kabupaten/Kota.
Kemudian ditutup dengan penyampaian materi terakhir oleh Anggota Bawaslu Kalbar Ibu Agnes Ermi, S.Pd, dalam pemaparannya mengajak seluruh pemuda dan mahasiswa untuk ikut bersama mengawasi dalam proses pemilu 2024 ini.
“Saya ingin mengajak seluruh mahasiswa dan pemuda yang semangatnya masih membara untuk melaporkan pelanggaran selama proses pemilu berjalan baik itu mulai dari isu sara, politik uang, bahkan ancaman apabila didapati,” tutupnya sambil menambahkan mengenai keterlibatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dan pemuda serta pelanggaran etik, pidana, dan pemilu.