KALBAR SATU ID – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Barat kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di Kalbar melalui serangkaian kegiatan yang digelar pada 11-14 Agustus 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Badan Kesbangpol Kalbar, Perguruan Tinggi, Ormas, Instansi/Lembaga dan sejumlah tokoh masyarakat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme, di mana FKPT Kalbar telah berperan aktif sejak dibentuk pada tahun 2012. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain, di bidang Media dan Humas, FKPT mengadakan kegiatan di Keraton Pakunegara Tayan Kabupaten Sanggau yang melibatkan unsur kearifan lokal.
Selain itu, bidang Pemuda dan Pendidikan juga menggelar kegiatan pada 13 Agustus 2024 di Aula Syeikh Abdurrani Mahmud IAIN Pontianak, yang diikuti oleh 100 peserta. Di bidang Perempuan dan Anak, meskipun kegiatan mengalami penundaan, FKPT tetap berkomitmen untuk melaksanakannya di Kabupaten Landak. Sementara itu, kegiatan di bidang Agama, Sosial, dan Budaya direncanakan akan dilaksanakan pada akhir Oktober di Kabupaten Kubu Raya.
Ketua FKPT Kalimantan Barat, Prof. Dr. KH. Wajidi Sayadi, M.Ag., menyatakan bahwa FKPT Kalbar terus berupaya untuk melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam setiap kegiatan, guna memperkuat upaya pencegahan penyebaran paham radikal dan terorisme. Ia juga menegaskan pentingnya kerjasama lintas sektor dengan berbagai instansi di Kalbar untuk menghadapi tantangan ini.
FKPT Kalbar juga menghadapi sejumlah kendala, terutama terkait keterbatasan dana dan prasarana. Namun, hal ini diatasi melalui kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Kesbangpol, Polda, dan Kodam, serta lembaga pendidikan dan media massa.
Dalam penutupannya, Prof. Wajidi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah terlibat dan mendukung kegiatan FKPT Kalbar.
“Dengan dukungan dan partisipasi aktif semua pihak, kami optimis dapat terus menguatkan upaya pencegahan terorisme di Kalimantan Barat,” ujar Prof. Wajidi.