KALBAR SATU ID – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menggelar Borneo Forum ke-8 tahun 2025 dengan tema “Harmonisasi Kemitraan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional dan Tata Kelola Sawit yang Kondusif” di Hotel Aston Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis–Jumat (21–22/8/2025).
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono dalam sambutannya mengatakan, forum ini merupakan ajang tahunan khusus GAPKI se-Kalimantan yang terdiri dari Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, dan Kaltara. Tahun ini Kalimantan Barat menjadi tuan rumah, sementara tahun depan direncanakan berlangsung di Kalimantan Timur.
Selain Borneo Forum, GAPKI juga memiliki forum regional lainnya, seperti Andalas Forum di Sumatera yang melibatkan cabang Aceh, Sumut, Riau, Sumbar, Bangka-Belitung, Sumsel, dan Lampung. Kegiatan Andalas Forum tahun depan akan digelar di Sumatera Selatan. Di Sumut, ada pula kegiatan khusus bernama IPOS Forum yang dijadwalkan Oktober 2025. Sementara di Sulawesi, karena jumlah anggota lebih sedikit, forum digabung dalam GAPKI Sulawesi.
“Secara nasional GAPKI memiliki 15 cabang dan rutin menyelenggarakan forum seperti ini untuk memberikan masukan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait tantangan tata kelola sawit ke depan,” ungkap Ketua Umum GAPKI.
Ia menegaskan, tema yang diangkat tahun ini sangat relevan mengingat perusahaan sawit dituntut berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Saat ini, GAPKI tercatat memiliki 749 perusahaan anggota dengan total lahan 3,7 juta hektare, atau sekitar 30 persen dari total 2.281 perusahaan sawit berdasarkan data BPS 2023.
Di Kalbar, dari 325 perusahaan sawit, baru 78 yang tergabung sebagai anggota GAPKI.
“Kami berharap pemerintah ikut mendorong lebih banyak perusahaan di Kalimantan Barat untuk bergabung dengan GAPKI, agar visi sebagai mitra strategis pemerintah bisa lebih optimal,” ujarnya.
Ketua Umum GAPKI juga mengingatkan bahwa industri sawit memiliki peranan penting dalam menyelamatkan perekonomian Indonesia pada beberapa krisis, yakni pada krisis moneter 1998, krisis global 2008, dan pandemi COVID-19 2019–2020.
“Ini bukti industri sawit sangat penting bagi bangsa. Industri ini harus dijaga, dipertahankan, dan tetap konsisten agar tidak meredup,” tegasnya.
Borneo Forum 2025 pun ditutup dengan apresiasi kepada panitia penyelenggara yang sukses melaksanakan kegiatan. GAPKI menegaskan forum ini akan terus digelar rutin sebagai wadah komunikasi dan konsolidasi pelaku industri sawit di Indonesia.