IPIM Kalbar: Pengurus Masjid Harus Kuat, Amanah, dan Kuasai Teknologi

IPIM Kalbar: Pengurus Masjid Harus Kuat, Amanah, dan Kuasai Teknologi
Ketua IPIM Kalbar, Muammar Khadafi.

KALBAR SATU ID – Rangkaian kegiatan Pembinaan Masjid Percontohan Tahun 2025 yang digelar oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat di Hotel Golden Tulip Pontianak, Selasa (26/8/2025), menghadirkan pemateri kedua, yaitu Ketua Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Kalbar, H. Muammar Khadafi, Lc, MH. Al-Hafidz.

Ia menyampaikan materi penting bertajuk Urgensi Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).

Bacaan Lainnya

Dalam penyampaiannya, H. Muammar Khadafi menegaskan bahwa masjid dan pengurusnya memiliki kedudukan yang sangat mulia. Profesionalisme dalam bekerja, menurutnya, harus berlandaskan pada firman Allah dalam Surah At-Taubah ayat 105: “Dan Katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu…”

Menurutnya, kriteria pengurus masjid yang ideal adalah kuat, amanah, dan berpengetahuan. Namun, di lapangan masih banyak persoalan umum yang dihadapi pengurus masjid. Di antaranya manajemen dan administrasi yang lemah, kurang kompeten, administrasi yang buruk, ketiadaan status hukum atau legalitas, minimnya partisipasi jemaah, dominasi usia tua dalam kepengurusan, lemahnya kaderisasi, serta rendahnya keterlibatan aktif ke masjid.

Untuk menjawab tantangan tersebut, H. Muammar Khadafi menawarkan beberapa solusi strategis. Pertama, melalui pelatihan dan pengembangan SDM, khususnya pelatihan manajemen masjid agar pengurus mampu mengelola operasional secara efektif.

Kedua, peningkatan keterampilan pengurus, termasuk dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian program kemasjidan.

Ketiga, mendorong profesionalisasi pengelolaan masjid dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi, terutama teknologi informasi.

Keempat, menjalin dukungan dan kolaborasi dengan instansi terkait, baik pemerintah, lembaga zakat, maupun tokoh masyarakat.

“Masjid harus dikelola secara modern dan profesional tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritualitas. Dengan pengurus yang kuat, amanah, dan berilmu, masjid dapat berfungsi optimal sebagai pusat ibadah, pendidikan, sosial, dan pemberdayaan umat,” jelasnya.

Peserta terlihat antusias mengikuti materi tersebut. Diskusi interaktif pun mengemuka, terutama terkait strategi konkret dalam mengatasi persoalan kaderisasi dan penguatan administrasi. Melalui pembinaan ini, diharapkan para pengurus masjid semakin termotivasi meningkatkan kapasitas dan kualitas diri, sehingga mampu mewujudkan masjid percontohan yang ideal di Kalimantan Barat.

Ikuti GOOGLE NEWS atau Join Channel TELEGRAM

Pos terkait