KALBAR SATU ID, JAKARTA – Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Bure Mariburna Sulawesi Selatan mengelola hutan lindung yang dijadikan spot wisata hutan yang masih alami dan rimbun.
Ketua KUPS Ekowisata Bure Mariburna, Hardiono menyampaikan KUPS yang ia kelola sudah berhasil membangun spot ekowisata seperti Tarzan Swing, Flying Fox terpanjang di Sulawesi Selata, outbond camp, dan juga kafe.
“Kita juga sempat mengadakan even festival sebelum pandemi. (Wisata disini pasti ramai) Karena lokasinya tepat di samping jalan poros tanah Toraja.,” tutur Hardiono saat menjadi pembicara pada Festival PusPA bertajuk ”Market Gathering Ekowisata berbasis Perhutanan”, Kamis (27/10/2022).
Hardiono mengungkapkan keunggulan ekowisata disana adalah lokasinya masih hutan rimbun sehingga masih sangat terasa hutan di lokasi itu.
“Kemudian ada view Gunung Nona sebagai salah satu ikon kabupaten Enrekang, kita juga menjual kopi kalosi, kemudian ada beberapa wahana yang kita buat sendiri di tempat lain tidak ada, misal tarzan swing,” jelas Hardiono.
Ia mengatakan untnuk menunjang kenyamanan dan kebutuhan pengunjung, pihaknya telah menyiapkan sejumlah fasilitas yang sudah memadai, seperti mushola, area camp, dan fasilitas umum lainnya.
Untuk menjaga kelestarian pohon di hutan lindung, Hardiono mengatakan KUPS Bure Mariburna memiliki program menanam pohon setiap satu bulan sekali.
“Kita juga setiap bulan kita melakukan penanaman pohon di titik yang belum ada pohon,” jelasnya.
“Salah satu keunggulan lainnya adalah ekowisata ini kami kelola secara mandiri jadi dalam pengerjaannya betul-betul diperhatikan, sehingga orang pasti paham pasti akan ada yang baru sehingga orang tidak bosan untuk datang kesini,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Festival PUsPA ”Market Gathering Ekowisata berbasis Perhutanan” merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha (PUPUK) bekerjasama dengan The Asia Foundation.