KALBAR SATU ID – Halal Bihalal menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia pada momen Idul Fitri. Berkenaan dengan hal tersebut, masih di bulan Syawal, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat menggelar kegiatan Halal Bihalal Keluarga Besar Muhammadiyah dirangkai dengan Pelepasan Jemaah Haji KBIHU Muhammadiyah di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat pada hari Jumat (25/4/2025) siang.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Kanwil Kemenag Kalbar, Dr. H. Muhajirin Yanis, M.Pd.I, Gubernur Kalimantan Barat yang diwakili Asisten Administrasi dan Umum Setda Prov. Kalbar, Drs. Alfian Salam, MM, Forkopimda, Ketua MUI Kalbar, Pengurus Muhammadiyah Kalbar dan Jemaah Haji Kalbar yang tergabung dalam KBIHU Muhammadiyah, serta mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak dan pelajar dari SMA Muhammadiyah yang ada di Kota Pontianak.
Dalam sambutannya, Alfian Salam mewakili Gubernur Kalimantan Barat, menyampaikan bahwa tradisi baik Halal Bihalal patut dilestarikan karena selain sebagai wadah untuk saling memaafkan, juga menjadi sarana untuk menjalin dan memperkokoh silaturahim terhadap sesama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mari kita jadikan semangat Idul Futri sebagai momentum bagi kita untuk saling membuka diri dan memberikan semangat bagi kita dalam membangun Kalimantan Barat menjadi lebih maju dan lebih bermartabat,” ucap Alfian Salam.
Berkenaan dengan rencana pembangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Pontianak, ia berharap agar rumas sakit tersebut dapat menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi masyarakat Kalimantan Barat.
“Saya berharap rumah sakit yang akan dibangun oleh PW Muhammadiyah bukan hanya sekedar membangun gedung tapi juga membangun harapan masyarakat yang ingin mendapatkan kesembuhan dan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya. Semoga bisa segera diwujudkan sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Kalbar,” harapnya.
Hadir mewakili Ketua PP Muhammadiyah, Deputi II Menko PMK RI dan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, Prof. Dr. dr. H. Sukadiono, MM., yang memberikan tausiah pada kegiatan tersebut.
Disampaikan oleh Sukadiono bahwa dalam Islam, ada salah satu sifat baik yang disebut as-shofa. Dimana sifat ini memiliki makna yang luas, mencakup kemampuan untuk membebaskan diri dari sifat-sifat negatif seperti iri hati, dan upaya untuk mengendalikan diri agar meraih kebaikan.
“As-Shofa mendorong kita untuk terus meningkatkna kualitas spiritual baik melalui ibadah maupun tindakan-tindakan kebaikan, salah satunya dengan memberikan maaf pada orang yang pernah melakukan kesalahan pada kita, agar kita mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat,” jelas Sukadiono mengakhiri tausiahnya di hadapan ratusan peserta yang hadir di Pendopo Gubernur Kalbar.