KALBAR SATU ID – Direktorat Binmas Polda Kalimantan Barat mengadakan kegiatan tatap muka bertema Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme, Radikalisme, dan Intoleransi di Ballroom Meranti Hotel Alimoer, Kabupaten Kubu Raya.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI), organisasi masyarakat, mahasiswa, dan tokoh agama, dengan tujuan memperkuat nilai kebangsaan untuk menjaga keutuhan NKRI.
Didi Darmadi, S.Pd.I, M.Lett, M.Pd, Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat, menyoroti pendekatan budaya, edukasi, dan sosial yang dilakukan FKPT untuk membangun komunitas yang tangguh terhadap ancaman radikalisme dan terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pencegahan radikalisme hingga terorisme harus melibatkan seluruh elemen masyarakat melalui strategi pentahelix, yang mencakup pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan dunia usaha. Dengan komunikasi yang kuat antar elemen ini, kita bisa mendeteksi dini dan mencegah aksi yang mengarah ke terorisme,” kata Didi, Kamis (08/05/25).
Didi menjelaskan bahwa FKPT Kalbar telah melaksanakan berbagai program preventif, seperti kegiatan “Kenduri” (Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri), festival musik untuk membangun nasionalisme di kalangan pemuda, serta pemberdayaan perempuan dan anak untuk menciptakan perdamaian.
“Program “Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku” di Kota Singkawang, misalnya, melibatkan pelajar, guru, dan organisasi masyarakat dalam dialog dan edukasi tentang bahaya radikalisme,” ungkapnya.
Didi menekankan pentingnya penelitian sebagai sistem peringatan dini (early warning system) untuk mendeteksi potensi radikalisme. FKPT Kalbar melakukan telah penelitian Indeks Potensi Radikalisme (IPR) dan Indeks Risiko Terorisme (IRT), yang menjangkau masyarakat hingga tingkat RT/RW, tokoh agama, pemerintah, dan aparat keamanan dan pertahanan.
“Kami memetakan aktivitas masyarakat dari sikap, tindakan, dan pemahaman hingga pelosok desa. Penelitian ini membantu kami mengidentifikasi gejala awal radikalisme dan terorisme dimasyarakat dan memberikan rekomendasi kepada pihak berwenang, seperti Densus 88 dan juga BNPT,” imbuhnya.
Didi juga menyebutkan bahwa FKPT bekerjasama dengan berbagai lembaga untuk menyebarluaskan hasil penelitian melalui media sosial, jurnal, dan website FKPT Center.
Ia mengajak masyarakat untuk melaporkan aktivitas mencurigakan langsung ke FKPT, sebagaimana dibahas dalam Rakernas BNPT pada 22-24 April 2025.