KALBAR SATU ID – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IAIN, Untan, UNU Kalbar, Stitdar, dan Family Research Center (Firtsweb) sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD). Agenda tersebut dilaksanakan Kota Pontianak, Minggu (25/11/2024).
Kegiatan Kolaborasi tersebut dihadiri oleh kader PMII IAIN Pontianak, UNU KALBAR, Stitdar, Untan, dan Anggota Firtsweb, dalam diskusi tersebut mengangkat tema Darurat Jomblo (Menyoal Peran Agama dan Pemerintah Menuju Indonesia Emas 2045.
Baidowi selaku Ketua Komisariat IAIN Pontianak mengatakan bahwa angka pernikahan di Indonesia setiap tahunnya mengalami penurunan maka PMII hadir untuk mendiskusikan dan menyatakan sikap terhadap isu tersebut.
Baca juga: PMII IAIN Pontianak Gelar Mapaba, Membentuk Pemimpin Progresif
“Dalam data Statistik bahwasanya angka pernikahan di Indonesia setiap tahunnya mengalami penurunan hal tersebut jelas mempengaruhi visi besar Indonesia emas 2045, maka dari itu kita hadir untuk mendiskusikan dan menyatakan sikap terhadap isu tersebut” katanya.
Baidowi juga berharap hasil diskusi tersebut bisa menjadi masukan untuk para pemuka agama dan pemerintah.
“Kami harap hasil diskusi ini bisa menjadi masukan untuk para pemuka agama dan para pemerintah terhadap turunnya angka pernikahan di Indonesia,” harap Baidowi.
Hamidi selaku bendahara IKA PMII Kubu Raya mengatakan bahwasanya ia sangat mengapresiasi kegiatan diskusi tersebut, supaya PMII tidak hanya berbicara soal kaderisasi saja.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan pada diskusi seperti ini, PMII tidak melulu soal kaderisasi saja, nah yang saya tunggu-tunggu adalah kegiatan seperti ini, diskusi yang bisa mengasah otak,” ungkap Hamidi dalam sambutanya.
Baca juga: PMII Kota Pontianak Gelar Diskusi Kolaborasi: Kekerasan Seksual dalam Lensa Pergerakan
Adapun hasil diskusi serta pernyataan sikap PMII dan Firtsweb terhadap isu tersebut yaitu:
1. berkurangnya doktrin agama terhadap esensi pernikahan di masyarakat. Berharap adanya peran aktif dari tokoh agama, organisasi keagamaan dan organisasi mahasiswa yang bernafaskan agama, untuk menggaungkan lebih masif tentang nilai-nilai dan esensi pernikahan dalam perspektif agama.
2. mengharapkan peran lebih masif dari pemerintah untuk mengawal isu dan paham yang mengarah pada kemungkinan munculnya krisis demografi di Indonesia.
3. mendorong munculnya RUU yang mengatur tentang pengendalian angka pernikahan di Indonesia.
Editor : David