KALBAR SATU ID – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Syekh Mahfud At Tirmasi (FUAD) dan Rayon Az Zarnuji (FTIK) Komisariat IAIN Pontianak menggelar follow up 3 MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) dengan tema “Kekerasan Seksual dalam Lensa Pergerakan” berlangsung di Cafe LCC, Kota Pontianak, pada Minggu 17 November 2024.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh peserta Mapaba Sebanyak 42 kader dari berbagai kampus di Pontianak. Follow up ini bertujuan untuk memastikan materi yang diterima saat MAPABA terserap dengan baik. Selain itu, tema tentang Kekerasan Seksual ini sengaja diangkat sebagai bentuk pemahaman kesetaraan gender.
Kegiatan ini menjadi upaya penegasan bahwa perempuan memiliki hak yang sama dan harus dilindungi, karena tak jarang perempuan hanya dijadikan objek kekerasan seksual.
Baca juga: PMII IAIN Pontianak Gelar Mapaba, Membentuk Pemimpin Progresif
Fitri Andriyani selaku Pemateri mengatakan kekerasan seksual sangat penting untuk dibahas, karena hal tersebut dapat membuka pandangan dan kesadaran mengenai pentingnya memahami bahaya kekerasan seksual.
“kekerasan seksual sangat bagus untuk diangkat dalam sebuah forum diskusi seperti follow up. Karna hal ini akan membuka pandangan dan kesadaran serta pemahaman secara komprehensif kepada para kader bahwa sangat penting untuk memahami bahaya kekerasan seksual.” kata Fitri.
Fitri berharap PMII bisa menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk para kadernya berproses dan menjadi fasilitator untuk mengedukasi bahaya kekerasan seksual.
“Harapan saya, rumah pergerakan menjadi tempat nyaman dan aman untuk para kader berproses serta menjadi salah satu sektor dalam melakukan pencegahan dan dapat mengedukasi bahayanya kekerasan seksual kepada orang lain,” harapnya.
Senada dikatakan, Fahrurrozi, Ketua Rayon Syekh Mahfud At-Tirmasi mengungkapkan alasan mengambil tema tersebut supaya para kader PMII peka dan peduli terhadap masalah sosial yang ada di sekitarnya, salah satunya yaitu Pelecehan Seksual, dengan adanya diskusi tersebut diharapkan bisa menjadi bekal untuk selalu antisipasi terhadap kekerasan seksual.
“Alasan kami mengambil tema tersebut supaya para kader PMII peka dan peduli terhadap masalah sosial yang ada di sekitarnya, salah satunya Pelecehan Seksual, kami harap ini bisa menjadi bekal untuk para peserta untuk selalu antisipasi terhadap kekerasan seksual” ungkap Rozi.