Opini

Pendidikan Pesantren Kunci Indonesia Emas 2045

Pendidikan Pesantren Kunci Indonesia Emas 2045
Penulis: Abdul Rohim, Mahasiswa Pasca Sarjana Iai Al-Qolam Malang. Foto/Istimewa.

KALBAR SATU ID – Kata pesantren adalah kata yang tidak asing di telinga masyarakat indonesia. Sejak dulu, pesantren telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pejalanan bangsa ini. Pesantren berasal dari kata santri yang ketambahan kata ‘pe’ dan ‘an’ yang berarti tempat santri. Dalam bahasa lain, pesantren juga sering disebut pondok, dari bahasa Arab yang berarti hotel atau asrama.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan berbasis keagamaan. Awalnya pesantren hanya terdiri dari santri, kiai dan musholla atau masjid tempat santri bermalam. Tak hanya itu, pesantren awalnya hanya diikuti oleh santri laki-laki saja, namun kemudian mulai menerima santri perempuan.

Selanjutnya bentuk pesantren semakin mengalami perkembangan dengan adanya asrama khusus untuk tempat tinggal santri.
Dari segi pembelajaran, bentuk awal dari pesantren biasanya berupa pembelajaran dengan sistem sorogan, bandongan dan wetonan tanpa kelas dan belum ada system interakasi antara guru dan murid.

Berdirinya pesantren sebagai lembaga pendidikan, khususnya pendidikan agama, telah memberikan dampak yang positif bagi perjalanan bangsa ini. Hal ini terlihat dari banyaknya alumni pesantren yang turut serta dalam pembangunan baik secara fisik maupun secara psikis.

Pesantren dengan kemandirian metode dan keajegannya telah mewarnai perjalanan dunia pendidikan di Indonesia. Tak heran jika sampai saat ini, pesantren masih menjadi pilihan bagi sebagian besar orang tua untuk memberikan pendidikan bagi putra-putrinya.

Perjalanan pesantren sebagai lembaga pendidikan terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Bahkan model dan materi pembelajaran di dalamnya kian bertambah dan bervariasi.

Hal ini merupakan bagian dari upaya pesantren agar tetap eksis sebagai wadah pembentuk masyarakat yang kuat secara kegamaan serta cakap dalam keterampilan, teknologi dan pengetahuan lain.

Pesantren hari ini, khususnya dalam menyongsong Indonesia emas 2045 harus meneruskan perkembangan model dan materi ajar yang diterapkan, tanpa menghilangkan identitas asalinya. Misalnya dengan adanya jenjang pendidikan dari tingkat yang paling bawah sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Hal ini perlu dilakukan pesantren-pesantren dalam menyiapkan generasi bangsa yang tidak hanya cakap dalam bidang keagamaan, namun juga bidang pengetahuan umum.

Kompetensi integratif harus dilakukan dan ditambahkan dalam kurikulum pesantren, yaitu penyediaan aktifitas belajar keilmuan umum, selain materi keagamaan, agar santri yang belajar di pesantren memiliki kesempatan yang sama dengan pelajar yang belajar di luar pesantren.

Apalagi kini dengan terbukanya dunia global, pesantren harus terus melakukan adaptasi dan pembaruan ke arah kemajuan dunia digital. Sehingga nantinya, santri siap bersaing dan ikut serta berkontribusi bagi masyarakat dengan baik.

Kemapanan pesantren dalam menjadikan santri sebagai manusia-manusia yang kuat dalam ilmu agama, akhirnya juga memiliki daya tawar baru dengan adanya perubahan kompetensi integral di dalam kurikulum pesantren.

Hal ini nantinya akan menjadi kabar gembira bagi para orang tua yang ingin memilihkan lembaga pendidikan bagi anaknya yang tidak hanya akan menjadikan mereka anak yang berkarakter agama yang kuat dan berakhlakul karimah, melainkan juga memiliki skill keterampilan dan menguasai kecanggihan teknologi.

Dengan demikian pesantren juga akan melahirkan manusia-manusia yang tidak serakah terhadap duniawi karena pondasi dari ilmu yang mereka pelajari dipesantren adalah al-Qur’an dan Hadis, yang didalamnya sudah termuat seluruh aspek kehidupan, baik cara bertetangga, cara beribadah, cara memanusiakan manusia dan yang terpenting adalah cara menjadi seorang pemimpin adil yang akan membawa Indonesia emas 2045.

Penulis: Abdul Rohim, Mahasiswa Pasca Sarjana Iai Al-Qolam Malang.

Berlangganan Udpate Terbaru di Telegram dan Google Berita
Exit mobile version