KALBARSATU.ID – Hasil Pilpres Amerika Serikat 2020 kali ini menciptakan rekor baru dalam sejarah pesta demokrasi menuju gedung putih di Negara Paman Sam itu.
Calon Presiden (Capres) AS 2020 dari Partai Demokrat, Joe Biden melampuai perolehan mantan Presiden, Barack Obama pada 2008.
Saat pemilu 12 tahun lalu, Obama memperoleh 69.498.516 suara. Ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejara pemilu AS.
Dan saat ini, pada Pemilu Amerika 2020, Biden yang pernah menjadi wakil presiden Obama selama 2 periode. Sejauh ini telah mendapat 70.470.207 (50,3 persen) suara. Perolehan itu tampaknya akan terus bertambah.
Diberitakan halaman CBS News pada Rabu 4 November 2020 kemaren, Biden mengungguli Donald Trump yang baru mengumpulkan 67.280.936 suara (48,0 persen).
Kompetisi menuju Gedung Putih di Pilpres AS kian sengit dan seru. Dan ini tergantung pada negara bagian mana saja yang dimenangkan masing-masing kandidat.
Masih ada jutaan suara yang belum dihitung, masih kemungkinan kedua Capres sama-sama memecahkan rekor suara Obama yang saat itu berhadapan dengan Senator John McCain.
Kendati demikian, mendapati suara populer (popular votes) tidaklah menjamin menang pilpres Amerika.
Contohnya, Pada 2016 Hillary Clinton memang popular votes tapi kalah di electoral votes dengan Trump. Hingga Kamis 5 November 2020, Biden melampaui Trump dengan perolehan 264 electoral votes. Sementara, Trump masih ketinggalan dengan raihan 214 suara elektoral.
Namun, Trump sempat melampaui ekspektasi pada Selasa 3 November 2020. Itu setelah mengamankan beberapa negara bagian krusial seperti Ohio, Florida, dan Texas, yang awalnya diprediksi akan jatuh ke pelukan Demokrat.
Penghitungan suara masih berlanjut, termasuk di Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan yang sangat diharapkan Demokrat. Biden juga tampaknya akan memenangi Arizona, yang tidak pernah dimenangi capres dari Demokrat sejak 1996.
Namun, Pada Rabu, 4 November 2020 dini hari Trump mengklaim dirinya telah menang pemilu Amerika. Kemudian berjanji untuk menuntut legalitas suara sampai ke Mahkamah Agung. Tim kampanye Biden menyebutnya upaya tidak tahu malu untuk mengambil hak-hak demokratis warga Amerika.