Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Terkini

Jadwal Gerhana Bulan Total di Indonesia 2021 Berikut Wilayah yang Bisa Menyaksikan

1
×

Jadwal Gerhana Bulan Total di Indonesia 2021 Berikut Wilayah yang Bisa Menyaksikan

Sebarkan artikel ini
Jadwal Gerhana Bulan Total di Indonesia 2021 Berikut Wilayah yang Bisa Menyaksikan
Jadwal Gerhana Bulan Total di Indonesia 2021 Berikut Wilayah yang Bisa Menyaksikan (freepik)
Example 468x60

KALBAR SATU – Jadwal Gerhana Bulan total di Indonesia 2021 berikut wilayah yang bisa menyaksikan.

Sebentar lagi, sesuai jadwal Gerhana Bulan Total kembali terjadi pada bulan Mei ini dan bisa disaksikan dari Indonesia.

Advertiser
Example 300x600
Banner Ads

Diketahui, peristiwa Gerhana Bulan Total, kali ini terjadi pada hari Rabu 26 Mei 2021.

Super blood moon atau Gerhana bulan total terjadi ketika bayangan Bumi sepenuhnya menutupi Bulan.

Baca Juga Gerhana Matahari Total akan Terjadi Senin 14 Desember, Lihat Infonya

Bahkan kala itu, Bulan akan tampak sangat gelap.

Pada saat itu, Sinar Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan tersebar, dibiaskan, dan difokuskan kembali ke Bulan.

Sehingga memberikan cahaya yang redup, bahkan gelap.

Jika GBT dilihat dari permukaan Bulan, maka akan terlihat bentuk cakram hitam Bumi menghalangi seluruh Matahari.

Warna Bulan bisa berubah warna menjadi kemerahan atau menyerupai warna tembaga selama GBT berlangsung.

Ketika Bulan berada dalam bayangan total, sebagian cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi kemudian membelok ke arah Bulan.

Sementara, warna lain dalam spektrum terhalang dan dihamburkan oleh atmosfer Bumi.

Dikatakan oleh Peneliti Pusat Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emmanuel Sungging, bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan GBT pada Rabu, 26 Mei 2021.

“Sebetulnya dari seluruh wilayah Indonesia bisa saja, hanya saja, kalau mau lengkap dari awal, memang lebih baik dari wilayah Timur Indonesia,” ujar Emmanuel dikutip dari Kompas.com, Kamis 20 Mei 2021.

Ia menambahkan, untuk menyaksikan GBT, masyarakat tidak perlu menggunakan alat bantu optik.

“Buat masyarakat umumnya, ya bisa menikmati gerhana tanpa harus berkerumun, bisa dari rumah masing-masing menikmati saat senja hari,” lanjut dia.

Dilansir dari situs resmi Lapan, masyarakat dapat menyaksikan fase gerhana berdasarkan waktu yang wilayah yang pas.

Fase awal penumbra

Untuk fase awal penumbra gerhana bulan total dapat disaksikan di Papua dan Kepulauan Aru pada pukul 17.46 WIT.

Fase awal sebagian Fase awal sebagian gerhana bulan total dapat disaksikan di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali Kepulauan Aru), Maluku Utara.

Kemudian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan NTT pada pukul 17.44 WITA atau 18.44 WIT.

Fase awal total

Fase awal total gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagian Riau.

Masyarakat dapat melihatnya pada pukul 18.09 WIB, 19.09 WITA, atau 20.09 WIT.

Fase puncak gerhana

Fase puncak gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Pulau Nias, sebagian Sumatera Utara.

Masyarakat dapat menyaksikan pada pukul 18.18 WIB, 19.18 WITA, atau 20.18 WIT.

Fase akhir total

Fase akhir total gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 18.27 WIB, 19.27 WITA, atau 20.27 WIT.

Fase akhir sebagian Fase akhir sebagian gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 19.52 WIB, 20.52 WITA, atau 21.52 WIT.

Fase akhir penumbra Untuk fase akhir penumbra gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 20.51 WIB, 21.51 WITA, atau 22.51 WIT.

Saksikan di BMKG

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menyatakan, Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar.

“Hal ini terjadi saat Bulan berada di umbra Bumi, yang berakibat, saat puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah, terkenal dengan istilah Blood Moon,” kata dia kepada Kompas.com, Jumat 21 Mei 2021.

Triyono menjelaskan, posisi Bulan saat terjadi gerhana, berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Super Moon.

“Sehingga, Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di Perigee, Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi,” ucap Triyono.

Triyono mengatakan, BMKG akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 di lokasi-lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

BMKG  menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi dan disebarluaskan melalui https://www.bmkg.go.id/gbt.

Gerhana Bulan Total ini dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah-berawan.

Ia memastikan, Gerhana Bulan Total aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana.

“Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis,” kata dia.

Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt.

Mereka yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya.

 

Example 300250
Example 120x600