PONTIANAK, KALBARSATU.ID – Satgas Penangan dan pengendalian COVID-19 Kalbar mengantisipasi masuknya virus B117 varian baru dari corona virus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyebutkan jalur berisiko di Kalbar.
Kata dia, saat ini jalur masuk Kalbar yang paling beresiko adalah jalur laut, karena masih menggunakan wajib rapid antigen.
Sementara, kata dia kalau untuk di Bandara Supadio sudah diterapkan penumpang yang masuk jalur udara harus mengantongi pcr negatif di bandara.
“Kita bisa melakukan pencegahan virus B117 atau virus corona yang dibawa oleh penumpang dari Jawa atau dari Luar Kalbar,” ujarnya, Minggu 8 Maret 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa terdapat masalah terkait surat palsu, namum sekarang ada peraturan Gubernur harus validasi hasil PCR melalui Aplikasi electronic Health Alert Card (eHac).
Dengan penerapan eHac, tutur dia, akan memperkecil pemalsuan surat.
Hal itu karena laboratorium tempat penumpang untuk melakukan PCR telah diperiksa dan direkomendasikan langsung oleh Diskes setempat bahwa memang laboratoriumnya layak.
Kendati begitu, diakuinya saat ingin menerapkan wajib PCR pada penumpang kapal laut masih dilema karena harganya masih mahal.
Karena kata dia, walaupun harga reagent sudah turun tapi laboratorium RS masih menerapkan standar harga tinggi.
Hal itu sesuai keputusan Menkes untuk PCR seharga Rp 900 ribu.
“Masih tinggi, menyebabkan kita dilema dalam penerapan persyaratan pcr penumpang kapal laut,” ujarnya.
Kemudian salah satu cara adalah dengan melakukan swab acak terhadap penumpang kapal laut yang baru datang ke Kalbar. #