KALBARSATU.ID — Akhir-akhir ini Kota Pontianak marak prostitusi anak. Hal ini membuat resah masyarakat Kalimantan Barat khususnya masyarkat Kota Pontianak dan sekitarnya.
Melihat kondisi tersebut Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalbar angkat bicara soal itu.
Ketua PKC PMII Kalbar, Mu’ammar Kadafi menyayangkan atas kejadian yang menimpa anak-anak muda yang masuk lingkaran prostitusi, apalagi masih dibawah umur.
“Mau jadi apa generasi kita kedepannya,” ujar Kadafi, Sabtu 26 Desember kepada Kalbar Satu.
Kadafi mempertanyakan gelar yang di raih oleh Pemkot terkait Kota Layak Anak yang menyandang predikat KLA tingkat pertama selama tiga tahun berturut-turut.
“Pertanyaan besar kita sampai sejauh mana evaluasi penilaiannya atau memang tidak bisa untuk mempertahankannya,” kata Kadafi.
Pemkot harus peka jangan cuma bisa menggerebek, tanpa bisa memberikan solusi pembinaan yang jelas kepada anak tersebut.
“Karena menurut data yang kami peroleh bahwa anak yang digerebek hotel A, setelah 1 minggu digerebek lagi di hotel B, anaknya masih itu-itu saja,” ungkapnya.
Artinya, lanjut dia, tidak ada efek jera terkait penangkapan tersebut.
“Kami mendesak Pemkot segera membuat kebijakan yang kongkrit dan terukur agar jelas pembinaannya jangan bisanya hanya gerebek-gerebek,” imbuhnya.
Sebab kata Kadafi, sangat malu bila Kota Pontianak yang manyabet gelar kota layak anak (KLA) menjadi Kota Prostitusi Anak (KPA), gimana generasi kedepannya kalau sudah begini.
“Saya tegaskan agar DPRD segera memangil panggil Wali kota Pontianak untuk mempertanggungjawabkan Kota Pontianak sebagai Kota Layak Anak,” tutupnya.##