KALBAR SATU ID, BISNIS – Nilai tukar Dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah masih menunjukkan tekanan apresiasi terhadap USD hari ini. Menurut kurs pajak periode 1–7 Oktober 2025, kurs jual USD ke rupiah ditetapkan pada Rp 16.690,00 per dolar.
Melanjutkan tren pasar spot sebelumnya, rupiah pada perdagangan tanggal 1 Oktober lalu menutup di level Rp 16.635 per dolar, menguat sekitar 0,18% dibanding hari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun USD mengalami tekanan global, rupiah masih menghadapi tantangan dari kondisi eksternal dan permintaan USD dari aktivitas ekonomi.
Faktor Pendorong dan Tantangan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs hari ini antara lain:
Kebijakan Moneter Global Ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga The Fed tetap menjadi sorotan utama. Jika The Fed menunjukkan sinyal pengetatan, maka permintaan terhadap USD bisa meningkat dan menekan rupiah.
-
Intervensi Bank Indonesia BI telah menyatakan komitmennya untuk menggunakan seluruh instrumen yang tersedia untuk menjaga stabilitas rupiah.
-
Arus Modal dan Kepercayaan Investor Ketika investor global mencari keamanan, aliran modal cenderung masuk ke aset-aset berdenominasi USD, yang menambah tekanan pada mata uang lokal.
-
Arus Modal dan Kepercayaan Investor — Ketika investor global mencari keamanan, aliran modal cenderung masuk ke aset-aset berdenominasi USD, yang menambah tekanan pada mata uang lokal.
-
Performa Ekonomi Domestik — Posisi neraca berjalan, defisit perdagangan, serta penerimaan ekspor akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran dolar di pasar domestik.
Prospek dan Implikasi
Dengan kurs pajak di Rp 16.690 per dolar, pasar cenderung akan melihat gerak konsolidasi atau fluktuasi terbatas dalam kisaran sekitar Rp 16.600–Rp 16.800. Apabila tekanan eksternal makin kuat atau inflow modal melambat, rupiah berpotensi melemah lebih dalam.