Kurs Ringgit ke Rupiah Capai Rp3.950 pada 3 Oktober 2025, Pasar Tetap Waspada

Kurs ringgit ke Rupiah, Sumber Foto : Istimewa
Kurs ringgit ke Rupiah, Sumber Foto : Istimewa

KALBAR SATU ID, BISNIS – Per hari Jumat, 3 Oktober 2025, nilai tukar Ringgit Malaysia (MYR) terhadap Rupiah Indonesia (IDR) terpantau berada di sekitar Rp 3.950,‑ per satu Ringgit. Data historis dari layanan finansial mencatat bahwa kurs tersebut cenderung berada di angka Rp 3.950,58 untuk pasangan MYR/IDR pada awal Oktober 2025.

Dinamika Kurs dan Faktor Pemicu

Bacaan Lainnya

Walaupun tidak mengalami lonjakan ekstrem, kurs Ringgit vs Rupiah tetap menunjukkan fluktuasi mikro sepanjang pekan lalu, dipicu oleh beragam faktor eksternal dan domestik. Dalam rentang tanggal 1–2 Oktober 2025, kurs MYR/IDR tercatat berada di kisaran Rp 3.946,52 hingga 3.962,42.

Faktor‑faktor yang kemungkinan memengaruhi kondisi ini antara lain:

Persaingan yield antar negara
Bila instrumen keuangan di Malaysia memberikan imbal hasil yang menarik dibanding Indonesia, dana investasi bisa mengalir ke Ringgit, mendukung penguatannya.

Arus modal dan sentimen investor global
Ketidakpastian ekonomi dunia, kebijakan moneter AS, serta ekspektasi inflasi turut memengaruhi pergerakan aliran modal dari maupun ke negara berkembang seperti Indonesia dan Malaysia.

Stabilisasi dan intervensi bank sentral
Bank Indonesia kerap menggunakan instrumen moneter dan intervensi pasar untuk menjaga agar Rupiah tidak melemah tajam. Dalam konteks silang mata uang seperti Ringgit–Rupiah, stabilitas Rupiah turut dipengaruhi oleh kebijakan BI yang diterapkan untuk menghadapi tekanan eksternal.

Aktivitas impor-ekspor kedua negara, serta kebutuhan valuta asing (misalnya untuk pembayaran impor atau transaksi lintas negara), turut memicu pergerakan permintaan terhadap Ringgit ataupun Rupiah.

Implikasi bagi Masyarakat dan Pelaku Usaha

Bagi pekerja migran di Malaysia yang mengirimkan uang ke Indonesia, stabilnya kurs di kisaran Rp 3.950 memberi kepastian bahwa nilai kiriman relatif tidak tergerus secara drastis dalam jangka pendek.

Pelaku UMKM dan pedagang lintas negara perlu mempertimbangkan fluktuasi kurs saat menghitung harga jual impor barang dari Malaysia atau menentukan margin keuntungan.

Investor ritel maupun institusi yang berinvestasi dalam aset lintas negara perlu lebih aktif memantau perkembangan kurs, terutama jika mendirikan strategi hedging terhadap risiko valuta asing.

Ikuti GOOGLE NEWS atau Join Channel TELEGRAM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan