KALBARSATU.ID — Akademisi IAIN Pontianak, Dr. Zulkifli Abdillah, MA menyebut pelajar SMA dan Mahasiswa mudah dipengaruhi oleh gerakan paham radikalisme.
Menurutnya, itu karena faktor aspek psikologis usia dan masih dalam pencarian jati diri. Sehingga dalam pemahaman masih belum kokoh dan mudah tergoyahkan.
“Jika memahami agama juga mereka masih labil. Oleh karena itu usia ini perlu dibimbing, jangan kita jauhi, tapi rangkul dan berikan pemahaman yang benar tentang agama sehingga mereka tidak terbawa paham radikal,” katanya ketika menjadi pemateri pada dialog Publik tentang gerakan Radikalisme di tengah pandemi, yang digelar oleh PC PMII Kota Pontianak, Selasa 3 November 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga menilai upaya yang dilakukan oleh pemerintah sudah baik untuk membentengi spiritual bagi pelajar dan mahasiswa.
“Seperti di perguruan tinggi islam yang dilakukan kementerian agama yaitu membentuk pusat kajian atau pusat moderasi bergama disetiap perguruan tinggi islam terutama di negeri,” ujarnya.
“Ini bagian dari melakukan kajian kemudian memberikan edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat,” tambahnya.
Ia menyebutkan, upaya lain juga bisa dilakukan untuk memberikan pemahaman agar Mahasiswa tak mudah dipengaruhi oleh gerakan Radikalisme, seperti pada masa pengenalan kampus atau ospek.
“Di situ juga ada penanaman nilai-nilai agama, nasionalisme dan dosen juga diharapkan memberikan pemahaman yang benar,” jelasnya.
Ia mengatakan, radikalisme merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan perubahan secara cepat dengan cara kekerasan. Dalam artian kelompok radikal tidak mau menerima perbedaan pendapat.
“Sehingga tidak mau menerima pemahaman dari pihak lain. Paham radikal tidak mengakui perbedaan pendapat dan yang tidak sepaham dengan pendapatnya itu dianggap tidak benar, bid’ah dan kafir dan itu adalah awal radikalisme,” katanya.
Maka dikatakannya, itu harus ditangkal disimpatisan dan cegah dini yang terpenting.
Ia mencontohkan dari sulitnya menerima pemahaman dari orang sehingga dengan mudah menyalahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Hal itu sudah banyak terjadi diera digitalisasi saat ini, yang dengan mudah seseorang menyampaikan pendapat di media sosial.
“Mereka masuk dari berbagai cara dekat dengan media sosial, elektronik. Maka pesan yang masuk di media harus ditangkap,” tegasnya.(*)