Didi Darmadi Tekankan Kepemimpinan Moderat dan Kolaboratif

Didi Darmadi Tekankan Kepemimpinan Moderat dan Kolaboratif
Didi Darmadi Tekankan Kepemimpinan Moderat dan Kolaboratif. Foto/istimewa.

KALBAR SATU ID – Akademisi IAIN Pontianak, Didi Darmadi, S.Pd.I, M.Lett, M.Pd., menjadi pemateri kunci dalam kegiatan “Training Living Success 2″ yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) As-Salam IAIN Pontianak, bertempat di Masjid As-Salam Pal V, Sabtu (15/11/25). Kegiatan berlangsung untuk membekali peserta dengan wawasan kepemimpinan.

Didi Darmadi, yang juga Kabid Penelitian dan Pengkajian di FKPT Kalimantan Barat dan merupakan Alumni Taplai Lemhannas RI, membawakan materi dengan tema “Kepemimpinan Moderat, Inklusif, dan Kolaboratif”.

Bacaan Lainnya

Dalam paparannya, Didi menjelaskan tiga pilar utama kepemimpinan yang saling berkaitan untuk membangun sinergi.

“Tiga pilar itu adalah Moderat (Wasathiyah), Inklusif, dan Kolaboratif,” jelas Didi.

Ia merinci, pilar Moderat (Wasathiyah) adalah sikap mengambil jalan tengah, adil, proporsional, dan menghindari segala bentuk ekstremisme. Pilar Inklusif diartikan sebagai kemampuan menerima dan menghargai keragaman serta menciptakan rasa memiliki bagi semua anggota tim. Sementara pilar Kolaboratif (Sinergi) adalah upaya mendorong kerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar.

Didi Darmadi menekankan bahwa Wasathiyah merupakan fondasi utama untuk membangun sinergi.

“Jalan tengah mengutamakan prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam kepemimpinan, ini adalah fondasi untuk membangun sinergi,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengaitkan kepemimpinan wasathiyah dengan cerminan empat indikator moderasi beragama, yaitu Komitmen Kebangsaan: Pemimpin moderat menempatkan kepentingan bangsa dan amanat konstitusi di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Toleransi: Pemimpin yang inklusif tidak hanya menerima, tetapi aktif menghargai keragaman sebagai kekuatan dan menciptakan lingkungan yang aman secara psikologis.

Anti-Kekerasan: Pemimpin kolaboratif menolak cara-cara kekerasan, baik fisik maupun verbal. Sebaliknya, ia mengutamakan dialog, musyawarah, dan persuasi dalam menyelesaikan konflik.

Akomodatif Terhadap Budaya Lokal:

Pemimpin inklusif menghormati dan mengadopsi kearifan lokal (local wisdom). Ia tidak membenturkan ajaran agama dengan tradisi dan budaya yang telah mengakar.

Untuk mencapai sinergi, Didi juga membagikan beberapa strategi implementasi. Strategi tersebut meliputi penciptaan dialog terbuka, memastikan kebijakan yang inklusif, membentuk tim lintas-fungsi untuk inovasi kolaboratif, serta Keteladanan (Uswah), dimana pemimpin harus menjadi contoh nyata dari prinsip wasathiyah.

Kegiatan “Training Living Success 2” yang diinisiasi oleh LDK As-Salam IAIN Pontianak ini diharapkan dapat melahirkan pemimpin-pemimpin muda dan kader dai yang mampu menerapkan nilai-nilai moderasi, inklusivitas, dan kolaborasi dalam organisasi dan masyarakat.

Ikuti GOOGLE NEWS atau Join Channel TELEGRAM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan