Ita Nurcholifah Dorong Pemberdayaan Perempuan Berbasis Kearifan Lokal di Desa Parit Keladi

Dr Ita Nurcholifah Dosen IAIN Pontianak
Dr. Ita Nurcholifah, S.EI, MM, C.GMC, C.PS, seorang pakar manajemen menjadi narasumber utama dalam seminar "Pemberdayaan Masyarakat",- FOTO/istimewa.

KALBAR SATU ID, KUBU RAYA – Dr. Ita Nurcholifah, S.EI, MM, C.GMC, C.PS, seorang pakar manajemen menjadi narasumber utama dalam seminar “Pemberdayaan Masyarakat” yang diselenggarakan oleh Pengurus Ranting Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Desa Parit Keladi, Kecamatan Sungai Kakap.

Acara yang berlangsung di Madin Nurul Mubtadie’in pada Sabtu, 20 September 2025 yang dihadiri oleh anggota Fatayat NU dan para perempuan penggerak di desa setempat.

Bacaan Lainnya

Dalam seminarnya yang bertajuk “Manajemen Berbasis Kearifan Lokal: Perempuan sebagai Agen Penggerak Pengabdian Masyarakat”.

Dr. Ita Nurcholifah menekankan pentingnya memanfaatkan nilai-nilai dan tradisi lokal untuk memajukan ekonomi masyarakat.

“Manajemen berbasis kearifan lokal adalah cara mengelola kegiatan dengan memanfaatkan kebiasaan baik yang sudah ada, sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat,” jelasnya.

Baca juga: Hari Pelanggan Nasional: Momentum Emas Merajut Ulang Kepercayaan Konsumen di Kalimantan Barat

Dr. Ita sapaan akrabnya itu memaparkan bahwa perempuan memegang peran sentral sebagai agen perubahan. Menurutnya, perempuan dapat bertindak sebagai:

  1. Organizer: Menginisiasi dan membentuk kelompok-kelompok usaha.
  2. Penggerak: Memobilisasi warga melalui jaringan yang solid seperti PKK.
  3. Pengelola: Mengurus dan mengembangkan unit usaha perempuan.
  4. Penjaga Nilai Budaya: Melestarikan tradisi, terutama dalam pengolahan pangan lokal.

Potensi Lokal dan Program Peningkatan Kapasitas

Secara spesifik, Dr. Ita memetakan potensi lokal Desa Parit Keladi yang dapat dikembangkan, antara lain pertanian padi dan sayur, perikanan ikan dan udang, serta produk olahan seperti ikan asin, terasi, dan kerupuk ikan.

Baca juga: 20 Tahun Mengabdi, Kisah Inspirasi dan Dedikasi Ita untuk IAIN Pontianak

Selain itu, ia menyoroti potensi kerajinan tangan dari anyaman pandan dan rotan. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, Dr. Ita Nurcholifah mengusulkan sebuah program peningkatan kapasitas perempuan yang terstruktur dalam tiga tahapan:

  1. Pelatihan Keterampilan: Mencakup Dapur Ikan (olahan ikan dan udang), anyaman kreatif, dan digital skill untuk promosi online.
  2. Manajemen Usaha: Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), pelatihan branding, dan pameran produk lokal.
  3. Literasi Keuangan: Melalui Sekolah Keuangan Ibu-Ibu Desa, Koperasi Mini Perempuan, dan akses ke kredit mikro syariah.

Program ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan, seperti naiknya kelas produk lokal, meningkatnya kemandirian perempuan, serta ekonomi desa yang lebih kuat dan berdaya saing.

Baca juga: Fatayat NU Kalbar Gelar Pelatihan Publik Speaking: Strategi Komunikasi Efektif Untuk Perempuan

Dosen IAIN Pontianak menyimpulkan bahwa pemberdayaan perempuan yang berakar pada potensi lokal tidak hanya akan meningkatkan peran ekonomi mereka tetapi juga memperkuat kemandirian masyarakat secara keseluruhan.

“Dengan strategi yang tepat, perempuan mampu menjadi motor penggerak pembangunan berbasis kearifan lokal,” pungkas Dr. Ita Nurcholifah.

Ikuti GOOGLE NEWS atau Join Channel TELEGRAM

Pos terkait