PONTIANAK, KALBAR SATU – Cuaca ekstrem di wilayah beberapa hari terakhir, mengakibatkan kebakaran lahan (karhutla) terjadi di Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan sekitarnya.
Akibat karhutla tersebut, berdampak terhadap kabut asap yang mulai menyelimuti wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya di Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Mempawah.
Baca Juga: Jadwal Kapal Bukit Raya Maret 2022 Lengkap Termasuk Perjalan Surabaya – Pontianak
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian kabut asap tersebut, tak hanya mengganggu lalu lintas di jalan raya, tapi juga menggangu alur pelayaran di Sungai Kapuas, sehingga sejumlah Kapal Motor terpaksa menyandarkan kapalnya.
Kapal tersebut disandarkan untuk menunggu hingga jarak pandang lebih baik.
Disampaikan Jaiman, salah seorang kapten Kapal motor air yang baru-baru ini diketahui menyandarkan Kapalnya di daerah Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah.
Dikatakannya, pada pagi hari ini, jarak pandang di sungai hanya berkisar 50 meter, untuk itu dirinya memutuskan menyandarkan kapalnya sembari menunggu jarak pandang lebih baik.
Dia menyebut, Kabut asap yang mengurangi jarak pandang ini sudah terjadi 2 hari belakangan.
“Pada hari ini kabut asap lebih tebal. Kabut asap ini udah 2 hari, hari ini paling tebal, kalau gini kita bertambat tidak berani, karena jarak pandang terganggu,” katanya.
Sebaran Titik Api Karhutla di Kalbar
Sebelumnya, berdasarkan data Badan Meteorologi Klinatologi dan Geogisika, setidaknya terdapat 84 titik panas yang terjadi pada 27 Februari 2022.
Kemudian pada 28 Februari 2022 titik panas kembali meningkat. Khususnya di Kabupaten Kubu Raya. Hal itu berdasarkan pantauan jumlah titik panas di Kubu Raya saja sebanyak 15 titik.
Data hotspot tersebut Meningkat dari hari sebelumnya yang hanya tiga titik panas. Satu di antaranya berada di Gang Sampurna, Punggur Kecil, Kabupaten Kubu Raya, Senin 28 Februari 2022.
Salah satu lahan yang kebakaran perkebunan nanas milik warga. Bahkan Kebakaran lahan itu juga nyaris membakar lahan pemakaman warga setempat.
Berdasarkan informasi yang didapat, kebakaran lahan tersebut mulai terjadi beberapa hari terakhir.
Baca Juga : Satgas Penanganan COVID-19 Pontianak Sosialisasikan PPKM Level Tiga
“Di sini sudah langganan. Hampir tiap musim kemarau pasti kebakaran lahan,” kata seorang warga.
“Kami pun tidak tahu dari mana asalnya api. Tiba-tiba saja ada kabut asap?” katanya.
Kemudian, menurut pantauan Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak, sejumlah wilayah Kalimantan Barat lainnya juga terjadi peningkatan jumlah titik panas, yaitu di Sanggau, Landak, Mempawah, Ketapang dan Bengkayang.
Baca juga: Wako Pontianak Akui Tak Pernah Keluarkan Pernyataan Dukung Menag Terkait Aturan Adzan
Melalui perkirakan sementara, potensi sangat mudah terjadi kebakaran hutan dan lahan masih akan berlangsung hingga 1 maret 2022.
Mengingat hujan juga diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kalimantan Barat mulai 1 Maret 2022 dengan intensitas dominan ringan dan tidak merata.
Baca juga: GMNI Sintang Bantu Korban Kebakaran di Desa Sungai Segak Sepauk
Untuk hujan intensitas sedang hingga lebat di sebagian besar wilayah Kalbar akan terjadi mulai 4 Maret 2022.
“Dengan kondisi itu, perlunya peningkatan kewaspadaan menghadapi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, setidaknya hingga 4 maret 2022,” ujar Septikasari.
Baca Juga : LDII Kalbar Tanam Lima Ribu Pohon di Lahan Bekas Kebakaran
Septikasari mengatakan, tanggal 4 hingga 7 Maret 2022 diprakirakan kondisi cuaca di Kalimantan Barat dominan terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat.
Kemudian katanya, pada periode tersebut perlunya mewaspadai hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
“Pada periode 4 hingga 7 matet 2022 tersebut diprakirakan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan dalam kategori aman,” tuturnya.