PONTIANAK, KALBAR SATU – Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) IAIN Pontianak Forum kerukunan Umat Beragama (FKUB) sukseskan dialog yang bertema ‘Kerukunan Ummat Beragama Di Kota Pontianak’.
Kegiatan yang digelar pada hari Sabtu (09/10) ini dihadiri langsung Tokoh Agama FKUB Beserta Mahasiswa IAIN Pontianak.
Ketua panitia kegiatan, Zainal Arifin mengucapkan terima kasih mengajak kepada semua peserta dialog untuk mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan menjadikan kegiatan ini sebuah motivasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hal ini agar kota Pontianak menjadi kota yang toleransi,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua FKUB Kh.Dr. Abdul Syukur mengatakatan bahwa FKUB hanya memilki rumah akan tetapi tidak memiliki pondok, jadi inilah apa adanya.
Sementara materi pertama, Pandita Liliyana, SE.MM Perwakilan dari Agama Budha mengatakan bahwa kota Pontianak adalah Kota yang sangat Beragam dilihat dari Agama dan budayanya.
Baca Juga: Link Download Logo HUT Ke 250 Kota Pontianak, Tagline #Pontianak Maju dan Tangguh
Baca Juga: IPNU Kota Pontianak Harus Lakukan Tindakan Nyata
“Kota Pontianak Kota yang damai. Anak muda sekarang Interaksinya lebih Bagus dalam memahami antara Suku Agama,dan berbagai budaya dibanding zaman kita dahulunya,” sebutnya.
Sedangkan pemateri kedua, Hadryantus Mentili.S.E Perwakilan dari Agama Katholik menyampaikan, Tuhan itu maha pengasih lagi maha penyayang, Tuhan memberi kebebasan kepada seseorang untuk berbuat baik atau berbuat jahat, mau menyembah dia Atau menyembah yang lain.
“Tuhan saja memberikan kemerdekaan kepada makhluknya maka kita sebagai makhluknya jangan mengganti Dia sebagai tuhan menjadi yang lainnya,” katanya.
Pemateri ketiga Iwayan Sudiana Perwakilan dari Agama Hindu mengatakan, ada tiga hubungan yang tidak bisa dipisahkan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan Alam sekitar.
“Yakin dan percaya adanya Akmal atau ruh.Tuhan sangat sayang sama manusia akan tetapi banyak manusia yang tidak menyayangi Tuhan banyak yang mengatasnamakan Tuhan demi kepentingan pribadinya,” katanya.
Pemateri ke Empat,Pendeta Max Torendek,S.Th perwakilan Agama Kristen mengatakan bahwa FKUB adalah sebuah forum yang akan memberikan pemahaman di dalam kebersamaan.
“Agama boleh diforumkan tetapi Tuhan tidak boleh diforumkan ,karna kalau di forumkan akan terjadi kekacauan karena Tuhan adalah ruh,” sebutnya.
Pemateri ke lima Tjhin Djie Sen Perwakilan Agama Khong Khucu mengatakan, tentunya kita sama-sama mengetahui bahwa agama khonghuchu Agama yang paling bungsu di Indonesia.
“Agama khonghuchu sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu namun kegiatan keagamaan Khonghuchu dibatasi pemerintah. Namun pada zaman nya pak gusdur khonghuchu di akui secara resmi.Kota Pontianak kota yang majemuk,kerukunan ummat beragama harus kita lestarikan dan kita jaga secara Bersama,” tuturnya.
Pemateri ke enam Drs.Slamet Riyanto ,M.Pd Perwakilan Agama Islam menyampaikan, bahwa kita memang diciptakan oleh Tuhan yang maha Esa dengan latar belakang yang berbeda-beda. Hal itu menurutnya ber tujuan untuk saling mengenal sehingga akan dibuktikan siapa yang paling baik.
“Sebaik baik kamu adalah yang memberi manfaat kepada sesama, oleh karena itu kepada pemuda bangsa agar senantiasa menjaga kerukunan antar Agama,kerukunan antar suku dan jagalah toleransi karena kalau terwujud akan menjadi suatu ketentraman,” ucapnya.
Kontributor : Soliha
Media Rujukan satunus.id