Daerah

Oknum Polisi diduga lakukan Kekerasan ke Peserta Aksi, BEM Fisip Untan Tuntut Polda Kalbar

×

Oknum Polisi diduga lakukan Kekerasan ke Peserta Aksi, BEM Fisip Untan Tuntut Polda Kalbar

Sebarkan artikel ini
Winda, salah satu peserta mahasiswa menjadi korban saat aksi tolak UU Cipta Kerja/IST
Winda, salah satu peserta mahasiswa menjadi korban saat aksi tolak UU Cipta Kerja/IST

KALBARSATU.ID — BEM Fisip Untan Pontianak menuntut Polda Kalbar memberikan sanksi tegas kepada oknum anggotanya, yang melakukan kekerasan kepada peserta aksi.

“Keadilan harus ditegak tanpa pandang bulu, sehingga tidak ada yang ada namanya seorang yang kebal hukum, sekalipun dia ada penegak hukum,” kata Pelaksana tugas (Plt) Presiden Mahasiswa BEM Fisip Untan, Muhammad Budi Alfarizi.

Tuntutan bukan tanpa alasan, sebab lima orang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura (Fisip Untan) Pontianak, dikabarkan jadi korban kekerasan aparat.

Kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum aparat itu terjadi saat aksi menolak Undang-undang Omnibus Law, di bundaran Digulis, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Pontianak Selatan, pada Rabu 28 Oktober lalu.

Selain itu, salah satu Mahasiswa Fisip Untan yang menjadi korban tindakan kekerasan, yang diduga dilakukan oknum polisi saat pengamanan adalah Winda Darmawan.

Dirinya mengalami luka-luka karena tindak kekerasan aparat kepolisian yang mengamankan aksi demontrasi.

Kronologis

Winda menceritakan, awalnya dia berniat membantu temannya yang tertangkap, ketika terjadi kericuhan antara peserta aksi dan aparat kepolisian.

“Saat itulah dirinya langsung mendapat tindakan kasar dari aparat yang tidak menggunakan seragam,” terangnya.

Disebutkannya, terdapat polisi tidak pakai seragam datang langsung nendang saya sampai jatuh. Terus saya ditarik ke kerumunan polisi, disitu saya dipukul, sampai saya hampir tak sadarkan diri.

“Pada saat posisinya hampir tidak sadarkan diri, dia masih mendapat perlakuan tidak mengenakan, seperti dimaki dan dilempar pakai botol,” ungkapnya.

“Ada enam sampai tujuh orang orang polisi tidak berseragam maupun berseragam memukul saya,” imbuhnya.

Dalam kondisi setengah sadar, tambah Winda, dia mendapat bantuan dari satu peserta aksi dan beberapa tim medis. Bahkan rekan Winda yang menolong sempat mendapat perlakuan sama dari pihak kepolisian.

“Kawan saya yang datang dihalangi untuk membantu. Beruntung saya berhasil dibawa sampai samping sekretariat,” terangnya.

Bahkan kata Winda, Kawan dan tim medis satu orang yang membantunya juga dipukul.(rls)