KALBAR SATU ID – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak memberikan pelatihan kemandirian ekonomi sekaligus praktek mengelola pertanian padi secara berkelanjutan. Pelatihan dan praktek pemberdayaan ini diberikan kepada Kelompok Tani Abdi Tani di Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Ida Ayu Suci, S.Pd., M.Si mengatakan, tim pelaksana PKM ini merupakan gabungan dari dosen UPB dan Politeknik Negeri Pontianak.
Anggota tim dari PKM ini yaitu Muliani, SP., M.Si (POLNEP) dan Hardi Dominikus Bancin, SP., MP (UPB) serta melibatkan beberapa mahasiswa dari UPB. Program PKM ini termasuk dalam kelompok Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun Pendanaan 2025.
“Program PKM ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok Tani Abdi Tani melalui teknologi asap cair, co- compost biochar, dan pupuk biosilika untuk kemandirian pangan dan ekonomi berkelanjutan,”ujarnya.
Perwakilan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPB Pontianak, Dr. Siswadi menerangkan, pembuatan kompos organik ini sebagai suplemen tanaman berkelanjutan dan lebih sehat.
“PKM merupakan wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan setiap tahun oleh dosen dan saat ini Desa Sungai Itik terpilih sebagai tempat mengaplikasikan ilmu dari Perguruan Tinggi ke Masyarakat. Harapan kami ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan nantinya bisa membuatnya secara mandiri,” ucapnya.
Ketua Tim PKM Ida Ayu Suci menerangkan, para petani yang tergabung dalam kelompok tani Abdi Tani diberikan pelatihan pembuatan asap cair dan biochar dari limbah sekam padi menggunakan teknologi pirolisis, kemudian pembuatan co-compost biochar yang dihasilkan dari biochar yang dicampur dengan kompos. Selanjutnya, petani juga diajarkan cara pembuatan pupuk biosilika dari abu sekam padi.
“Jadi semua bahan berbasis limbah sekam padi,” ujar Ida Ayu Suci, usai memberikan pelatihan sekaligus praktek kepada petani, Kamis (18/9/2025).
Selain diajarkan tata cara pembuatan pestisida dan pupuk organik, para petani juga diajarkan tentang tata cara menggunakan pestisida dan pupuk organik yang dibuat untuk diterapkan pada tanaman padi di demplot yang sudah tersedia di lahan petani. Mereka secara bersama-sama melakukan praktek penggunaan asap cair, biochar, co-compost biochar dan pupuk biosilika.
“Kami juga memberikan pelatihan packing, branding hingga cara promosi terhadap produk ini. Kami berharap produk asap cair, biochar, co-compost biochar dan pupuk biosilika ini dapat distribusikan dan dikomersialkan, baik secara offline maupun online untuk menambah kemandirian ekonomi petani,” ungkap Ida Ayu Suci.
Tim Pelaksana PKM, Hardi Dominikus Bancin, menegaskan pentingnya branding produk untuk meningkatkan harga jual sekaligus memperkuat citra Abdi Tani sebagai produsen.
Sementara itu, Tim Pelaksana PKM lainnya, Muliani, mengungkapkan bahwa penggunaan pupuk organik mampu menekan biaya pertanian hingga 30 persen serta menjaga kesuburan tanah tetap stabil.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sungai Itik, Yupinaristi Indriani berharap melalui kegiatan ini hasilnya benar-benar dirasakan serta meningkatkan kemandirian petani, tidak hanya berhasil di sektor pertanian tetapi para petani juga dapat memiliki penghasilan tambahan.
“Kami harap manfaat yang dirasakan oleh petani dapat meningkatkan hasil panen mereka, begitu juga penguatan kemandirian ekonomi petani ikut terbantu,” ucapnya.
Ketua Kelompok Tani Abdi Tani Sungai Itik, Bawadi Ahmad Nur menerangkan, dengan pengenalan dan pembuatan teknologi yang diajarkan membantu para petani dalam mengelola lahan dan pertanian lebih baik.
“Kami berterima kasih karena dengan adanya pelatihan seperti ini dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mana kita tahu, bahwa pupuk kimia cukup mahal. Sehingga dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk organik ini nantinya bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia,” ujar Pak Lopo sapaan akrabnya.
Program ini mendapat sambutan hangat dari Kelompok Tani Abdi Tani. Ke depan, pupuk dan pestisida organik yang telah dibuat ini tidak hanya dimanfaatkan pada tanaman padi, tetapi juga diaplikasikan pada tanaman hortikultura.
Melalui praktik langsung ke lapangan diharapkan mampu meningkatkan hasil panen sekaligus mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.