95 Tahun Sumpah Pemuda, GMNI: Nepotisme Ancam Masa Depan Pemuda

- Editor

Selasa, 31 Oktober 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna. Putra Aldino.

i

Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna. Putra Aldino.

Kalbar Satu, Jakarta – Peringatan Hari Sumpah Pemuda digelar setiap tahun untuk mengenang peristiwa penting bagi bangsa Indonesia yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Hari itu, para pemuda dengan beragam latar belakang organisasi mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda.

Fondasi utama dari Sumpah Pemuda adalah kesetaraan dan inklusivitas. Bahwa siapapun anak bangsa dari latar belakang suku, ras, agama dan kelas sosial punya kesempatan yang sama dan adil dengan semangat persatuan dan persaudaraan dalam bingkai Indonesia Merdeka.

Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino, menilai ancaman pemuda hari ini adalah nepotisme yang semakin merebak di segala bidang kehidupan. Menurut Arjuna, nepotisme menghambat potensi anak muda untuk berkembang, melahirkan kompetisi yang tidak sehat dan menciptakan perlakuan yang tidak adil yang bisa merusak performa kinerja negara dalam jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca juga: Dukung Capres, Ketua DPD Kalbar: Imanuel Cs Lecehkan Marwah Organisasi GMNI

“Nepotisme adalah ancaman kita hari ini. Menghambat potensi anak bangsa untuk maju dan berkembang. Nepotisme menciptakan kondisi yang tidak adil dan tidak setara. Sangat bertentangan dengan spirit sumpah pemuda,” ujar Arjuna.

Nepotisme itu pada hakikatnya adalah mendahulukan dan membukakan peluang bagi keluarga atau kerabat untuk mendapatkan fasilitas dan kedudukan pada posisi yang berkaitan dengan jabatan publik, tanpa mengindahkan peraturan dan etika publik yang berlaku dan, sehingga menutup peluang bagi orang lain.

Hasil dari riset-riset menunjukkan bahwa nepotisme menghasilkan keputusan yang tidak berimbang, perlakukan tidak adil dan merusak kinerja institusi negara dalam jangka panjang. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa nepotisme menyebabkan kehilangan motivasi, kepercayaan diri, keterasingan, menyingkirkan warga negara yang memiliki keterampilan yang tinggi, dan membatasi persaingan dan menghambat inovasi.

“Nepotisme menutup peluang anak muda yang memiliki kompetensi dan karya inovasi untuk meraih mimpi dan membangun masa depannya. Semua ini dikalahkan oleh hubungan kekerabatan yang sempit yang hanya menguntungkan anggota keluarganya,” tambah Arjuna.

Nepotisme yang akut dapat menciptakan dinasti politik, yang dalam perkembangannya akan menciptakan kroniisme. Sehingga konsekuensi dari dampak nepotisme melemahkan fondasi organisasi yang pada akhirnya akan berdampak pada pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Maka nepotisme menciptakan ketidaksetaraan dan diskriminasi semakin meluas yang akan merongrong pembangunan ekonomi.

“Jika dalam kandidasi kepemimpinan nasional masih kental praktik mengistimewakan orang tertentu, yang didasarkan pada preferensi pribadi atas ikatan darah dan hubungan kekeluargaan. Akibatnya persaingan dalam kontestasi politik biasanya hanyalah suguhan drama yang sudah didesain oleh sejumlah elite untuk mengamankan jaringan politik dan bisnis mereka,” jelas Arjuna.

Baca juga: Ketua GMNI Kalbar: Tangkap dan Adili Keberutalan Oknum Polres Seruan dan Polda Kalteng

Sehingga menurut Arjuna, Nepotisme jika dibiarkan akan berdampak sistemik yang bisa mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara, menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Nepotisme juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara. 

“Nepotisme dapat dikatakan sebagai tindakan extraordinary crime. Karena lebih mengutamakan kepentingan keluarga daripada kepentingan bangsa dan negara. Itu tindakan yang sangat jahat dan culas, mengorbankan kepentingan bangsa dan negara hanya untuk kepentingan keluarganya,” tutur Arjuna.

Untuk itu, Arjuna menyerukan bagi semua anak muda, anak bangsa untuk berada di garda depan melawan nepotisme. Karena nepotisme mengubur mimpi dan masa depan anak-anak bangsa serta membawa bangsa Indonesia ke dalam masa kegelapan. Maka semua anak bangsa harus melawan nepotisme.

“Nepotisme mengubur masa depan dan mimpi anak bangsa. Membawa Indonesia masuk ke dalam masa kegelapan. Nepotisme adalah residu pemerintahan patrimonial zaman baheula yang harus dilawan!,” tutup Arjuna.

Berita Terkait

Presiden Prabowo Umumkan Kebijakan Kewajiban Penyimpanan DHE SDA di Dalam Negeri
Festival Imlek Asian, GP Ansor Luncurkan Chinese Learning Center dan Positif Game Ecosystem
Rais Aam PBNU KH Miftahul: NU Miniatur Islam Dengan Dakwah Santun dan Merangkul
Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Transformasi Indonesia
KH Miftachul Akhyar: Pondok Pesantren Benteng Pendidikan Agama Generasi Bangsa
Wapres Gibran Hadiri Festival Cap Go Meh di Kota Singkawang
Polri Telah Menemukan Mayat di Bacan Timur, Diduga Awak Media yang Hilang Saat Insiden Speedboat Basarnas
Polri Kembali Tangkap Pelaku Baru Video Deepfake yang Catut Nama Pejabat Negara

Berita Terkait

Senin, 17 Februari 2025 - 15:00 WIB

Presiden Prabowo Umumkan Kebijakan Kewajiban Penyimpanan DHE SDA di Dalam Negeri

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:58 WIB

Festival Imlek Asian, GP Ansor Luncurkan Chinese Learning Center dan Positif Game Ecosystem

Jumat, 14 Februari 2025 - 21:47 WIB

Rais Aam PBNU KH Miftahul: NU Miniatur Islam Dengan Dakwah Santun dan Merangkul

Jumat, 14 Februari 2025 - 13:27 WIB

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Transformasi Indonesia

Kamis, 13 Februari 2025 - 17:36 WIB

KH Miftachul Akhyar: Pondok Pesantren Benteng Pendidikan Agama Generasi Bangsa

Berita Terbaru