KALBAR SATU – Baru-baru ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan telah menganalisis penyebab banjir yang terjadi di Kalimantan Barat.
Adapun Analisis dilakukan dari aspek curah hujan, bentangan alam dan penggunaan lahan untuk bisa melakukan intervensi.
Baca Juga: Sebanyak 43.007 Jiwa di Kapuas Hulu Terdampak Banjir
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dari analisis tersebut KLHK dapat sedikit melakukan intervensi dari sisi pengelolaan lahan, dengan menemukan titik-titik yang banjir dan bisa diintervensi,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung KLHK, Helmi Basalamah, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI, Senin 22 November 2021 dikutip dari Tempo.co.
Lebih lanjut, Helmi berjanji, dalam waktu dekat tim dari KLHK sudah akan ada di lapangan guna melihat langsung titik yang dapat diintervensi tersebut.
Baca Juga: Bakti BCA Salurkan Donasi Kemanusiaan Bagi Korban Banjir di Kalimantan
Selain itu, dirinya juga menyebutkan, sebagai langkah penyelesaian paling efektif dalam waktu dekat baik menyangkut aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kata Helmi, banjir dari luapan Sungai Kapuas terjadi di daerah-daerah cekungan dari sungai yang berkelok.
Kata dia, Terkait areal terdampak, memang berada pada sempadan sungai yang merupakan rawa belakang atau back swamp.
Sebagai catatan untuk curah hujan lebat sejak akhir Oktober sampai awal November 2021.
Baca Juga: Paguyuban Seni PJKB Komunitas Ambulance Kalbar Galang Donasi Korban Banjir
Adapun secara kumulatif, curah hujan terukur sebesar 294 milimeter menghasilkan debit banjir sebesar 15.877,12 meter kubik per detik, melebihi kapasitas tampung sungai sebesar 12.279,80 m3 per detik.